Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti di Lab Wuhan Diduga Abaikan Perlindungan

Kompas.com - 29/05/2021, 18:18 WIB
Tito Hilmawan Reditya,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

BEIJING, KOMPAS.com - Laporan terbaru Taiwan News menyebut, para peneliti yang bekerja di laboratorium China, dicurigai sebagai tempat pertama wabah corona berasal, selama ini bekerja tanpa perlindungan maksimal.

Dilansir New York Post (28/5/2021), para peneliti ini sempat digigit kelelawar, hewan yang kemungkinan jadi penyebab utama infeksi Covid-19, pada 2017 lalu.

Video para peneliti di Institut Virologi Wuhan (WIV) yang tangannya digigit kelelawar sampai berdarah ini juga sempat beredar ke publik pada 29 Desember 2017.

Video itu dinilai bisa jadi bukti bahwa para peneliti China bekerja tanpa prosedur keamanan yang ketat, seperti membiasakan memakai masker dan sarung tangan. Apalagi, selain meneliti hewan yang dianggap berbahaya, mereka juga mengkaji kotorannya.

Baca juga: Media China Sebut Menlu AS Gila, soal Tudingan Covid-19 Berasal dari Lab China

Keselamatan yang disepelekan akhirnya membuat para peneliti ini tergigit kelelawar. Injeksi virus corona untuk pertama kali, salah satunya kemungkinan dianggap akibat kecerobohan ini.

Meski begitu, masih dalam laporan Taiwan News, Shi Zhengli, pemimpin laboratorium yang dikenal kejam dan dijuluki "wanita kelelawar", membantah bahwa timnya melakukan kecerobohan.

Menurutnya, pekerjaan para peneliti yang meneliti kelelawar, tidak seberbahaya yang dipikirkan. Bahkan meskipun mereka sempat tergigit dan berdarah.

“Kemungkinan menginfeksi manusia secara langsung sangat kecil,” tulis Zhengli.

"Dalam kebanyakan kasus penelitian, memang hanya perlindungan biasa yang akan digunakan," tambahnya, menepis tuduhan bahwa penelitiannya amat berisiko.

Baca juga: AS Apungkan Lagi Teori Asal Covid-19 dari Lab Wuhan

Sementara itu, terkait penyelidikan lebih lanjut, Presiden AS Joe Biden telah memerintahkan agen mata-mata AS untuk melakukan penyelidikan laboratorium China selama 90 hari.

Ini melanjutkan kecurigaan Donald Trump, mantan presiden AS yang sudah menuduh laboratorium China sebagai asal muasal wabah selama setahun terakhir.

Biden pun akhirnya fokus pada laboratorium itu setelah adanya laporan intelijen AS yang berisi kekhawatiran atas tiga peneliti China yang sakit karena penyakit misterius.

Laporan ini dirilis November 2019, tepat sebelum kasus Covid-19 pertama di dunia resmi dicatat.

Baca juga: Update Corona 29 Mei 2021: Stok Langka, 20 Warga India Diberi Dua Merek Vaksin Berbeda

Di sisi lain, dilansir BBC, Kementerian Luar Negeri China justru mengecam upaya penyelidikan AS. Menurutnya, AS sengaja melakukan "manipulasi politik dan mengalihkan kesalahan".

Kemenlu China dengan tegas menepis adanya keterkaitan antara Covid-19 dan laboratorium penelitian virusnya di Wuhan.

Kecaman China menguat pasca Biden mengerahkan badan-badan intelijen untuk menyelidiki asal-usul Covid-19.

Biden ingin menjawab satu pertanyaan penting yang belum menemukan titik terangnya hingga detik ini: Apakah virus Covid-19 muncul dari hewan ke manusia, ataukah dari kebocoran laboratorium China.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Global
[UNIK GLOBAL] Viral Pria India Nikahi Ibu Mertua | Galon Air Jadi Simbol Baru Protes Pro-Palestina

[UNIK GLOBAL] Viral Pria India Nikahi Ibu Mertua | Galon Air Jadi Simbol Baru Protes Pro-Palestina

Global
Rusia Jatuhkan 4 Rudal Jarak Jauh ATACMS Buatan AS yang Ditembakkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 4 Rudal Jarak Jauh ATACMS Buatan AS yang Ditembakkan Ukraina

Global
Kelompok Bersenjata di Gaza Rampok Bank Palestina Rp 1,12 Triliun

Kelompok Bersenjata di Gaza Rampok Bank Palestina Rp 1,12 Triliun

Global
Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Dilanjutkan di Mesir

Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Dilanjutkan di Mesir

Global
Penembakan di Dekat Paris, 1 Tewas dan Melukai 6 Orang

Penembakan di Dekat Paris, 1 Tewas dan Melukai 6 Orang

Global
Populasi Menurun, Nyaris 4 Juta Rumah Kosong di Jepang

Populasi Menurun, Nyaris 4 Juta Rumah Kosong di Jepang

Global
Zebra Kabur di Jalan Raya AS, Penunggang Rodeo Datang Menyelamatkan

Zebra Kabur di Jalan Raya AS, Penunggang Rodeo Datang Menyelamatkan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com