Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Segera Miliki Kapal Induk Ketiga, Jauh Lebih Canggih dan Besar

Kompas.com - 18/10/2020, 22:04 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

BEIJING, KOMPAS.com – China diprediksi akan meluncurkan kapal induk ketiganya yang lebih besar dengan teknologi yang lebih canggih paling cepat akhir tahun ini.

Perkembangan tersebut bakal semakin meningkatkan kekhawatiran Amerika Serikat (AS) tentang aktivitas modernisasi Angkatan Laut China yang agresif sekaligus kecepatan pembuatan kapal China.

Surat kabar Global Times yang didukung pemerintah China mengutip sebuah publikasi Ordnance Industry Science Technology.

Publikasi tersebut menyatakan bahwa foto yang diambil pada awal September menunjukkan ada perbedaan yang cukup signifikan untuk desain kapal induk terbaru China.

Baca juga: Iran Hujani Tiruan Kapal Induk AS dengan Rudal

Setelah meluncurkan kapal induk keduanya, Shangdong, China lalu mengerjakan pembangunan kapal induk ketiga yang lebih baru dan jauh lebih mumpuni.

Shandong merupakan kapal induk pertama yang dibuat di dalam negeri. Sedangkan kapal induk pertama China, Liaoning, didatangkan dari Ukraina dan dilanjutkan pembangunannya di dalam negeri.

Baik Liaoning dan Shandong memiliki haluan yang lebih tinggi dibandingkan buritannya dengan desain seperti peluncur ski sebagaimana dilansir dari The National Interest, Sabtu (17/10/2020).

Sekarang, Angkatan Laut China sedang membangun kapal induk yang lebih besar, lebih datar, dan lebih modern.

Baca juga: 2 Kapal Induk AS Berlatih di Laut China Selatan Disaksikan Kapal China

Di sisi lain, kapal induk ketiga China juga akan dibekali ketapel elektromagnetik jarak jauh yang halus, serupa kapal induk kelas USS Gerald R Ford milik Amerika Serikat (AS).

Ketapel elektromagnetik menghasilkan peluncuran pesawat yang lebih lancar dan mulus.

Selain itu, ketapel elektromagnetik jauh lebih baik daripada desain peluncur pesawat dengan desain peluncur ski seperti yang dimiliki dua kapal induk China sebelumnya.

Kapal induk ketiga China, yang diidentifikasi sebagai kapal induk Tipe 002, dilaporkan memiliki bobot 80.000 ton, jauh besar dari bobot dua kapal induk pertama China yang beratnya 60.000 ton.

Baca juga: Dua Kapal Induk AS Menggelar Latihan Bersama di Perairan Filipina

Media China melaporkan bahwa mereka akan dapat mengoperasikan lebih dari 40 pesawat tempur di kapal induk terbarunya tersebut

Meskipun bertenaga konvensional, berbeda dengan kapal induk bertenaga nuklir milik Angkatan Laut AS, Type 002 akan memperluas jangkauan serangan udara dan kemampuan proyeksi kekuatan China dalam skala global.

Global Times melaporkan bahwa kapal induk baru itu akan memiliki panjang sekitar 320 meter, melebihi kapal Shandong yang memiliki panjang 305 meter.

Laju pembangunan kapal induk China dengan jelas tampaknya mewakili ambisi Negeri “Panda” untuk muncul sebagai kekuatan militer terdepan di dunia dalam dekade ini dan merangkul postur ekspedisi untuk operasi internasional.

Baca juga: Selesai Latihan, 2 Kapal Induk AS Akan Menuju Laut China Selatan

Tanpa kapal induk saja, jet tempur China dapat dengan mudah mencapai Taiwan dan target di Asia Tenggara lainnya dari daratan utama.

Dengan bertambahnya armada kapal induk, China akan lebih leluasa meningkatkan kehadirannya di Laut China Selatan.

Jet tempur milik China akan sangat mudah sekaligus cepat dalam memberikan dukungan jika sewaktu-waktu pertempuran meletus.

China dapat mempersenjatai kapal induk masa depannya dengan jet tempur J-15 Flying Shark dan kemungkinan akan menambahkan dari jet tempur siluman J-31 generasi kelima.

Baca juga: Kapal Induk Terbaru China Kembali Lintasi Selat Taiwan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Asal Usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Asal Usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Global
Hujan Lebat di Brasil Selatan Sebabkan 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Sebabkan 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com