Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Johnson & Johnson Ajukan Vaksin Darurat ke FDA

Kompas.com - 05/02/2021, 07:25 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber NBC News

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Perusahaan multinasional Amerika Serikat (AS) yang bergerak di bidang medis, Johnson & Johnson (J&J ) mengajukan vaksin Covid-19 daruratnya ke Food and Drug Administration (FDA) pada Kamis (4/2/2021) untuk diotorisasi.

Jika pihak FDA memberi izin, maka vaksin J&J akan menjadi vaksin ketiga yang disetujui di AS, bersama dengan Pfizer-BioNTech dan Moderna, lapor NBC News.

Dr Paul Stoffels, kepala petugas ilmiah J&J dalam pernyataan rilis mengatakan bahwa pengajuan tersebut adalah langkah penting untuk mengurangi beban penyakit bagi orang-orang di seluruh dunia dan mengakhiri pandemi.

Perusahaan itu akan siap mengirimkan vaksin setelah disetujui. Masih belum jelas berapa banyak dosis yang akan disediakan namun pihak J&J sebelumnya pernah mengatakan akan memasok sebanyak 100 juta dosis ke AS pada Juni mendatang.

Vaksin J&J yang dibuat dalam kemitraan dengan Janssen Pharmaceuticals hanya memerlukan pendinginan dasar dan dapat diberikan dalam dosis tunggal.

Baca juga: Korut Minta Kiriman Vaksin Covid-19, 2 Juta Dosis Siap Meluncur

Vaksin lain, Pfizer-BioNTech dan Moderna serta vaksin yang tengah dipelajari, AstraZeneca dan Novavax memerlukan 2 dosis.

Menurut uji klinis fase 3, vaksin J&J mampu mencegah kemungkinan rawat inap dan kematian akibat Covid-19 pada manusia, empat minggu usai menerima suntikan.

Efek tersebut khususnya diamati pada orang yang terinfeksi varian virus dari Inggris dan Afrika Selatan yang dapat menghambat kemanjuran vaksin.

Efek tersebut tampak dalam temuan uji klinis fase 3 yang dilakukan berdasarkan wilayah. Di AS, vaksin tersebut efektif 72 persen untuk mencegah penyakit sedang menuju parah.

Adapun di Afrika Selatan, vaksin memiliki keefektivan 57 persen.

Baca juga: China Akan Sumbangkan 10 Juta Dosis Vaksin Covid-19 ke Covax

Saat peneliti melihat pada efek suntikan pada penyakit yang parah, terbukti 85 persen efektif secara global.

Pekan lalu, dr Anthony Fauci, Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (CDC AS), mengatakan menjauhkan orang dari rumah sakit dan mencegah penyakit parah adalah "hal yang paling penting."

"Jika Anda dapat mencegah penyakit parah pada sebagian besar orang, itu akan mengurangi begitu banyak stres pada sistem perawatan kesehatan," kata Fauci.

Uji coba Pfizer-BioNTech dan Moderna dirancang untuk memeriksa dampak dari dua dosis. Percobaan Johnson & Johnson sejauh ini membatasi penelitian hanya pada satu dosis, meskipun studi tentang suntikan penguat terus berlanjut.

Vaksin Johnson & Johnson menggunakan virus flu biasa yang tidak aktif, yang disebut adenovirus, untuk mengajarkan sistem kekebalan dalam mengenali dan melawan SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19.

Pendekatan tersebut berbeda dengan vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna, yang menggunakan materi genetik yang disebut messenger RNA, atau mRNA, untuk melatih sistem kekebalan.

Baca juga: 12 Anak Dirawat di Rumah Sakit Setelah Telan Hand Sanitizer, Bukan Vaksin Polio

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Global
[UNIK GLOBAL] Viral Pria India Nikahi Ibu Mertua | Galon Air Jadi Simbol Baru Protes Pro-Palestina

[UNIK GLOBAL] Viral Pria India Nikahi Ibu Mertua | Galon Air Jadi Simbol Baru Protes Pro-Palestina

Global
Rusia Jatuhkan 4 Rudal Jarak Jauh ATACMS Buatan AS yang Ditembakkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 4 Rudal Jarak Jauh ATACMS Buatan AS yang Ditembakkan Ukraina

Global
Kelompok Bersenjata di Gaza Rampok Bank Palestina Rp 1,12 Triliun

Kelompok Bersenjata di Gaza Rampok Bank Palestina Rp 1,12 Triliun

Global
Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Dilanjutkan di Mesir

Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Dilanjutkan di Mesir

Global
Penembakan di Dekat Paris, 1 Tewas dan Melukai 6 Orang

Penembakan di Dekat Paris, 1 Tewas dan Melukai 6 Orang

Global
Populasi Menurun, Nyaris 4 Juta Rumah Kosong di Jepang

Populasi Menurun, Nyaris 4 Juta Rumah Kosong di Jepang

Global
Zebra Kabur di Jalan Raya AS, Penunggang Rodeo Datang Menyelamatkan

Zebra Kabur di Jalan Raya AS, Penunggang Rodeo Datang Menyelamatkan

Global
Pemukim Yahudi Kembali Rebut Tanah di Tepi Barat

Pemukim Yahudi Kembali Rebut Tanah di Tepi Barat

Global
Warga Thailand Pakai Boneka Doraemon dalam Ritual Panggil Hujan, Kok Bisa?

Warga Thailand Pakai Boneka Doraemon dalam Ritual Panggil Hujan, Kok Bisa?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com