TEHERAN, KOMPAS.com - Presiden Iran Hassan Rouhani mengecam perlakuan Perancis terhadap Islam dan dukungan Barat untuk kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad tidak etis dan menghina umat Islam.
Dalam rapat kabinet yang disiarkan televisi pada Rabu, Rouhani mengatakan bahwa kebebasan harus disertai penghormatan terhadap nilai-nilai dan pertimbangan etika.
“Orang Barat harus memahami Nabi besar Islam dicintai oleh semua Muslim dan pecinta kebebasan dunia,” kata Rouhani seperti yang dilansir dari Al Jazeera pada Rabu (28/10/2020).
“Menghina Nabi Muhammad adalah menghina semua Muslim. Menghina Nabi Muhammad adalah menghina semua nabi, nilai-nilai kemanusiaan, dan sama saja dengan merusak etika," lanjutnya.
Nabi Muhammad sangat dihormati oleh umat Islam dan segala jenis penggambaran visual tentang dirinya dilarang dalam Islam.
Karikatur dari Perancis yang dipermasalahkan dipandang oleh Muslim sebagai ofensif dan Islamofobia karena dianggap menghubungkan Islam dengan terorisme.
Baca juga: Kontroversi Kartun Nabi Muhammad di Perancis, Tagar #IStandWithFrance Viral di India
Gambar-gambar tersebut secara teratur diterbitkan oleh majalah satir Perancis Charlie Hebdo. Mereka dikutip sebagai alasan di balik serangan mematikan yang diluncurkan di kantor majalah itu pada awal 2015 oleh 2 pejuang yang terkait dengan al-Qaeda.
Pada 16 Oktober 2020, guru bahasa Perancis Samuel Paty dibunuh di siang hari dekat sekolahnya, di pinggiran kota Paris, setelah dia menunjukkan karikatur kepada murid-muridnya sebagai bagian dari diskusi tentang kebebasan berekspresi.
Para pemimpin Muslim menyampaikan belasungkawa dan dukungan mereka kepada Perancis setelah pembunuhan itu. Namun, sejak saat itu, muncul kekhawatiran bahwa komunitas Muslim di Perancis akan menderita hukuman kolektif saat pihak berwenang mengeluarkan tanggapan mereka terhadap pembunuhan Paty.
Para pemimpin Perancis dan Eropa telah mendukung hak untuk menampilkan karikatur, dengan alasan kebebasan berekspresi.
"Kami tidak akan menyerah," tulis Presiden Perancis Emmanuel Macron dalam serangkaian tweet pada Minggu malam (25/10/2020) dalam bahasa Perancis, Arab, dan Inggris.
“Kami menghormati semua perbedaan dalam semangat perdamaian. Kami tidak menerima perkataan yang mendorong kebencian dan membela perdebatan yang masuk akal. Kami akan selalu berpegang pada gagasan tentang martabat manusia dan nilai-nilai universal," ujar Macron.
Dukungan ini, serta komentar Macron, yang pada 2 Oktober mengatakan Islam berada dalam "krisis", telah memicu reaksi balasan dari umat Islam di seluruh dunia.
Baca juga: Kontroversi Kartun Nabi Muhammad, Iran Tampilkan Presiden Perancis seperti Iblis
Para pemimpin dan organisasi Muslim mengutuk sikap Eropa, dan beberapa negara Muslim mendukung kampanye untuk memboikot barang-barang Perancis.
Para pemimpin agama Iran belum menyerukan pemboikotan barang-barang Perancis.