Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Akan Jual Ventilator ke Negara Berkembang, Termasuk Indonesia

Kompas.com - 25/04/2020, 09:45 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pemerintahan Presiden Donald Trump pada Jumat (24/4/2020) mengatakan akan menjual ventilator ke setidaknya empat negara berkembang untuk membantu mengatasi Covid-19

Dilansir dari AFP, Sabtu (25/4/2020), stoknya kini sedang dipenuhi Amerika Serikat (AS) untuk dikirim ke empat negara berkembang tersebut yang sedang berjuang menangani virus corona.

Trump berujar, ia berbicara via telepon kepada Presiden Indonesia, Ekuador, El Salvador, dan Honduras. Ia berjanji AS kirim ventilator yang merupakan peralatan medis vital.

Baca juga: Usai Bicara dengan Jokowi, Trump: AS Akan Kirim Bantuan Ventilator ke Indonesia

"Kami akan mengirimkan mereka ventilator yang sangat dibutuhkan, yang baru-baru ini kami produksi banyak, dan membantu mereka dengan cara lain," tulis Trump di Twitter tentang teleponnya ke Presiden Ekuador Lenin Moreno.

Michael Kozak, diplomat top AS untuk Amerika Latin, membenarkan bahwa AS menjual ventilator.

"Kami melihat kebutuhan kami terpenuhi; kami bisa menjadi eksportir lagi," kata Kozak kepada wartawan.

Baca juga: Trump Usul Obati Covid-19 dengan Suntik Disinfektan, Ini Tanggapan Para Pakar

"Saya pikir dalam banyak kasus ini negara-negara hanya ingin membelinya. Mereka tidak meminta kami dalam pembiayaan," lanjutnya dikutip dari AFP.

Namun, Kozak mengatakan, beberapa negara dapat menggunakan bantuan dari AS untuk melakukan pembelian.

Gubernur New York Andrew Cuomo mengatakan, mereka sempat kekurangan ventilator pada awal pandemi dan menyalahkan pemerintah federal.

Baca juga: Tepis Kabar Kim Jong Un Sakit, Trump: Mereka Pakai Dokumen Lama

Namun, pekan lalu Cuomo berucap, New York akan mengirim ventilator ke Michigan dan Maryland karena situasinya telah stabil di negara bagiannya sendiri.

New York adalah negara bagian dengan dampak terparah Covid-19 di AS, negara yang angka kematiannya melebihi 50.000 jiwa.

Baca juga: Angka Kematian Covid-19 di AS Capai 50.000 Lebih, tapi Rataan Per Kapita Tidak Tinggi

Dengan perusahaan seperti Ford dan General Motors beralih ke produksi ventilator, Trump telah mengklaim bahwa stok secara keseluruhan untuk negara mencukupi, dan para pemimpin asing memintanya untuk mengirim.

"Tidak ada negara yang memiliki perlengkapan seperti kami. Kami memiliki 11 tempat berbeda pembuat ventilator," kata Trump pada Kamis (23/4/2020).

"Negara kita, seperti yang Anda tahu, tidak membutuhkannya sekarang. Gubernur kami sangat puas," kata Trump.

Baca juga: Media Salah Kutip Pernyataan Pakar Medis AS, Trump Ngamuk dan Bentak Wartawan

Dalam tweet-nya, Trump memuji Honduras dan El Salvador karena membantu mengekang emigrasi ke AS.

Guatemala juga merupakan sumber utama imigran AS, tetapi untuk sementara waktu berhenti menerima warga yang dideportasi dari AS sehubungan dengan situasi pandemi Covid-19.

Kozak mengatakan bahwa Guatemala--yang tidak disebut Trump dalam tweet tentang ventilator--tidak dihukum.

"Tidak ada hubungan di sini antara kerja sama pemindahan dan ventilator. Kami sedang berusaha mendapatkan obat-obatan dan persediaan medis untuk siapa saja yang membutuhkannya."

Baca juga: 3 Fakta Baru Terungkap di Penelusuran Kematian Pertama Covid-19 di AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengapa Rencana Serangan Darat Israel ke Rafah di Gaza Begitu Dikecam?

Mengapa Rencana Serangan Darat Israel ke Rafah di Gaza Begitu Dikecam?

Global
Jerman Sambut Baik Keputusan Ekspor Senjata ke Israel

Jerman Sambut Baik Keputusan Ekspor Senjata ke Israel

Global
AS Disebut Akan Turunkan Ganja ke Golongan Obat Berisiko Rendah

AS Disebut Akan Turunkan Ganja ke Golongan Obat Berisiko Rendah

Global
Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Global
[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

Global
Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com