Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembunuh Sadis Remaja 17 Tahun Dideportasi Australia ke Inggris

Kompas.com - 18/06/2020, 17:54 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber Daily Mail

CANBERRA, KOMPAS.com - Seorang pria dengan sadis membunuh korban yang jauh lebih muda darinya.

Dilansir Daily Mail, pria itu bernama Christopher Clark Jones (36) divonis penjara seumur hidup setelah menusuk sebanyak 133 kali dan memenggal kepala korbannya.

Peristiwa nahas itu terjadi di Sandgate, Brisbane Utara pada 2005. Korbannya, seorang tunawisma berusia 17 tahun bernama Morgan Jay Shepherd.

Namun, Jones hanya menjalani masa tahanan 15 tahun dan dibebaskan bersyarat awal Juni ini dan dideportasi oleh Australia kembali ke negara asal pria itu di Inggris pada Senin lalu.

Jones lahir di Tyneside dan pindah ke Australia saat masih kecil. Dia tinggal di Sandgate dengan kedua orangtuanya dan seorang bayi perempuan ketika peristiwa pembunuhan itu terjadi.

Baca juga: Diwawancarai soal Pembunuhan Bocah 9 Tahun, Pria Ini Pakai Kubis sebagai Masker

Meski begitu, Jones tidak pernah mengurus kewarganegaraan Australia dan visanya kini ditolak karena pertimbangan perilaku buruknya.

Menteri Dalam Negeri Australia, Peter Dutton menolak visa Jones karena alasan tindak kriminalnya sebelum dia dibebaskan bersyarat, sebagaimana dilaporkan The Courier Mail.

Dutton mengatakan kasus Jones merupakan salah satu kasus kriminal paling mengerikan di dalam sejarah Queensland dan mengatakan tidak ada tempat bagi para pelaku kriminal asing yang membunuh warga lokal Australia.

Jones telah diberangkatkan pada Senin lalu menggunakan pesawat jet pribadi Australia Border Force sebagai tim pengaman yang akan membawanya ke London.

Dalam sebuah video, Jones tampak menutup kamera yang menyorotinya dengan topi hitam yang dia pakai ketika hendak memasuki pesawat jet. Jones tampak ingin menutupi identitasnya.

Baca juga: Remaja 19 Tahun Dipenggal Suami Setelah Selingkuh dan Kabur 1 Tahun

Pejabat sementara Panglima Komando Penegakan Hukum Gereja menggambarkan kejahatan yang dilakukan Jones pada 2005 itu sebagai kejahatan paling menjijikkan.

"Warga negara asing yang melakukan tindak kejahatan tidak memiliki hak untuk tetap berada di Australia dan akan dikeluarkan dari negara sesegera mungkin," katanya.

Hakim yang memimpin persidangan mengatakan kasus pembunuh remaja itu merupakan kasus terburuk yang pernah dia dengar.

Kronologi peristiwa 

Jones tengah minum-minum di sebuah rumah yang dia sewa bersama temannya yang juga tertuduh, James Patrick Roughan pada 29 Maret 2005 ketika mereka sama-sama tengah beradu argumen dengan seorang remaja dalam kondisi mabuk.

Remaja itu bernama Morgan, tinggal di Brisbane Youth Hostel saat itu (karena dia tunawisma) juga ikut minum bersama dua pria tersebut malam itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Global
Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Global
Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Global
Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Global
Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com