Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita WNI di Finlandia: Penganggur Dapat Rp 13 Juta Sebulan, Tidak Ada Copet

Kompas.com - 05/04/2021, 19:46 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

HELSINKI, KOMPAS.com - Warga negara Indonesia (WNI) di Finlandia menceritakan, di negara paling bahagia sedunia itu hampir tidak ada copet, begal, atau rampok, sehingga keamanannya terjamin.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Finlandia baru saja dinobatkan sebagai negara paling bahagia di dunia selama empat tahun beruntun oleh World Happiness Report.

"Kami merasa nyaman dan aman di sini. Tidak takut ada copet, begal, atau rampok. Bahkan bahaya di jalan pun hampir tidak ada," kata Evita Wishnuwardani Haapavaara (55) kepada Kompas.com, Jumat (26/3/2021).

Baca juga: Seperti Apa Kehidupan di Negara Paling Bahagia Sedunia? WNI di Finlandia Bercerita...

"Kami merasa aman jalan-jalan gelap malam dekat hutan. Bahaya kejahatan narkoba juga sangat minim, atau dikatakan hampir tidak ada," lanjutnya.

Helsinki, Finlandia.Shutterstock/A Studio Helsinki, Finlandia.
Selain itu, faktor lain yang membuat Evita kerasan sampai 26 tahun lamanya di Finlandia adalah transportasi umum yang sangat bagus, bahkan sampai tidak ada kurir online.

"Belum ada jasa seperti itu (kurir online) di sini, karena mungkin bagusnya sistem public transportation, jadi ke mana-mana mudah, tidak perlu bermacet-macet."

Evita yang asal Jakarta dan kini bersuami pria Finlandia melanjutkan, infrastruktur umum di negara itu sangat menunjang kenyamanan dan keamanan.

"Contohnya Helsinki Smart City, fasilitas-fasilitas pendidikan lain seperti perpustakaan gratis, kursus-kursus pelatihan yang gratis, kursus bahasa gratis, dll," ungkap wanita yang sekarang berdomisili di Espoo ini.

Baca juga: Ini Cara Finlandia Jadi Negara Paling Bahagia Sedunia, Bisakah Indonesia Tiru?

Namun, bagusnya fasilitas transportasi umum bukan berarti masyarakat boleh sewenang-wenang memanfaatkannya.

Ajimufti Azhari (30) WNI asal Bogor yang sudah menetap di Finlandia selama 8 tahun.DOK AJIMUFTI AZHARI Ajimufti Azhari (30) WNI asal Bogor yang sudah menetap di Finlandia selama 8 tahun.
Ajimufti Azhari (30) WNI yang sudah menetap di Finlandia selama 8 tahun menerangkan, sopir bus tidak segan meninggalkan penumpangnya yang telat datang.

"Sopir bus di sini pun lihat kita lari menuju bus stop, kalau jauh ya bakal ditinggal, he-he," ujar pria asal Bogor ini kepada Kompas.com via pesan teks, Sabtu (27/3/2021).

Aji tinggal di Finlandia sejak kuliah, dan sekarang ia bekerja sebagai Innovation Manager di salah satu perusahaan energi terbarukan di sana.

Buah pajak rakyat

Finlandia membangun fasilitas publik jempolan dari uang pajak yang dibayar rutin rakyatnya.

Meski pajak di Finlandia terkenal sebagai salah satu yang tertinggi di Eropa, hal itu sepadan dengan fasilitas umum yang diperoleh warganya.

"Untuk meraih kemakmuran itu semua, kita masyarakat harus mau berusaha bekerja dan bersedia membayar pajak yang dibanding negara-negara lain ya cukup tinggi juga," ucap Evita yang bekerja sebagai konsultan BtoB dan pendiri LSM Nusantara.ry pada 2003. 

"Namun, kami dengan senang membayar pajak, karena kita juga yang menikmatinya sampai hari tua."

Baca juga: Tips Bahagia ala Finlandia: Jarang Kepo, Jujur, Setia, Nikmati Alam

Manfaat dari uang pajak pun turut dirasakan penganggur di Finlandia.

Desiree Luhulima (tengah) WNI asal Jakarta yang sudah menetap di Finlandia selama 23 tahun.INSTAGRAM @desireeluhulima Desiree Luhulima (tengah) WNI asal Jakarta yang sudah menetap di Finlandia selama 23 tahun.
Desiree Luhulima (64) WNI yang sudah 23 tahun tinggal di Finlandia menyampaikan, penganggur mendapat tunjangan yang diambil dari uang pajak.

Besarnya tunjangan penganggur berkisar antara 650-800 euro (Rp 11 juta-Rp 13,65 juta) per bulan.

Namun, penganggur harus aktif belajar atau mencari pekerjaan dari uang itu, tidak boleh hanya berleha-leha.

"Kamu harus aktif mencari sekolah yang kamu mau atau melamar pekerjaan. Subsidi silanglah istilahnya," tutur Desiree yang bekerja sebagai guru bahasa Indonesia untuk anak-anak.

Baca juga: Melihat Kehidupan di Finlandia, Negara Paling Bahagia di Dunia

Rawan depresi

Meski Finlandia negara paling bahagia di dunia, bukan berarti negara Skandinavia ini tanpa noda.

Masalah yang terus menerpa tiap tahun adalah depresi akibat musim dingin berkepanjangan.

"(Siang) hari terpendek di Helsinki itu sekitar 5-6 jam daylight, itu juga kadang mendung seharian," ungkap Aji seraya menambahkan bahwa musim panas matahari bisa bersinar sampai 19 jam.

Ilustrasi salju, musim dingin, musim salju.SHUTTERSTOCK Ilustrasi salju, musim dingin, musim salju.
Senada dengan Aji, Desiree pun menceritakan pengalaman serupa.

"Di sini yang membuat depresi adalah ketika winter (musim dingin) itu hampir tidak ada matahari. Matahari kelihatan dari jam 10, terbenamnya jam 1 jam 2."

"Tapi, kalau summer (musim panas) enggak ada malamnya."

"Yang gelap itu mampu membuat depresi, mereka kadang-kadang minum, dan kalau minum anaknya terbengkalai, anaknya diambil oleh negara, dicarikan foster parents (orangtua asuh)."

Di Finlandia, negara berhak mengambil hak asuh anak jika orangtuanya dianggap lalai atau tidak layak mengasuh.

Baca juga: Finlandia Kembali Jadi Negara Paling Bahagia Sedunia, di Mana Posisi Indonesia?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com