Dikutip The Independent Selasa (24/3/2020), keluarga tersebut kini mengelola sebuah toko kelontong. Di sinilah bantuan pun terjadi.
"Mereka menelepon untuk mengatakan bahwa mereka menaruh plastik makanan di depan rumah saya," kata penulis buku bertema anak-anak dan remaja itu.
Stevenson berkata, keluarga itu menuturkan mereka bisa membawakanya makanan jika dibutuhkan selama beberapa hari ke depan.
"Mereka sangat baik, dan orang murah hati. Kami menjadi teman baik selama beberapa tahun terakhir. Saya yakin kami akan selalu terikat," tuturnya.
Baca juga: Kisah Kebaikan yang Terjadi di Tengah Wabah Virus Corona
Peneliti Kanada pada Senin (23/3/2020) dilaporkan meluncurkan studi terkait penggunaan obat anti-inflamasi untuk mengurangi risiko komplikasi paru-paru dan kematian terkait Covid-19.
Beberapa pasien SARS-Cov-2 disebut mengalami komplikasi parah karena lonjakan sel imun di paru-paru, dikenal juga sebagai "badai sitokin".
Dalam badai sitokin, sistem kekebalan bereaksi berlebihan dan merusak jaringan paru-paru. Menyebabkan kegagalan organ dan gangguan pernapasan akut.
Tim peneliti tersebut dipimpin oleh Jean-Clude Tardif, direktur pusat penelitian Institut Montreal Heart dan guru besar kedokteran di Universitas Montreal.
Diwartakan AFP, mereka mencoba meneliti colchicine dengan harapan, obat itu bakal memoderasi sel kekebalan yang berlebihan pada pasien SARS-Cov-2.
Obat ini disebut untuk mengobati encok dan perikarditis (radang selaput jantung). Jika terbukti berhasil, maka ini menjadi kabar baik dalam perjuangan mengalahkan Covid-19.
Baca juga: China: Obat Flu Jepang Avigan Efektif Obati Virus Corona
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.