Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tengah Covid-19, Presiden Tanzania Minta Rakyat Berdoa pada Tuhan

Kompas.com - 22/04/2020, 22:55 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

DAR ES SALAAM, KOMPAS.com - Presiden Tanzania, John Magufuli, meminta rakyatnya berdoa pada Tuhan dan mempertahankan roda ekonomi bergerak di tengah Covid-19.

Sejumlah negara di Afrika sudah mulai menerapkan baik jam malam, lockdown parsial hingga total dalam rangka mencegah wabah.

Namun, Tanzania menolak cara itu. Sekolah dan kampus memang ditutup, tetapi pasar maupun moda transportasi seperti bus tetap beroperasi.

Baca juga: Cegah Penyebaran HIV, Anggota Parlemen Tanzania Diminta untuk Sunat

Sebelummya pada Jumat (17/4/2020), John Magufuli sudah mengajak rakyatnya untuk berdoa selama tiga hari guna memerangi wabah Covid-19.

Dia termasuk salah satu pemimpin dunia yang masih merendahkan betapa berbahayanya patogen yang pertama terdeteksi di Wuhan, China, itu.

"Ini adalah waktu untuk meningkatkan iman kita dan terus berdoa pada Tuhan, bukan bergantung kepada masker," ujar Magufuli dikutip AFP Rabu (22/4/2020).

Presiden Tanzania sejak 2015 itu menyerukan kepada orang-orang untuk tidak berhenti beribadah baik di gereja maupun di masjid.

"Saya yakin ini hanyalah bentuk angin perubahan, dan akan segera berlalu," ucapnya dari gereja di Dodoma pada Maret lalu.

Baca juga: 10 Anak di Tanzania Dibunuh dan Diambil Bagian Tubuhnya untuk Ritual Sihir

Saat memberikan pesan dalam perayaan Jumat Agung, Magufuli menyatakan bahwa Yang Mahakuasa bakal menyelamatkan rakyatnya dari virus corona.

Dar Es Salaam melaporkan kasus pertamanya pada 16 Maret, di mana dalam satu pekan terakhir, jumlahnya meningkat dari 32 menjadi 147, dengan lima meninggal.

Negara di Afrika cukup tertinggal dalam kurva global. Meski sudah menerapkan aturan ketat, kasus di wilayah mereka masih meningkat.

Oposisi sekaligus pemimpin Partai ACT Wazalendo, Zitto Kabwe, begitu kecewa dengan sikap yang ditunjukkan pemerintahan Magufuli.

"Saya tidak senang dengan ketidakseriusan, ketidaktrsnaparan dalam data, dan sikap pemerintah yang menyangkal virus ini," keluh Kabwe.

Baca juga: Warga Tanzania Kedapatan Selundupkan Narkoba dengan Menelan 1 Kg Lebih Sabu

"Terus menghasilkan"

Kabwe sebenarnya sudah mengusulkan lockdown parsial bagi sejumlah wilayah seperti dar Es Salaam, Arusha, Mwanza, dan Dodoma.

Dia juga menyarankan adanya penutupan wilayah total kepada tempat-tempat wisata maupun pulau yang dikelola secara semi-otonomi, Zanzibar.

Tetapi, John Magufuli tetap menyerukan kepada rakyatnya untuk bekerja, dan meminta mereka untuk mematuhi juga pembatasan sosial.

Dalam penjelasannya, Magufuli meminta agar virus corona tidak dijadikan dalih bagi orang untuk tidak semangat bekerja.

"Coronavirus tidak boleh dan tidak akan menjadi alasan bagi seseorang tidak melakukan pekerjannya," kata politisi berusia 60 tahun itu.

Baca juga: Dua Kapal Tanzania Terbakar di Perairan Crimea, 20 Orang Diyakini Tewas

Dia meminta agar para petani tetap menggarap ladangnya, pemilik industri agar terus menghasilkan, dan tidak berharap segala perkembangan berhenti.

"Covid-19 ini seharusnya tidak menjadi alasan untuk menghancurkan ekonomi yang sudah dibangun," tegas Ketua Komunitas Pembangunan Afrika Selatan tersebut.

Ekonomi negara itu sudah terpukul setelah turis, yang memenuhi pantai atau ingin melihat hewan liar, berhenti berkunjung.

Di jalanan pusat komersial dar Es Salaam. publik mengaku takut dengan virus itu. Mereka berusaha menjaga jarak sembari tetap bekerja.

"Yang saya lakukan saat ini adalah meminta pelanggan mencuci tangan. Tantangannya adalah, saya hanya punya satu helm," kata Hemedi Masoud, operator taksi motor.

Dia dan pengemudi moda yang disebut boda-boda itu biasanya memarkirkan motor mereka di jalanan penuh pedagang dan pejalan kaki.

Masoud menerangkan, dia sebenarnya takut terinfeksi. Namun dia mengaku harus tetap mencari nafkah agar keluarganya bisa makan.

Pemerintah melarang bus untuk mengambil penumpang di luar kapasitas tempat duduk mereka. Tapi, itu hanya akan menambah kepadan antrean di jam sibuk.

Baca juga: Presiden Tanzania Pilih Bantuan China daripada Barat, Ini Alasannya

Sama dengan warga miskin di belahan dunia lain, mereka yang di Tanzania mengaku bertahan di rumah selama wabah adalah pilihan buruk.

Anna John, seorang pedagang makanan berujar, dia tidak berdoa terjadi lockdown sehingga orang bakal mati kelaparan meski terbebas dari pandemi.

"Hidup harus terus berlanjut. Semoga Tuhan melindungi kami semua," ujar Anna. Pendapat yang sama juga disuarakan oleh Miriam John.

Penjual sepatu itu berkata, sebagian pelanggannya ada yang tidak mencuci tangan. Tetapi dia tak bisa apa-apa karena butuh uang mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com