Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karena Virus Corona, Trump Umumkan Penangguhan Imigrasi ke AS

Kompas.com - 21/04/2020, 15:33 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump mengumumkan, dia bakal menangguhkan sementara imigrasi di tengah pandemi virus corona.

Dalam kicauan di Twitter, dia menggunakan frase "musuh tak terlihat", untuk menggambarkan situasi AS di mana 792.000 orang terjangkit dan 42.000 lainnya meninggal.

"Saya akan menandatangani Perintah Eksekutif untuk sementara menangguhkan imigrasi ke Amerika Serikat," jelas Trump di Twitter.

Baca juga: Kritik Gubernur Negara Bagian Tangani Covid-19, Trump: Ada yang Bertindak Terlalu Jauh

Dilansir AFP Selasa (21/4/2020), dia menjelaskan melakukan langkah itu tak hanya karena virus corona, tetapi juga melindungi lapangan pekerjaan warga AS.

Kementerian Luar Negeri dilaporkan mengeluarkan 462.000 visa imigran pada 2019, dengan Badan Imigrasi dan Warga AS merilis permanent residence bagi 577.000.

Meski Trump menyatakan dia ingin melindungi lapangan kerja, sebanyak 22 juta warga AS kehilangan pekerjaan sejak pemerintah menerapkan lockdown.

Kicauannya tidak menjabarkan seperti apa penangguhan itu, bagaimana teknis penerapannya, dan kapankah aturan itu bakal ditegakkan.

The Washington Post memberitakan, pemimpin dari Partai Republik itu bakal menandatangani Perintah Eksekutif paling lambat Selasa.

Taipan real estate itu menjadikan masalah imigrasi sebagai sorotan utamanya ketika berkampanye sebagai Presiden AS pada 2016.

Dia sempat memutuskan larangan ke China ketika Covid-19 merebak Januari, disusul dengan larangan ke Eropa pada pertengahan Maret.

Baca juga: Trump Pertanyakan Apakah China Sengaja Ciptakan Krisis Covid-19

"Larangan yang datang terlambat"

Peneliti Cati Institute, Alex Nowrasteh dan Andrew C Forrester, Trump punya otoritas untuk menangguhkan imigrasi untuk melindungi kesehatan publik.

"Meski begitu, larangan seperti yang diterapkan dalam beberapa bulan terakhir, dan akan diberlakukan 21 April seperti menutup kandang setelah kuda melarikan diri," ujar keduanya.

Keduanya menerangkan, penelitian menunjukkan larangan bepergian di tengah wabah tidak akan berpengaruh pada penyebarannya.

Sebabnya, pemerintah setempat baru menerapkan larangan bepergian tersebut setelah pandemi mulai menyebar di negara mereka.

Baca juga: Mengapa Ada Demonstrasi di AS Saat Wabah Virus Corona?

Forrester dan dan Nowrasteh juga menuturkan, twit Trump itu juga seolah menunjukkan bahwa imigran yang menyebarkan Covid-19.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Global
[POPULER GLOBAL] Ratusan Ribu Ikan di Vietnam Mati Kekurangan Air | Hamas Minta Gencatan Senjata Permanen

[POPULER GLOBAL] Ratusan Ribu Ikan di Vietnam Mati Kekurangan Air | Hamas Minta Gencatan Senjata Permanen

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com