Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Timor Leste Catatkan 41 Kasus Covid-19 dan Nol Kematian, Ini Strategi Mereka

Kompas.com - 29/12/2020, 10:57 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Pemerintah Timor Leste juga memperpanjang keadaan hingga 2 Januari 2021. Perbatasan masih ditutup untuk sebagian besar orang asing kecuali penduduk asli.

Selain itu, penerbangan internasional juga ditangguhkan kecuali untuk urusan pemerintahan dan kemanusiaan.

Mereka diperbolehkan masuk Timor Leste wajib dikarantina selama 14 hari di fasilitas yang dikelola pemerintah.

Selain pemerintah Timor Leste, rakyat juga ikut berperan dalam mengendalikan penyebarab virus corona.

Sejumlah warga secara sukarela menyediakan rumah mereka kepada pemerintah sebagai tempat karantina untuk ribuan orang.

Baca juga: Sinyal 4G Hadir di Desa Perbatasan Indonesia-Timor Leste

Warga juga mengawasi mereka yang memasuki Timor Leste melalui jalur darat dari Indonesia. Perbatasan dibuka sepekan sekali untuk warga yang ingin kembali ke rumah.

Sekretaris Jenderal Palang Merah Timor Leste (CVTL), Anacleto Bento Ferreira, mengatakan bahwa pemerintah Timor Leste juga semeakin memperketat kontrol di perbatasan.

“Pemerintah juga memperketat pengawasan di wilayah perbatasan untuk mengantisipasi penularan Covid-19 dari Indonesia,” kata Bento Ferreira.

Dia menambahkan, kontrol perbatasan yang ketat dan karantina negara telah memberikan waktu berharga untuk memperkuat sistem kesehatannya.

Baca juga: Kejutan untuk Warga Perbatasan Indonesia-Timor Leste di Tengah Pandemi Corona

Layanan Kesehatan

Layanan kesehatan Timor Leste juga sedikit demi sedikit diubah.

Pada awal pandemi merebak, Timor Leste tidak memiliki fasilitas pengujian Covid-19. Sehingga, sampel pengujin dikirim ke Australia dan hasilnya beru diterima sekitar dua hingga empat hari kerja kemudian.

Namun sekarang, Timor Leste dapat melakukan tes Covid-19 di dalam negeri. Pemerintah Timor Leste juga telah menyusun strategi pengujian dan menerapkan pengawasan aktif.

Pada Senin, negara tersebut telah mengetes 16.400 orang. Meski jumlah pengetesan dianggap lebih sedikit dibandingkan negara tetangganya, para ahli berpendapat Timor Leste tidak menutupi kasus Covid-19 di negaranya.

Salah satu akedemisi dari New South Wales University, Augustine Asante, mengatakan bahwa Timor Leste memang tidak mengalami lonjakan jumlah pasien. Pihaknya juga tidak melihat peningkatan kematian yang tidak normal.

Baca juga: Kami Baru Merasakan Kemerdekaan, Saat Sinyal Indonesia Mengalahkan Timor Leste

Terlepas semakin meningkatnya perawatan kesehatan di Timor Leste, negara tersebut masih menghadapi permasalahan kesehatan lain.

“Jumlah Unit Perawatan Intensif (ICU) di seluruh negeri terbatas. Lebih penting lagi, keahlian klinis yang terbatas untuk menangani pasien yang sakit kritis menggunakan ventilator,” kata kantor WHO di Dili.

Asante mengatakan, Timor Leste juga masih melaporlkan tingkat tuberkulosis tertinggi di dunia, sekitar 500 kasus per 100.000 orang.

“Selain itu, terdapat malnutrisi kronis, tingkat merokok yang tinggi, dan kualitas layanan kesehatan yang buruk, yang semuanya mempersulit upaya pemerintah untuk mengendalikan tuberkulosis dan meningkatkan hasil kesehatan secara umum,” katanya kepada Al Jazeera.

Baca juga: Warga di Perbatasan Indonesia-Timor Leste Serahkan Senpi ke TNI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com