WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Untuk kali pertama, Presiden AS Donald Trump mengaku kalah dari Joe Biden dan mengecam pendukungnya yang menyerbu Gedung Capitol.
Semua itu dia utarakan dalam video yang diunggah di Twitter, sehari setelah seruan ke pendukungnya total menewaskan lima orang.
Empat orang pendukung sang presiden dan seorang polisi yang berjaga di Capitol tewas dalam kerusuhan yang terjadi pada Rabu (6/1/2021).
Baca juga: Nasib Pilu Trump: Senjata Makan Tuan dan Orang-orang Dekat yang Berpaling
Saat itu, Kongres AS bersiap untuk mengesahkan sertifikat dewan elektoral yang memenangkan kandidat Partai Demokrat, Joe Biden.
Massa yang lebih banyak jumlahnya membuat pasukan keamanan dan menerobos Gedung Capitol, membuat anggota Kongres diungsikan.
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) January 8, 2021
Trump mengunggah video di Twitter sekitar 12 jam setelah dibekukan Twitter karena dianggap menyulut kekerasan di Washington DC.
"Kini Kongres sudah menyertifikasi hasil dari pemerintahan baru yang akan dilantik pada 20 Januari," kata dia.
"Fokus saya kini adalah memastikan transisi kekuasaan secara mulus dan teratur. Momen ini juga dipakai sebagai rekonsiliasi dan pemulihan."
Presiden 74 tahun itu menyatakan, tim legalnya sudah menggunakan semua koridor resmi demi menggugat hasil Pilpres AS 2020.
Baca juga: Trump Lampiaskan Amarah kepada Mike Pence Ketika Makin Tersudut Usai Demo di Gedung Capitol
Dilansir Sky News dan BBC, Jumat (8/1/2021), dia menuturkan, empat tahun menjadi Presiden AS adalah kehormatan seumur hidupnya.
Meski begitu, kegetiran masih terasa dalam diri Trump ketika dia memberikan salam kepada para pendukungnya.
"Kepada seluruh pendukung saya yang tercinta, saya tahu kalian kecewa. Tapi, saya ingin kalian tahu perjalanan kita baru saja dimulai," paparnya.
Baca juga: Buntut Kerusuhan Capitol Hill, Serikat Pramugari Ingin Pendukung Trump Dilarang Naik Pesawat
Dia juga mengeklaim sudah mengerahkan Garda Nasional untuk membantu kinerja penegak hukum memulihkan ketertiban di ibu kota.
Tentu, klaimnya ini berbeda dengan laporan media AS, yang mengulas bahwa sang presiden sempat tidak ingin memberantas kerusuhan.
Justru yang berinisiatif menelepon adalah Wakil Presiden Mike Pence, meski yang bersangkutan tak mempunyai otoritas untuk mengerahkannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.