Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Mayat Ditemukan Terkubur Seadanya di Sepanjang Tepi Sungai India

Kompas.com - 17/05/2021, 06:46 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AP

PRAYAGRAJ, KOMPAS.com - Polisi menjangkau penduduk desa di India utara untuk menyelidiki penemuan mayat yang terkubur di kuburan pasir dangkal atau terdampar di tepi Sungai Gangga.

Temuan ini memicu spekulasi di media sosial bahwa mereka adalah mayat korban Covid-19, yang secara brutal menghantam negeri itu tiga minggu terakhir.

Polisi menggunakan pengeras suara dengan mikrofon portabel dalam jip dan perahu yang berkeliling di desa. Aparat meminta orang untuk tidak membuang mayat di sungai.

"Kami di sini untuk membantu Anda melakukan ritual terakhir," kata polisi melansir AP pada Minggu (16/5/2021).

Sebelumnya pada Jumat (14/5/2021), hujan menyingkap kain penutup jenazah yang terkubur seadanya dalam pasir dangkal di tepi sungai datar yang luas di Prayagraj, sebuah kota di negara bagian Uttar Pradesh.

Para pejabat mengaku penguburan di tepi sungai telah terjadi selama beberapa dekade.

Namun banyaknya jasad yang tersingkap akhir pekan lalu di tambah bayang-bayang pandemi, menimbulkan kekhawatiran akan praktik tersebut.

Navneet Sehgal, juru bicara pemerintah negara bagian, pada Minggu (16/5/2021) membantah laporan media lokal bahwa lebih dari 1.000 mayat korban Covid-19 telah ditemukan dari sungai dalam dua minggu terakhir.

"Saya yakin badan-badan ini tidak ada hubungannya dengan Covid-19," klaimnya.

Dia mengatakan beberapa penduduk desa memang tidak mengkremasi jenazah seperti adat. Itu karena “biaya” tradisi Hindu selama beberapa periode, yang secara religius penting dilakukan.

Sebagai gantinya, penduduk akan membuang jasad ke sungai atau dengan menggali kuburan di tepi sungai.

Baca juga: Terungkap, Banyak Jenazah Mengapung di Sungai India Rupanya Korban Covid-19

Mayat korban Covid-19 terlihat di kuburan dangkal yang terkubur di pasir dekat tempat kremasi di tepi Sungai Gangga di Prayagraj, India, Sabtu, 15 Mei 2021. AP PHOTO/RAJESH KUMAR SINGH Mayat korban Covid-19 terlihat di kuburan dangkal yang terkubur di pasir dekat tempat kremasi di tepi Sungai Gangga di Prayagraj, India, Sabtu, 15 Mei 2021.

Biaya kremasi melunjak

Ramesh Kumar Singh, anggota Bondhu Mahal Samiti, sebuah organisasi filantropi yang membantu mengkremasi jenazah, mengatakan ada jumlah kematian sangat tinggi di daerah pedesaan.

Orang-orang miskin telah membuang jenazah di sungai karena mahalnya biaya pelaksanaan upacara terakhir dan kekurangan kayu. Biaya kremasi meningkat tiga kali lipat menjadi 15.000 rupee, setara kurang lebih Rp 3 juta.

Pada Sabtu (15/5/2021), seorang jurnalis foto Associated Press memperkirakan setidaknya ada 300 kuburan di lahan pasir yang luas dan dangkal di tepi sungai dekat Prayagraj.

Setiap kuburan ditutupi oleh kain jingga, kuning atau kemerahan dan diletakan dengan arah yang sama.

Beberapa polisi berada di tempat kejadian. Tetapi mereka tetap mengizinkan sebuah keluarga, yang datang dengan truk kecil, untuk menguburkan seorang wanita berusia 75 tahun di lokasi tersebut.

KP Singh, seorang perwira polisi senior, mengaku pihak berwenang telah mengalokasikan tempat kremasi di tepi sungai Prayagraj bagi mereka yang meninggal karena Covid-19, dan polisi tidak lagi mengizinkan penguburan di tepi sungai.

Pihak berwenang di negara bagian Sehgal telah menemukan "sejumlah kecil" mayat di tepi sungai, katanya, tetapi tidak memberikan angka.

Namun, pada Minggu (16/5/2021), seorang Buddha berusia 30 tahun datang ke tepi sungai yang sama di Prayagraj bersama anggota keluarga lainnya dan menguburkan ibunya, yang katanya meninggal karena serangan jantung.

"Dia tidak terinfeksi Covid-19," kata Vijay Kumar kepada AP, menambahkan bahwa agamanya mengizinkan kremasi dan penguburan, "tetapi saya memilih penguburan."

Baca juga: Politikus India Sebut Virus Corona Berhak Hidup, Langsung Banjir Kecaman

Mayat korban Covid-19 terlihat di kuburan dangkal yang terkubur di pasir dekat tempat kremasi di tepi Sungai Gangga di Prayagraj, India, Sabtu, 15 Mei 2021.AP PHOTO/RAJESH KUMAR SINGH Mayat korban Covid-19 terlihat di kuburan dangkal yang terkubur di pasir dekat tempat kremasi di tepi Sungai Gangga di Prayagraj, India, Sabtu, 15 Mei 2021.

Infeksi mulai stabil

Otoritas kesehatan India pekan lalu menemukan 71 mayat yang terdampar di tepi Sungai Gangga, di negara bagian Bihar yang berdekatan.

Pihak berwenang melakukan pemeriksaan mayat tetapi mengatakan mereka tidak dapat memastikan penyebab kematian karena pembusukan.

Selusin mayat juga ditemukan pekan lalu terkubur di pasir di dua lokasi di tepi sungai di distrik Unnao, 40 kilometer (25 mil) barat daya Lucknow, ibu kota negara bagian Uttar Pradesh.

Hakim Distrik Ravindra Kumar mengatakan penyelidikan sedang dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab kematian.

Dua negara bagian besar India, Uttar Pradesh dan Bihar, dengan total hampir 358 juta orang, termasuk di antara yang terparah dalam gelombang kedua Covid-19 India dengan jumlah kematian yang mengerikan.

Penduduk desa yang malang membawa orang sakit ke kota-kota terdekat untuk berobat. Banyak dari mereka sekarat dalam perjalanan, karena tidak dapat menemukan fasilitas kesehatan untuk segera melakukan penanganan di tengah tekanan infeksi Covid-19.

“Setelah mencapai rekor tertinggi selama berminggu-minggu, jumlah kasus baru menjadi stabil,” kata Dr VK Paul, seorang ahli kesehatan pemerintah.

Kementerian Kesehatan India pada Minggu (16/5/2021) melaporkan 311.170 kasus yang dikonfirmasi dalam 24 jam terakhir, turun dari 326.098 pada Sabtu (15/5/2021).

Itu juga melaporkan 4.077 kematian tambahan, menjadikan total kematian menjadi 270.284. Kedua angka tersebut hampir pasti tidak tepat, kata para ahli.

Baca juga: Demi Seks, Pria India Ini Ajukan Izin Lewati Pengetatan Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com