Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Orang Tewas dalam Protes Petani di India

Kompas.com - 19/12/2020, 11:45 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sumber Aljazeera

NEW DELHI, KOMPAS.com - Setidaknya 25 orang telah tewas selama tiga pekan demonstrasi oleh petani di perbatasan ibu kota India. Pihak kepolisian menyatakan beberapa di antaranya akibat cuaca yang sangat dingin.

Melansir Al Jazeera pada Jumat (18/12/2020), Perdana Menteri Narendra Modi menawarkan untuk mengadakan dialog lebih lanjut dengan para petani yang melakukan protes.

Manoj Yadav, direktur jenderal polisi di negara bagian Haryana utara, mengatakan setidaknya 25 petani telah meninggal sejak 26 November.

Demonstrasi itu dilakukan puluhan ribu petani, untuk menentang tiga undang-undang pertanian yang disahkan oleh pemerintah pada bulan September.

“Sejauh ini sudah ada 25 kematian. Salah satunya adalah kematian karena bunuh diri dua hari lalu. Empat belas kematian disebabkan oleh penyebab alami, kebanyakan serangan jantung dan kedinginan," ujar Yadav.

Baca juga: Petani di India Bersikeras Tolak UU Pertanian, Ancam Penuhi New Delhi dengan Traktor

Petugas polisi menyatakan setidaknya 10 orang tewas karena kecelakaan di jalan raya, dalam perjalanan dari negara bagian Punjab dan Delhi untuk bergabung dalam protes tersebut.

Namun, pemimpin petani Darshan Pal mengatakan bahwa jumlah korban tewas dapat mencapai 35 orang.

Dia mengatakan mereka tewas dalam perjuangan melawan "hukum [pertanian] hitam." Hukum yang baru disahkan itu dinilai akan mengikis pendapatan petani dan membantu perusahaan besar.

“Setidaknya lima petani terbunuh karena kecelakaan dalam perjalanan, saat mereka bergabung dengan demonstran lainnya,” kata Ashutosh Mishra, juru bicara Komite Koordinasi Kisan Sangharsh Seluruh India.

Para petani banyak yang berusia enam puluhan atau lebih. Mereka berkemah di tempat terbuka dengan traktor yang diparkir berdempetan, melawan musim dingin yang keras di India Utara.

Menurut Mishra, suhu bisa turun menjadi tiga sampai empat derajat celcius di malam hari saat India utara mengalami musim dingin.

Baca juga: 4 Bulan Belum Digaji, Ratusan Buruh Pabrik iPhone Mengamuk di India

Puluhan ribu petani, sebagian besar dari Punjab dan Haryana, telah berdemonstrasi di berbagai jalan raya di perbatasan New Delhi sejak akhir November.

Mereka menuntut pembatalan undang-undang baru, karena dipandang akan melonggarkan aturan tentang penetapan harga, penyimpanan, dan pemasaran hasil panen.

Para petani takut perusahaan swasta pada akhirnya akan mendikte kontrak jual beli. Sementara pemerintah dikhawatirkan akan berhenti membeli biji-bijian dari petani dengan jaminan harga minimum.

Modi pada Jumat (18/12/2020) memberikan pembelaan terkait hukum tersebut. Ia mengundang para petani yang memprotesnya untuk melakukan pembicaraan lebih lanjut. Walaupun beberapa negosiasi sebelumnya gagal memecah kebuntuan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Global
Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Global
Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Global
Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Global
Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com