Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Resmi, Pemerintah Nepal dan Pemberontak Komunis Akhirnya Berdamai

Kompas.com - 06/03/2021, 10:03 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KATHMANDU, KOMPAS.com – Pemerintah Nepal dan kelompok pemberontak komunis secara resmi menandatangani perjanjian damai pada Jumat (5/3/2021).

Perjanjian perdamaian tersebut menandai akhir dari serangan, kekerasan, pemerasan, dan pengeboman dari pemberontak.

Penandatanganan perjanjian damai tersebut ditandanganai oleh Perdana Menteri Nepal Khadga Prasad Oli dan pemimpin pemberontak yang menamakan diri sebagai Partai Komunis Nepal Netra Bikram Chand.

Baca juga: Berhasil Taklukkan Gunung K2 yang Mematikan, 10 Pendaki Nepal Disambut bak Pahlawan

Dilansir dari Associated Press, Jumat, Netra Bikram Chand memiliki nama gerilya Biplav.

Biplav muncul dari persembunyiannya setelah pemerintah Nepal mencabut larangan terhadap Partai Komunis Nepal.

“Nepal telah memasuki era damai. Tidak ada lagi kekerasan di Nepal atau konflik kekerasan yang tersisa di Nepal,” kata Oli dalam upacara tersebut.

Baca juga: 10 Pendaki Nepal Ukir Sejarah dengan Taklukkan Gunung Tertinggi Kedua di Dunia

Di bawah kesepakatan damai, pemerintah akan mencabut larangannya terhadap kelompok tersebut.

Selain itu, pemerintah Nepal juga akan membebaskan semua anggota partai serta pendukungnya dari penjara dan mencabut semua kasus hukum terhadap mereka.

Sebagai gantinya, kelompok pemberontak setuju menghentikan semua kekerasan dan menyelesaikan masalah apa pun melalui dialog damai.

Baca juga: Tanah Longsor Terjadi di Nepal, Tewaskan Sedikitnya 12 Orang

Partai Komunis Nepal merupakan sempalan dari Partai Komunis Maois yang memerangi pasukan pemerintah Nepal antara tahun 1996 hingga 2006.

Setelah itu, Partai Komunis Maois menghentikan pemberontakan bersenjatanya lalu menyetujui pembicaraan damai yang dipantau PBB.

Akhirnya, Partai Komunis Maois bergabung dengan politik arus utama.

Pemberontakan Partai Komunis Maois telah menyebabkan 17.000 orang tewas, ratusan orang hilang, dan banyak orang yang cacat.

Baca juga: Dampak Covid-19 Jadikan Eropa Seperti Negara Komunis dengan Ratusan Tunawisma

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Presiden Ukraina Zelensky Akan ke Singapura untuk Hadiri Forum Keamanan Shangri-La Dialogue

Presiden Ukraina Zelensky Akan ke Singapura untuk Hadiri Forum Keamanan Shangri-La Dialogue

Global
48 Jam Jelang Pemilu Meksiko, 1 Lagi Calon Wali Kota Tewas Dibunuh

48 Jam Jelang Pemilu Meksiko, 1 Lagi Calon Wali Kota Tewas Dibunuh

Global
Penyebab Tabrakan 2 Helikopter AL Malaysia Terungkap, Disebabkan Kesalahan Kru

Penyebab Tabrakan 2 Helikopter AL Malaysia Terungkap, Disebabkan Kesalahan Kru

Global
100 Rudal dan Drone Rusia Sasar Situs Energi Ukraina

100 Rudal dan Drone Rusia Sasar Situs Energi Ukraina

Global
Kecelakaan Kapal di Afghanistan, 20 Orang Termasuk Anak-anak Tenggelam

Kecelakaan Kapal di Afghanistan, 20 Orang Termasuk Anak-anak Tenggelam

Global
Agar Tak Ada Lagi Anak Korban Perang, Save The Children Serukan Gencatan Senjata di Gaza

Agar Tak Ada Lagi Anak Korban Perang, Save The Children Serukan Gencatan Senjata di Gaza

Global
Rangkuman Hari Ke-828 Serangan Rusia ke Ukraina: AS-Jerman Beri Izin Ukraina Serang Wilayah Rusia Pakai Senjata Mereka | China Tak Memihak

Rangkuman Hari Ke-828 Serangan Rusia ke Ukraina: AS-Jerman Beri Izin Ukraina Serang Wilayah Rusia Pakai Senjata Mereka | China Tak Memihak

Global
Marian, Ibu dari Michelle Obama, Meninggal di Usia 86

Marian, Ibu dari Michelle Obama, Meninggal di Usia 86

Global
Gelombang Panas di India Tewaskan 33 Orang, Termasuk Para Petugas Pemilu

Gelombang Panas di India Tewaskan 33 Orang, Termasuk Para Petugas Pemilu

Global
Jelang Final Liga Champions dan Euro 2024, Spanyol Sita 11 Ton Kaus Sepak Bola Palsu

Jelang Final Liga Champions dan Euro 2024, Spanyol Sita 11 Ton Kaus Sepak Bola Palsu

Global
Netanyahu Bersikeras Perang Gaza Tak Akan Berakhir sampai Hamas Hilang Kemampuan

Netanyahu Bersikeras Perang Gaza Tak Akan Berakhir sampai Hamas Hilang Kemampuan

Global
Hamas Respons Positif Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel yang Diumumkan Biden

Hamas Respons Positif Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel yang Diumumkan Biden

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel yang Diumumkan Biden, Terdiri 3 Fase

Isi Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel yang Diumumkan Biden, Terdiri 3 Fase

Global
Umumkan Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel, Biden: Sudah Waktunya Perang Gaza Berakhir

Umumkan Usulan Gencatan Senjata Baru dari Israel, Biden: Sudah Waktunya Perang Gaza Berakhir

Global
[POPULER GLOBAL] Pertempuran Rafah Kian Sengit | Trump Divonis Bersalah

[POPULER GLOBAL] Pertempuran Rafah Kian Sengit | Trump Divonis Bersalah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com