Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Kembali Bekukan Aset 13 Pejabat Militer Myanmar Melalui Sanksi Pemerintah

Kompas.com - 18/05/2021, 06:42 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Newsweek

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Tiga belas anggota senior militer Myanmar dimasukkan dalam daftar hitam keuangan oleh AS pada Senin (17/5/2021).

Kebijakan itu dilakukan terkait dengan tindakan brutal mereka terhadap warga sipil Myanmar, setelah kudeta Februari negara itu.

Baca juga: Perang Sipil dan Militer Myanmar Pecah di Mindat, Total 750 Tewas Sejak Kudeta

Newsweek melaporkan, bahwa Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri Departemen Keuangan AS mengumumkan secara total, mereka menjatuhkan sanksi pada total 16 orang.

Tetapi, tiga di antara orang tersebut dalah anak-anak dewasa dari tiga pejabat militer senior yang sebelumnya sudah mendapat sanksi oleh AS.

Dewan Administrasi Negara Myanmar yang baru dibentuk juga berada di bawah sanksi.

Sanksi ini secara otomatis membekukan aset dari senior militer Myanmar yang masuk dalam yurisdiksi AS. Mereka juga dilarang berada melakukan transaksi keuangan dengan pihak terdaftar dalam yurisdiksi AS.

Tiga belas anggota senior dalam daftar itu adalah bagian dari upaya militer untuk menekan oposisi, yang telah menewaskan ratusan orang, termasuk anak-anak, sejak Februari.

Departemen Keuangan AS mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa sanksi baru dijatuhkan kepada militer Myanmar bertanggung jawab atas serangan mematikan terhadap warga sipil.

Sanksi ditujukan kepada Dewan Administrasi Negara (Myanmar), yang telah dibentuk oleh angkatan bersenjata, "untuk mendukung penggulingan kekuasaan yang melanggar hukum dari pemerintah sipil yang dipilih secara demokratis."

Di dalamnya termasuk empat anggota dewan serta anggota senior junta militer, gubernur bank sentral, da menteri kerja sama internasional dan menteri perdagangan.

Baca juga: Kontestan Miss Universe dari Myanmar: Rakyat Kami Ditembak Militer Setiap Hari

Militer pada 1 Februari menangkap Aung San Suu Kyi, yang partai Liga Nasional Demokrasi-nya menang telak dalam pemilihan umum 8 November. Mereka seharusnya mendapatkan masa jabatan lima tahun kedua di pemerintahan.

AS telah memberlakukan beberapa putaran sanksi sebagai tanggapan atas kudeta ini.

Militer Myanmar, yang menjalankan negara yang juga dikenal sebagai Burma selama lebih dari 50 tahun hingga 2015, kemudian mencegah anggota parlemen terpilih untuk mengadakan sesi baru Parlemen.

Junta menyatakan keadaan darurat dan mengklaim akan menjalankan negara itu sampai pemilihan baru diadakan.

Pasukan keamanan telah menewaskan ratusan orang, termasuk para pengamat, dalam upaya untuk menekan protes dan oposisi.

Baca juga: Perusahaan Global yang Sewa Kantor di Tanah Milik Militer Myanmar Berniat Pindah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Global
Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Global
[UNIK GLOBAL] Viral Pria India Nikahi Ibu Mertua | Galon Air Jadi Simbol Baru Protes Pro-Palestina

[UNIK GLOBAL] Viral Pria India Nikahi Ibu Mertua | Galon Air Jadi Simbol Baru Protes Pro-Palestina

Global
Rusia Jatuhkan 4 Rudal Jarak Jauh ATACMS Buatan AS yang Ditembakkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 4 Rudal Jarak Jauh ATACMS Buatan AS yang Ditembakkan Ukraina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com