Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[Biografi Tokoh Dunia] Napoleon Bonaparte, Pemimpin Militer Agung yang "Diisukan" Bertubuh Pendek

Kompas.com - 17/10/2020, 09:26 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Kemenangan lain segera menyusul, memungkinkan Napoleon untuk memperluas Perancis.

Hal itu juga membuka jalan bagi para loyalis kepada pemerintahnya untuk ditempatkan di Belanda, Italia, Napoli, Swedia, Spanyol dan Westphalia.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Napoleon Bonaparte Dibuang ke Pulau Elba

Napoleon Menyerang Rusia

Pada 1812, Perancis hancur ketika invasi Napoleon ke Rusia ternyata gagal total. Ratusan ribu tentara Perancis terbunuh dan terluka parah.

Dari kekuatan tempur asli sekitar 600.000 orang, hanya 10.000 tentara yang masih layak untuk berperang.

Berita tentang kekalahan itu menghidupkan kembali musuh-musuh Napoleon, baik di dalam maupun di luar Perancis.

Sebuah kudeta yang gagal dicoba ketika Napoleon memimpin dakwaannya terhadap Rusia, sementara Inggris mulai maju melalui wilayah Perancis.

Dengan tekanan internasional yang meningkat dan pemerintahnya kekurangan sumber daya untuk melawan musuh-musuhnya, Napoleon menyerah kepada pasukan sekutu pada 30 Maret 1814.

Baca juga: Mengunjungi The Batlle of Waterloo di Belgia

Diasingkan

Pada 6 April 1814, Napoleon dipaksa untuk melepaskan kekuasaan dan pergi ke pengasingan di pulau Elba di laut Mediterania di lepas Italia.

Pengasingannya tidak berlangsung lama, saat dia menyaksikan Perancis jatuh karena ditinggalnya.

Pada Maret 1815, Napoleon melarikan diri dari pulau itu dan dengan cepat kembali ke Paris.

Kehadiran Napoleon membuat Raja Louis XVIII melarikan diri, dan Napoleon kembali berkuasa dengan penuh kemenangan.

Tetapi antusiasme yang menyambut Napoleon ketika dia kembali memegang kendali pemerintah segera memberi jalan kepada rasa frustrasi dan ketakutan lama tentang kepemimpinannya.

Baca juga: Kesalahan Cetak di Peta, Biang Kekalahan Napoleon di Waterloo

Waterloo

Pada 16 Juni 1815, Napoleon memimpin pasukan Perancis menuju Belgia dan mengalahkan Prusia.

Dua hari kemudian dia dikalahkan oleh Inggris, yang diperkuat oleh pejuang Prusia, di Pertempuran Waterloo.

Kekalahan tersebut merupakan kelahan memalukan yang diterima Napoleon. Pada 22 Juni 1815, Napoleon melepaskan kekuasaannya untuk terakhir kalinya.

Dalam upaya untuk memperpanjang dinastinya, dia mendorong agar putranya yang masih kecil, Napoleon II, diangkat menjadi kaisar. Tetapi koalisi menolak tawaran tersebut.

Setelah pengunduran diri Napoleon dari kekuasaan pada 1815, St Helena di Atlantik Selatan karena Inggris takut Napoleon bisa kabur lagi seperi di Elba.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Kekalahan Napoleon dalam Pertempuran Waterloo

Kematian Napoleon

Napoleon meninggal pada tanggal 5 Mei 1821 di pulau St Helena pada usia 51 tahun.

Pada 1817, kesehatan Napoleon telah memburuk dan dia menunjukkan tanda-tanda awal sakit maag atau kemungkinan kanker.

Pada awal 1821 dia terbaring di tempat tidur dan semakin lemah dari hari ke hari.

Pada April tahun itu, dia mendiktekan wasiat terakhirnya:

"Aku ingin abuku beristirahat di tepi Sungai Seine, di tengah-tengah orang Perancis yang sangat kucintai. Aku mati sebelum waktuku, dibunuh oleh oligarki Inggris dan para pembunuh bayarannya."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com