Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga New York Abadikan Super Blood Moon Bersinar di Atas Liberty hingga WTC

Kompas.com - 26/05/2021, 17:42 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Daily Mail

NEW YORK, KOMPAS.com - Foto-foto menakjubkan menunjukkan Super Blood Moon raksasa bersinar di atas Kota New York Amerika Serikat, selama orbit tahunan terdekatnya ke bumi.

Wilayah West Coast AS juga sudah menikmati pemandangan gerhana bulan yang luar biasa.

Bulan tampak besar dan merah di langit malam di atas Manhattan saat peristiwa Super Moon bertepatan dengan gerhana bulan pada Selasa malam (25/5/2021) melansir Daily Mail.

Gary Hershorn, jurnalis dan editor foto kontributor Getty Images berbagi hasil jepretannya di akun media sosial @GaryHershorn dari berbagai sisi di kota domisilinya. 

Dia berhasil mengabadikan bulan yang bersinar di atas One World Trade Center (WTC) dan Empire State Building hingga Patung Liberty.

Baca juga: Gerhana Bulan Total, Kenapa Berwarna Merah dan Disebut Super Blood Moon?

Bulan berada pada titik terdekat dalam orbitnya dengan Bumi, muncul hingga 17 persen lebih besar, dan 30 persen lebih terang dari bulan paling redup tahun ini, menurut NASA.

Fenomena yang disebut Super Moon ini terjadi ketika fase bulan purnama terjadi pada titik tertentu dalam orbit 27 hari mengelilingi Bumi, yang dikenal sebagai “perigee.” Jarak bulan dari planet Bumi ketika itu hanya 226.000 mil.

NASA mencatat bahwa 'Super Moon' bukanlah istilah astronomi resmi tetapi biasanya menggambarkan bulan purnama yang datang dalam setidaknya 90 persen dari perigee.

Akun Twitter NASA yang didedikasikan khusus untuk informasi tentang bulan, mencatat bahwa jaraknya hanya 28 diameter Bumi, dari 30 diameter dalam jarak umumnya.

Baca juga: Gerhana Bulan Total Petang Ini, Berikut Waktu Puncak dan Lokasi yang Bisa Menyaksikan

Peristiwa Super Moon yang bertepatan dengan gerhana bulan total kali ini merupakan yang pertama dalam lebih dari dua tahun.

Fenomena ini membuat bulan bersinar merah selama 14 menit, sebuah peristiwa yang dikenal sebagai "Blood Moon".

Gerhana bulan total terjadi ketika Bumi berada di antara bulan dan matahari, dan bulan berada di bagian dalam bayangan Bumi, yang dikenal sebagai umbra.

Cahaya yang melewati atmosfer bumi menyebabkan bulan tampak lebih merah dan oranye tergantung pada seberapa banyak debu atau awan di atmosfer bumi.

“Gerhana bulan kadang-kadang disebut "Blood Moon", tetapi sumber sebenarnya dari warna merah (yang dihasilkan) cukup lembut. Cahayanya dibiaskan melalui matahari yang terbit dan terbenam di Bumi,” terang NASA dalam unggahannya di Facebook.

Fenomena langit langka ini juga dikenal sebagai "Flower Moon", atau ketika bulan purnama bertepatan dengan mekarnya bunga di bulan Mei, menurut The Old Farmer's Almanac.

Gerhana bulan total berikutnya akan terjadi pada 15-16 Mei 2022, menjadikannya “Flower Blood Moon”.

Baca juga: Gerhana Bulan Total, Berikut Ini Link Streaming dan Waktu Puncaknya

Gerhana terjadi pada dini pada Rabu (26/5/2021) di Amerika Utara bagian barat. Orang-orang di Alaska dan Hawaii mendapatkan pemandangan terbaik.

Fenomena ini juga bisa dilihat di Chile selatan dan Argentina.

Sedankan "skygazer" di seluruh Australia dan Selandia Baru serta sebagian Asia Tenggara dapat melihat gerhana pada Rabu malam (26/5/2021).

Ahli astrofisika Universitas Nasional Australia Brad Tucker mengatakan bayangan itu menciptakan cahaya merah jingga yang menakjubkan, yang terlihat seperti matahari terbit atau terbenam dengan fenomena yang terjadi setiap lima tahun atau lebih.

“Kami mendapatkan dua hal keren dan berbeda yang terjadi dengan bulan purnama yang sama,'' katanya kepada AAP.

"Tidak sering terjadi untuk mendapatkan kombinasi ini ... jadi ini pasti pemandangan yang istimewa dan tidak ingin Anda lewatkan," kata Tucker.

“Saat bulan dengan sempurna berada di tengah bayangan bumi, ia mengenai cahaya merah jingga ini. Jadi selama puncak gerhana bulan total, Anda melihat matahari terbit dan terbenam menerangi bulan.”

Baca juga: 3 Jenis Gerhana dalam Tata Surya: Matahari, Bulan, Bintang

Meskipun akan terlihat dari beberapa bagian Amerika, Tucker mengatakan orang Australia akan memiliki salah satu waktu menonton terbaik dan ternyaman.

"Ini mungkin bagian paling langka dari bulan ini, yang terjadi di sore hari dan bukan waktu astronomi normal yang absurd di tengah malam."

“Anda tidak memerlukan peralatan khusus ... Anda hanya perlu mata Anda, karena Anda dapat melihat warna dan detail bulan yang indah.”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com