Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Azerbaijan dan Armenia Pecah di Nagorny Karabakh, 23 Orang Tewas

Kompas.com - 28/09/2020, 07:23 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP,Sky News

BAKU, KOMPAS.com - Setidaknya 23 orang, warga sipil dan militer, dilaporkan tewas ketika pecah perang antara Azerbaijan dan Armenia di kawasan Nagorny Karabakh.

Konflik terpanas sejak 2016 itu berpotensi menjadi gesekan skala besar, dengan PBB hingga Amerika Serikat (AS) menyerukan perundingan.

Adapun akar perselisihan ini terjadi karena masalah teritorial Nagorny Karabakh, di mana Yerevan mendukung kelompok pemberontak di sana.

Baca juga: Perang Armenia dan Azerbaijan Sedikitnya 16 Tentara Tewas

Kantor jaksa agung Azerbaijan menyatakan, lima orang anggota keluarga tewas ketika separatis Armenia mengebom desa bernama Gashalty.

Sementara separatis di Karabakh menuturkan, 16 anggota mereka, seorang perempuan dan satu anak-anak tewas, serta 100 lainnya terluka.

Dilansir AFP dan Sky News, Minggu (27/9/2020), kedua kubu juga mengeklaim bahwa mereka saling menjatuhkan persenjataan dalam perang.

Yerevan, misalnya. Mereka mengaku sudah menjatuhkan dua helikopter dan tiga tank milik musuh. Begitu juga dengan kementerian pertahanan pemberontak.

Separatis di Nagorny Karabakh menyatakan, mereka menghancurkan empat helikopter, 15 drone, serta 10 tank milik Azerbaijan.

Baku melalui juru bicara kepresidenan, Hikmet Hajiyev, mengeklaim bahwa mereka berhasil merebut sebuah gunung strategis milik musuh.

Baca juga: Azerbaijan dan Armenia Bentrok, Turki: Yerevan Hambatan bagi Perdamaian

Dalam konferensi pers, Hajiyev berujar Puncak Murovdag setinggi 3.000 meter itu dipakai sebagai jalur transportasi dan komunikasi musuh.

Berbagai pihak di dunia pun meminta kepada dua negara pecahan Uni Soviet tersebut untuk menghentikan konflik dan duduk semeja.

Rusia menyatakan, Presiden Vladimir Putin dan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mendiskusikan situasi melalui percakapan telepon.

Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov menginisiasikan langkah agar kedua pihak melakukan gencatan senjata, serta berunding guna mencari solusi.

Kemudian AS melalui kementerian luar negerinya juga mengaku telah menghubungi kedua kubu agar menghentikan tembak menembak dan segera bernegosiasi.

Wilayah Nagorny Karabakh direbut oleh separatis dari etnis Armenia dalam perang di periode 1990-an, yang merenggut nyawa 30.000 orang.

Upaya untuk meredam salah satu konflik mematikan sejak kejatuhan Soviet tersebut kolaps sejak gencatan senjata pada 1994.

Baca juga: Makin Memanas dengan Azerbaijan, Karabakh dan Armenia Umumkan Pengerahan Militer

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com