Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Disiksa Ibu Tiri, Bocah 9 Tahun Ditemukan Tewas dalam Keadaan Memprihatinkan

Kompas.com - 06/09/2020, 15:57 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Mirror

MERIDIAN, KOMPAS.com - Seorang bocah laki-laki berusia 9 tahun, Emrik Osuna, ditemukan tewas dengan tubuh penuh memar dan ada bekas muntahan.

Emrik mulanya diketemukan dalam keadaan tidak bernapas ketika petugas medis tiba di kediaman orang tuanya di Meridian, Ada County, Idaho, Amerika Serikat (AS) pada Selasa (1/9/2020) dini hari waktu setempat.

Kondisi bocah itu sangat memprihantinkan dengan tubuh kekurangan gizi, penuh memar, dan terdapat bekas muntahan sebagaimana dilansir dari Mirror, Minggu (6/9/2020).

Emrik dinyatakan meninggal dunia oleh St Luke's Meridian Medical Center ketika dibawa ke ruang perawatan intensif (ICU) pada Rabu (2/9/2020) dini hari.

Menurut catatan pengadilan yang diakses secara daring, ibu tiri Osasuna, Monique Osuna (27), didakwa melakukan pembunuhan kepada anak tirinya.

Baca juga: Selamatkan Neneknya, Bocah 11 Tahun Ini Kendarai Mobil Mercedes Benz dengan Mulus

Sementara sang ayah, Erik Osuna-Gutierrez (29) dituduh melukai seorang anak, menyebabkan cedera tubuh yang parah, dan penghancuran barang bukti.

Seorang pengacara merinci bagaimana bocah itu diduga diabaikan secara ekstrem dan mengalami penyiksaan yang "mengerikan" di tangan ibu tirinya.

Pernyataan itu dilontarkan pengacara dalam sidang yang berlangsung pada Kamis (3/9/2020).

Ibu empat anak yang pernah menikah itu juga diduga menyiksa Emrik dengan menguncinya di lemari pada malam hari.

Dia juga dituduh memaksakan latihan fisik yang berat sebagai hukumannya, seperti melakukan gerakan wall sits dan jumping jack.

Baca juga: Viral, Foto Bocah 7 Tahun Makamkan Black Panther bareng Pasukan Mainan Avengers

Ayah bocah itu memberi tahu pengacara bahwa Emrik hanya diberi makan nasi dan air beberapa minggu sebelum dia meninggal.

“Terrdakwa mengakui penyiksaan terhadap Emrik Osuna dengan menguncinya di lemari kecil pada malam hari untuk tidur, menahan makanan, membuatnya melakukan hukuman fisik yang berat saat dia bekerja," kata jaksa penuntut Tamara Kelly.

Kelly menambahkan anak laki-laki itu mengalami memar di sekujur tubuhnya, khususnya di pantat, pangkal paha, kaki, dan dada.

"Beberapa bagian yang memar sangat besar dan pada dasarnya menutupi bagian belakang tubuhnya," kata Kelly.

Jaksa penuntut menuduh Osuna memukul bocah itu dengan penggorengan, ikat pinggang, dan tali anjing. Pada dasarnya, Emrik juga dikurung di dalam rumah.

Ayah bocah laki-laki itu diduga menyadari adanya kekerasan itu tetapi gagal menghentikannya.

The Sun mewartakan tuduhan kekerasan dilaporkan meningkat ketika Emrik melakukan pembelajaran jarak jauh selama pandemi virus corona.

Pada Selasa sekitar pukul 17.00 waktu setempat, Erik diduga mengirim pesan kepada istrinya.

Isi pesan tersebut diduga bahwa mereka perlu membawa Emrik ke rumah sakit dan bahwa dia takut. Namun mereka tidak segera melakukannya.

Baca juga: Bocah 3 Tahun Terbakar Saat Bermain dengan Hand Sanitizer Berbasis Alkohol

Baru sebelum pukul 21.40 waktu setempat, Departemen Kepolisian Meridian menerima telepon 911 yang melaporkan bahwa ada seorang anak tidak bernapas.

Petugas kegawatdaruratan tiba di kediaman keluarga itu dan menemukan Emrik tanpa detak jantung.

"Petugas mengamati bahwa korban menunjukkan tanda-tanda kekerasan," menurut siaran pers kepolisian.

Petugas lantas melakukan resusitasi pada anak berusia sembilan tahun itu sebelum membawanya ke St Luke's Meridian Medical Center.

Baca juga: Bocah 3 Tahun Terbang Sambil Memegang Layang-layang, Ini Fakta yang Terhimpun

Di tempat itulah Emrik dinyatakan meninggal dunia menurut Mail Online.

Orang tua itu akan kembali ke pengadilan untuk sidang pendahuluan pada 17 September.

Sebuah acara komunitas diadakan di Caldwell, Idaho, AS untuk mengenang Emrik kecil mnenurut laporan Idaho News.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com