Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Investigasi Covid-19 dan Ancaman Boikot, China Bela Duta Besarnya di Australia

Kompas.com - 29/04/2020, 06:30 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber AFP

BEIJING, KOMPAS.com - Pada Selasa (28/4/2020), China melakukan serangan terhadap kritik internasional terkait penanganan wabah virus corona. China menuduh politisi Amerika Serikat (AS) melakukan kebohongan terselubung.

Virus baru yang bernama resmi Covid-19 ini pertama kali muncul di kota Wuhan, Provinsi Hubei, China pada akhir 2019 lalu sebelum akhirnya menyebar ke seluruh dunia termasuk AS dan Australia.

Kedua negara itu kini meminta investigasi terkait bagaimana penyakit tersebut bisa bertransformasi menjadi wabah global.

Dilansir dari media Perancis, AFP, pihak Beijing menanggapi pada Selasa (28/4/2020) dengan mengatakan bahwa AS 'menyerang' China untuk mengalihkan perhatian dan penanganan wabahnya sendiri.

China juga membela duta besarnya untuk Australia yang memperingatkan bahwa orang-orang China bisa memboikot barang-barang impor sebagai balasan atas tuntutan investigasi wabah virus corona.

Baca juga: PM Islandia Beberkan Trik untuk Menekan Infeksi Virus Corona

"Politisi Amerika berulang kali abai pada kebenaran dan mengatakan kebohongan yang tak beralasan," ungkap juru bicara kementerian luar negeri China, Geng Shuang kepada wartawan saat rapat singkat.

"Mereka hanya punya satu tujuan yakni lalai akan tanggung jawab mereka terhadap tindakan pencegahan wabah dan kontrol, serta mengalihkan perhatian publik," imbuh Shuang.

Shuang mengatakan para politisi AS seharusnya merefleksikan masalah mereka sendiri dan mencari cara agar bisa mengatasi wabah secepat mungkin.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Senin mengatakan bahwa mungkin dia kan meminta ganti rugi dari China atas wabah virus corona dan mengatakan kalau ada banyak pilihan untuk meminta pertanggung jawaban China.

"Kami tidak 'senang' dengan China," kata Trump saat rapat singkat di Gedung Putih, "Kami tidakk senang dengan seluruh situasi ini karena kami percaya seharusnya ini semua bisa dihentikan dari sumbernya."

Baca juga: Kim Jong Un Disebut Bersembunyi karena Pengawalnya Diduga Terinfeksi Virus Corona

Beijing juga menghadapi tekanan dari Australia setelah kepala departemen luar negeri dan perdagangan Australia, Frances Adamson mengatakan kepada duta besar China untuk menjelaskan soal komentar 'boikotnya'.

Dalam ancaman tersembunyi, Cheng Jingye sudah memperingatkan desakan agar pemeriksaan independen terhadap asal-usul wabah adalah tindakan berbahaya.

Hal itu mungkin mendorong orang-orang China untuk tidak membeli makanan Australia atau pun menghadiri universitas-universitas di Australia (dengan kata lain memboikot produk Australia).

Namun, Beijing membela diplomat itu dalam sebuah peringatan keras pada Selasa. "Pernyataan duta besar China merupakan tanggapan atas pernyataan keliru yang dibuat pihak Australia belakangan ini.

Pernyataan itu telah membangkitkan ketidakpuasan rakyat China dan mungkin berdampak pada hubungan bilateral," ungkap Geng Shuang.

Baca juga: Kasus Baru Infeksi Virus Corona, China Berlakukan Batasan Baru di Kota Harbin

Ketegangan China dan AS

Beijing dan Washington kerap berselisih soal wabah virus corona karena ketegangan yang meningkat di antara dua kekuatan ekonomi terbesar di dunia itu.

Trump dan menteri luar negerinya, Mike Pompeo membuat Beijing marah bulan lalu dengan mengatakan Virus China berulang kali yang ditujukan pada virus corona alias Covid-19.

Seorang juru bicara kementerian luar negeri di Beijing kemudian mengesankan adanya kemungkinan militer AS yang membawa virus ke Wuhan.

Pernyataan itu juga memicu kemarahan Trump bahwa China telah menyebarkan informasi yang salah.

Sejak itu, presiden AS kerap berulang kali menyerang China dengan mengatakan kurang transparansi soal wabah dan lambannya pemerintah China dalam merespons wabah.

Baca juga: Pasien Infeksi Virus Corona di Singapura Capai 10.000 Kasus

Klaim AS adalah virus corona sebenarnya berasal dari lembaga virologi di kota Wuhan, China, dengan laboratorium biosafety yang tinggi. Klaim itu tentu dibantah lagi oleh China. 

China juga mengajak seluruh negara untuk bekerja sama, selain juga membantah tuduhan-tuduhan yang ada.

Geng Shuang mengatakan, "Kami berharap negara-negara lain dapat bekerja sama dengan China untuk lebih berbuat banyak hal kondusif pada kerja sama internasional dan rasa saling percaya,

dibandingkan sekadar mengatakan satu hal dan melakukan hal lain (yang tak berkaitan dengan penanganan wabah)."

Baca juga: Negara Bagian AS Minta Ganti Rugi ke China soal Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com