Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seekor Simpanse Tewas Setelah 11 Hari Diselamatkan dari Siksaan Pemburu Liar

Kompas.com - 17/09/2020, 06:30 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Daily Mail

LUANDA, KOMPAS.com - Seekor simpanse tewas setelah 11 hari diselamatkan dari bagasi mobil pemburu satwa liar dengan kondisi yang mengenaskan hingga jari tangan dan kakinya diamputasi.

Melansir Daily Mail pada Rabu (16/9/2020), pekerja satwa menemukan simpanse betina dalam kondisi tangan dan kaki terikat ketat hingga terluka di dalam sebuah bagasi mobil.

Para pekerja memberi nama, Caita, untuk simpanse malang itu.

Staf dari badan amal Wild@Life, yang berbasis di Jerman, mengatakan bahwa Caita telah dipukul dengan tongkat logam dan mengalami luka yang sangat parah, sehingga dua jarinya harus diamputasi.

Baca juga: Diculik dan Dipamerkan di Kebun Binatang New York, Ini Kisah Tragis Ota Benga

Seorang juru bicara badan amal tersebut menjelaskan bahwa mereka bertindak berdasarkan laporan tentang Caita yang berada dalam mobil di jalan yang sibuk di Angola pada Agustus tahun lalu.

"Kami tidak bisa mempercayai mata kami ketika melihat situasi di depan kami," kata juru bicara itu.

Ia melanjutkan, "Seekor simpanse betina diikat di pergelangan tangan dan kakinya dengan tali tebal, jari-jarinya digantung dan dia sangat kesakitan dan tertekan."

"Dia telah terperangkap dalam jerat berkarat, dan keluarganya dibunuh di depannya," ungkapnya.

Baca juga: Binatang Kecil Pembunuh Ratusan Hewan Ternak di Louisiana

Para simpanse yang dibunuh dilaporkan akan dijual oleh pemburu satwa liar itu untuk diambil dagingnya.

Pemburu yang ditangkap karena telah mengurung Caita dan membunuh keluarganya, terdiri dari 2 orang.

"Kedua pemburu itu memukul punggungnya dengan pipa besi, mengikatnya dan melemparkannya ke bagasi mobil," ujarnya.

Tim membawa Caita ke pusat penyelamatan terdekat, di mana dia bertahan selama 11 hari, perlahan-lahan nafsu makannya pulih saat para pekerja mencoba mengobati luka-lukanya.

Baca juga: Pertama dalam 15 Tahun, Bayi Orang Utan Ini Lahir di Kebun Binatang Hagenbeck

Namun sayangnya, dia terkena tetanus dari jerat yang telah berkarat dan 11 hari setelah diselamatkan dia meninggal karena syok septik.

Tidak diketahui berapa lama Caita ditahan di bagasi mobil itu, atau apakah dia akan dijual hidup-hidup atau dibunuh dan dipotong sebagai bagian dari perdagangan bagian tubuh hewan.

Simpanse sering dimakan sebagai daging hewan liar, sedangkan tulang, darah, organ, dan bagian tubuh lainnya digunakan dalam berbagai pengobatan tradisional.

Kedua pemburu itu telah dipenjara karena kejahatan terhadap satwa liar.

Baca juga: Netizen China Klaim Panda Raksasa yang Ada di Kebun Binatang Washington Tidak Dirawat dengan Baik

Seorang juru bicara Wild@Life berkata, "Banyak juga (hewan liar) dijual ke kebun binatang dan taman safari buatan, di mana manusia membayar untuk menjebak mereka dan jauh dari segala sesuatu yang alami bagi mereka."

Ia juga mengatakan bahwa satwa liar seringkali dijual ke laboratorium tempat mereka disiksa atas nama sains.

Tak satu pun dari hewan liar ini merasa nyaman, kecuali di alam liar bersama keluarganya.

"Simpanse yang diselamatkan dari manusia diberikan segala kemungkinan untuk menjaga mereka tetap aman dan untuk memperkaya hidup mereka, tetapi jangan salah, tidak ada pengganti untuk keluarga dan rumah liar mereka," ucapnya.

"Wild@Life terus beroperasi di lapangan untuk menyelamatkan para korban perburuan," lanjutnya.

Baca juga: Pemuda Afrika Ini Diculik dan Dipamerkan di Kebun Binatang New York Lebih dari Seabad Lalu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com