Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tambang Emas di Kongo Longsor, 50 Orang Tewas

Kompas.com - 12/09/2020, 17:14 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

KINSHASA, KOMPAS.com - Sebanyak 50 orang tewas ketika sebuah tambang emas yang berlokasi di kawasan timur Republik Demokratik Kongo longsor.

Kelompok organisasi non-pemerintah (NGO) setempat menyatakan, tambang yang berada di dekat Kamituga itu kolaps pada Jumat sore waktu setempat (11/9/2020).

Baca juga: Anak Korban Longsor Tambang Batu Giok: Tolong Kembalikan Ayahku

Mukambilwa Sidibo, koordinator pergerakan masyarakat sipil Kongo di Kamituga menerangkan, para korban tewas terletak di tiga sumur.

"Sejumlah anak muda dan para ayah, kemudian penambang tewas hari ini (Jumat) di Nivelle, Kubota, dan Tendi," kata dia kepada Actualite.

Sidibo mengungkapkan, para penambang itu berada dalam ketiga sumur untuk mencari emas ketika hujan deras terus mengguyur.

Tambang emas itu kemudian longsor di mana para penambang juga terseret aurs. Laporan media lokal menyatakan 50 orang tewas.

Dilaporkan Daily Mirror Sabtu (12/9/2020), operasi penyelamatan masih dikerahkan di reruntuhan untuk mencari korban yang masih terjebak di tambang.

"Sayangnya, hingga saat ini masih belum ada yang ditemukan," kata Sidibo. Netizen pun menyuarakan dukacita atas insiden di Kamituga itu.

Berdasarkan laporan Sputnik, kecelakaan yang dialami oleh para penambang lepas sering terjadi di berbagai wilayah di Kongo.

Kamituga sendiri disebut merupakan kota yang kaya akan emas, sehingga warganya pun berbondong-bondong menjadi penambang.

Baca juga: Impian Para Penambang Batu Giok Myanmar yang Lenyap karena Longsor

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Warga Thailand Pakai Boneka Doraemon dalam Ritual Panggil Hujan, Kok Bisa?

Warga Thailand Pakai Boneka Doraemon dalam Ritual Panggil Hujan, Kok Bisa?

Global
Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Global
88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

Global
Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Global
Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Global
Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Global
Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Global
Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Global
Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com