Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Negara Bagian Jerman Ini Larang Murid Pakai Burka dan Niqab di Sekolah

Kompas.com - 22/07/2020, 16:12 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Editor

KOMPAS.com - Sebuah negara bagian di barat Jerman, Baden-Wurttemberg melarang penggunaan burka bagi semua siswa sekolah.

Perdana Menteri negara bagian itu mengatakan burka dan niqab tidak diterima dalam masyarakat bebas.

Pemerintah negara bagian Baden-Wurttemberg di barat Jerman pada hari Selasa (21/07), sepakat melarang penggunaan penutup wajah penuh yang dikenal sebagai burka atau niqab, di sekolah.

Aturan baru itu muncul ketika topik pelarangan burka menjadi debat panas di Jerman. Diikuti dengan keputusan pengadilan yang membatalkan larangan penggunaannya di Hamburg.

Keputusan dewan kota Baden-Wurttemberg melarang penggunaan burka yang sering kali disebut tipikal perempuan Muslim konservatif ini, sama dengan larangan untuk guru yang sebelumnya sudah diberlakukan.

Baca juga: Pelarangan Burka Diberlakukan di Denmark, 1 Wanita Didenda

Perdana Menteri negara bagian yang juga merupakan politisi dari Partai Hijau, Winfried Kretschmann, mengakui bahwa kasus-kasus pemakaian hijab dengan penutup wajah penuh di sekolah memang jarang terjadi.

Akan tetapi, dia mengatakan bahwa bagaimana pun juga, diperlukan putusan hukum untuk mengatur kasus-kasus langka tersebut.

Kretschmann mengatakan bahwa penggunaan burka tidak diterima dalam masyarakat bebas. Meski begitu, ia menambahkan bahwa jika larangan semacam itu diberlakukan di tingkat universitas, di mana mahasiswanya adalah orang dewasa, situasinya akan menjadi lebih kompleks.

Sehingga untuk saat ini, aturan di Baden-Wurttemberg hanya akan berlaku untuk pendidikan dasar dan menengah.

Baca juga: UU Anti-Burka, Pria Berkostum Maskot Hiu Pun Dikenai Sanksi

Suara Partai Hijau terpecah

Para pendukung larangan penggunaan burka di Jerman berdalih bahwa hal ini perlu dilakukan untuk melindungi anak-anak perempuan dari pemaksaan atau dorongan pemakaian yang berpotensi melanggar hak-hak mereka.

Anggota terkemuka dari partai-partai konservatif, termasuk Julia Klockner dari Partai Demokrat Kristen Angela Merkel (CDU), bahkan telah menyerukan larangan penggunaan burka secara nasional.

Suara dari Partai Hijau sejatinya terpecah dalam masalah ini, namun dalam kasus anak-anak sekolah di Baden-Wurttemberg, mereka sepakat dengan Partai CDU.

Pemimpin partai hijau Baden-Wurttemberg, Sandra Detzer dan Oliver Hildenbrand bahkan merujuk pada burka dan niqab sebagai “simbol penindasan”.

Di sisi lain, para penentang larangan ini mengatakan bahwa keputusan semacam itu dapat menyebabkan marginalisasi komunitas Muslim di Jerman.

Baca juga: Dianggap Tak Sesuai Budaya, Denmark Larang Penggunaan Burka

 

Baru-baru ini, seorang siswi di Hamburg, Jerman telah berjuang dan berhasil memenangkan pertarungan hukum yang memungkinkannya mengenakan burka.

Meski begitu, pengadilan mencatat bahwa larangan pemakaiannya mungkin saja diberlakukan jika UU sekolah di negara bagian diubah, yang kini tengah digodok oleh para politisi lokal.

Sementara, Filiz Polat, juru bicara kebijakan migrasi untuk kelompok parlemen federal Partai Hijau, sebelumnya telah mengatakan bahwa kebebasan untuk memakai simbol agama atau tidak adalah salah satu ciri masyarakat demokratis.

Saat ini, penggunaan burka telah dilarang di negara-negara tetangga seperti Belanda, Prancis, Denmark, dan Austria.

Sebuah jajak pendapat tahun 2019 oleh YouGov menemukan bahwa 54 persen responden di Jerman mendukung pelarangan burka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Global
Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Global
Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Global
Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Global
Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com