Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tuduhan Trump Bayar Uang Tutup Mulut ke Bintang Porno di Pilpres AS 2016 Ditutup

Kompas.com - 08/05/2021, 08:29 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Otoritas Pemilu AS resmi menutup tuduhan mantan Presiden Donald Trump membayar uang tutup mulut kepada bintang porno di Pilpres 2016.

Kasus itu berisi tudingan Trump meminta pengacaranya membayar Stormy Daniels, agar dia tak membeberkan perselingkuhan mereka.

Pada akhirnya Michael Cohen, pengacara si mantan presiden, menjalani hukuman penjara atas sejumlah dakwaan.

Baca juga: Pengacara Trump Akui Bayar Rp 1 Miliar ke Aktris Porno

Komisi Pemilihan Federal (FEC), yang menegakkan aturan finansial kampanye, mengumumkan penutupan kasusnya Kamis (6/5/2021).

Penutupan terjadi karena di Februari, komisi menemui jalan buntu dalam pertemuan yang digelar tertutup.

Dilansir BBC Jumat (7/5/2021), pertemuan komisi yang diisi perwakilan kubu Republik dan Demokrat itu berakhir sama kuat, 2-2.

Voting terjadi setelah dalam laporan yang mereka terima, kuat dugaan Trump sudah melanggar aturan finansial kampanye di Pilpres AS 2016.

Dua Republikan yang menolak tuduhan menyatakan, laporan itu adalah bentuk penyia-nyiaan anggaran FEC.

Sementara dua perwakilan Demokrat menyindir lawannya karena tidak melakukan penyelidikan sebelum menolak tuduhan.

Baca juga: Aktris Porno Beberkan Detail Pertemuan Pertamanya dengan Donald Trump

Sebelumnya, Cohen mengakui dia mendapat arahan untuk membayar 130.000 dollar AS (Rp 1,8 miliar) kepada Stormy Daniels.

Trump mengakui dia memerintahkan pembayaran uang tutup mulut. Namun dia membantah sudah berselingkuh dengan si bintang porno.

Setelah FEC resmi menutup kasus itu, Cohen menyuarakan kekecewaannya dalam pernyataan yang dirilis New York Times.

"Uang tutup mulut itu dibayarkan atas arahan dan demi kepentingan Donald J Trump," sesal Cohen.

Baca juga: Aktris Porno Ini Gugat Trump karena Kesepakatan Tutup Mulut

Dia menyatakan, presiden ke-45 AS itu seharusnya dinyatakan bersalah. Dia mengaku bingung mengapa FEC menggugurkan kasusnya.

Sementara si mantan presiden dalam rilis di situs resminya mengaku berterima kasih kepada keputusan FEC.

"Sudah jelas kasus bohong ini dibuat oleh Cohen yang korup dan penuh kejahatan," ejek eks presiden berusia 74 tahun tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com