Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Rayakan 60 Tahun Penerbangan Pertama Manusia ke Luar Angkasa

Kompas.com - 12/04/2021, 12:04 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia merayakan 60 tahun penerbangan pertama manusia ke luar angkasa, melalui Yuri Gagarin.

Presiden Vladimir Putin dijadwalkan akan berkunjung ke Engels, kota di sebelah selatan Rusia, di tepi Sungai Volga.

Di sanalah, Gagarin yang adalah kosmonot Uni Soviet mendarat dengan sebuah tugu peringatan didirikan.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Yuri Gagarin Jadi Manusia Pertama di Luar Angkasa

Pada Jumat (9/4/2021), juru bicara pemerintah Dmitry Peskov menyatakan hari peringatan itu adalah "momen kebangsaan negara".

Semua dimulai pada 12 April 1961, pesawat Vostok yang dinaiki Yuri Gagarin terbang dari stasiun Baikonur, Kazakhstan.

Dilansir AFP Senin (12/4/2021), saat itu kosmonot berusia 27 tahun tersebut mengucapkan kalimat terkenalnya, "Ayo!"

Penerbangannya berlangsung selama 108 menit, di mana dia terbang mengelilingi Bumi dalam satu putaran sebelum mendarat.

Gagarin pun menjadi pahlawan Soviet, dengan hari dia terbang selama 60 tahun diperingati sebagai Hari Kosmonot.

Kapsul Vostok miliknya dipamerkan di Museum Kosmonot Moskwa. Pameran mengenai Gagarin sendiri akan dibuka besok (13/4/2021).

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Yuri Gagarin, Manusia Pertama yang ke Luar Angkasa

Pengunjung akan ditunjukkan dokumen, foto, maupun barang personal milik Gagarin di masa kecilnya.

Vyacheslav Klimentov, sejarawan sekaligus wakil direktur penelitian museum berkata, Gagarin adalah nama yang dikenal dari anak empat tahun hingga lansia 80 tahun.

"Saya bisa mengatakan pencapaian Gagarin, bahwa manusia pertama kalinya pergi ke luar angkasa, telah menyatukan Rusia," kata Klimentov.

Kebanggaan nasional

Penerbangan Gagarin hingga saat ini masih dianggap sumber kebangsaan Rusia, dan kebesaran Uni Soviet di angkasa.

Empat tahun sebelum Gagarin, negara yang pecah pada medio 1990-an itu jadi yang pertama meluncurkan orbit, bernama Sputnik I.

Baca juga: Rayakan Hubungan Bilateral, Pemerintah Rusia Persembahkan Patung Yuri Gagarin di Taman Mataram

Selama enam dekade, "Negeri Beruang Merah" secara teratur mengirim para astronotnya ke Stasiun Angkasa Internasional (ISS).

Untuk mengenang Gagarin, pada Jumat pesawat Soyuz berangkat dari Baikonur membawa dua awak Rusia dan satu astronot AS.

Di sisi lain, peringatan tersebut datang di tengah kesulitan yang dihadapi Rusia, di mana mereka menghadapi kemunduran.

Mulai dari skandal korupsi hingga pembatalan misi berawak yang dianggap membahayakan pada 2018.

Baca juga: Gelontorkan Rp 5,76 Triliun, NASA Ingin Perusahaan Swasta Bikin Stasiun Luar Angkasa

Sampai saat ini, roket Soyuz masih dianggap yang paling kuat dan menunjang setiap misi "Negeri Beruang Merah".

Namun, roket itu makin dimakan usia, dan Moskwa kurang inovasi yang membuat mereka tertinggal dari saingannya.

Kekalahan telak adalah ketika roket milik Space X, yang bisa digunakan lagi, sukses mendaratkan astronot NASA di ISS.

Meski mengalami pengetatan anggaran, badan luar angkasa Roscosmos melalui Kepala Dmitry Rogozin masih menjanjikan misi ambisius.

Di antaranya adalah penerbangan di Venus dan mempunyai stasiun di Bulan.

Baca juga: Kembali dari Luar Angkasa, Wine dan Anggur Diteliti Ilmuwan Perancis, Ini Hasilnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com