MOGADISHU, KOMPAS.com – Sedikitnya tiga orang tewas dalam serangan di sebuah hotel Mogadishu, Somalia, pada Minggu (31/1/2021).
Seorang sumber dari dinas keamanan Somalia mengatakan, jumlah korban tewas dapat meningkat karena penyerang masih ada di dalam sebagaimana dilansir dari AFP.
Pejabat senior keamanan nasional Somalia Mohamed Dahir mengatakan kepada AFP bahwa enam warga sipil lainnya terluka dalam serangan itu.
“Dua warga sipil dan seorang satpam dipastikan tewas, tetapi jumlah korban tewas bisa lebih tinggi", ujar Dahir.
Serangan itu dimulai pada Minggu sore waktu setempat. Serangan dimulai dengan ledakan bom mobil di pintu masuk Hotel Afrik yang terletak di pusat Mogadishu dan dekat bandara.
Baca juga: Bom Bunuh Diri Meledak di Somalia, 5 Orang Tewas
Orang-orang bersenjata kemudian menyerbu hotel. Baku tembak antara penyerang dengan petugas keamanan akhirnya pecah.
Dalam sebuah pernyataan singkat, kelompok Al-Shabaab mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Hotel Afrik sering dikunjungi para pejabat Somalia, anggota pasukan keamanan, dan tokoh masyarakat.
"Kami yakin ada tiga teroris yang terperangkap di dalam sebuah ruangan di lantai bawah gedung utama," kata Dahir.
Namun sayangnya, masih ada warga sipil yang terjebak di dalam hotel meski banyak dari mereka, termasuk pejabat senior militer, telah diselamatkan dan dievakuai dari hotel tersebut.
Baca juga: Agen Intelijen AS Dikabarkan Tewas di Somalia, CIA Bungkam
Dua saksi mata mengatakan, mereka melihat tiga mayat yang terdiri atas dua mayat pria dan satu mayat wanita.
Seorang juru bicara kepolisian, Sadik Dudishe, berujar bahwa polisi segera memasuki gedung ketika serangan dimulai.
Dudishe menambahkan, polisi berhasil menyelamatkan sebagian besar orang-orang yang berada di dalam hotel. Kendati demikian, dia bertutur operasi masih berlangsung.
Jurnalis AFP melaporkan sebelumnya bahwa tentara Somalia dengan cepat mengepung hotel dan memblokir akses ke sana.
Sejumlah saksi mata memastikan adanya ledakan besar diikuti asap setelah sebuah mobil menghantam pintu masuk hotel dengan kecepatan tinggi dan diikuti oleh tembakan.
"Ada ledakan lain setelah ledakan besar pertama," kata Osman Saadaq, seorang saksi mata.
Baca juga: Kalajengking Baru Ditemukan, Ilmuwan Ungkap Keberagaman Spesies di Somalia
Pada Minggu malam waktu setempat, para saksi mata mengatakan mereka masih bisa mendengar tembakan sporadis dan ledakan yang mungkin disebabkan oleh granat.
Al-Shabaab yang terkait dengan Al-Qaeda telah melancarkan pemberontakan dengan kekerasan di negeri Tanduk Afrika tersebut.
Kelompok itu berusaha untuk menggulingkan pemerintah yang didukung secara internasional di Mogadishu.
Mereka diusir dari Mogadishu oleh pasukan pemerintah yang didukung oleh 20.000 pasukan peacekeepers Uni Afrika pada 2011.
Namun, kelompok itu masih mengontrol sebagian besar wilayah di luar kota.
Baca juga: Bajak Laut Somalia Akhirnya Membebaskan 3 Sandera Iran Setelah 5 Tahun Ditahan
Dari wilayah pinggiran itu, Al-Shabaab melancarkan serangan terhadap sasaran pemerintah serta sesekali melintasi perbatasan untuk melakukan penggerebekan di Kenya.
Al-Shabaab telah meningkatkan intensitas serangannya di Kenya dalam beberapa tahun terakhir, termasuk sejumlah serangan besar di Nairobi, yang telah menewaskan hampir 300 orang.
Somalia dijadwalkan mengadakan pemilihan parlemen dan presiden tidak langsung sebelum 8 Februari.
Tetapi, proses itu telah digagalkan oleh ketidaksepakatan politik antara pemerintah pusat di Mogadishu dan negara bagian federal.
Baca juga: Taiwan-Somaliland Jalin Hubungan Diplomatik, China dan Somalia Marah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.