Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/03/2020, 07:41 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC,AFP

PYONGYANG, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump mengirim surat kepada Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un, berisi penawaran bantuan untuk memerangi virus corona.

Kabar itu disampaikan oleh adik sekaligus petinggi negara, Kim Yo Jong, setelah Pyongyang menembakkan proyektil yang diduga rudal balistik jarak pendek.

Dalam keterangan yang disampaikan media pemerintah KCNA, Kim Yo Jong menuturkan Trump ingin meningkatkan relasi dengan Kim Jong Un.

Baca juga: Jika Virus Corona Infeksi Korea Utara, Kim Jong Un Ancam Bakal Ada Konsekuensi Serius

Di surat yang diberikan kepada Kim Jong Un, presiden 73 tahun itu menuturkan ingin bekerja sama dalam menangani penyebaran wabah.

"Presiden AS begitu terkesan dengan usaha yang diberikan ketua untuk melindungi rakyatnya dari ancaman serius virus corona," jelas Kim Yo Jong.

Hingga saat ini, negara yang menganut ideologi Juche itu belum melaporkan adanya infeksi Covid-19, dan memunculkan keraguan para ahli.

Sementara Negeri "Uncle Sam" sudah mengumumkan adanya 23.811 penularan, di mana 301 korban meninggal dari virus bernama resmi SARS-Cov-2.

Dilansir AFP maupun BBC Sabtu (21/3/2020), KCNA tidak menjabarkan kapan surat itu dikirimkan oleh orang nomor satu AS itu kepada Kim.

Baca juga: Di Tengah Ketegangan, Kim Jong Un Beri Dukungan untuk Korsel Hadapi Virus Corona

Kim Yo Jong mengatakan, meski surat itu memaparkan "hubungan luar biasa" dua pemimpin, dia memperingatkan relasi lebih luas yang mencakup negara berbeda.

"Kami mencoba berharap hubungan dua negara sama eratnya dengan pemimpin. Tetapi, hanya waktu yang bisa menjawabnya," kata dia.

Analis menyatakan, Korea Utara mencoba untuk terus memamerkan senjatanya sejak pertemuan Kim dan Trump di Vietnam pada Februari 2019 gagal.

Gagalnya pertemuan keduanya di Hanoi pada akhir Februari disebabkan perbedaan pandangan mengenai pencabutan sanksi dan balasan apa yang diberikan Pyongyang.

Baca juga: 22 Hari Hilang di Tengah Wabah Virus Corona, Kim Jong Un Kembali Muncul

Saat ini, negara komunis itu berada dalam serangkaian sanksi baik yang diterapkan AS maupun PBB karena program persenjataan nuklir mereka.

Korut sempat mendesak Washington guna menawarkan pendekatan baru terkait denuklirisasi dan pencabutan sanksi sebelum 2019 berakhir.

Namun karena tak dijawab, pada Desember 2019, Kim mengumumkan mereka tak lagi terikat pada perjanjian penghentian uji coba rudal balistik antar-benua dan nuklir.

Dia sudah mengancam bakal menunjukkan "senjata strategis terbaru Korut" secepatnya, dengan serangkaian kabar adanya tembakan proyektil.

Menyikapi uji coba tersebut, Kementerian Luar Negeri AS meminta Pyongyang menghentikan provokasi mereka dan mematuhi resolusi Dewan Keamanan PBB.

Adapun Dewan Keamanan PBB sudah menyatakan, mereka bakal menangguhkan sebagian sanksi untuk mengalirkan bantuan kepada Korea Utara.

Baca juga: Awasi Latihan Korea Utara, Kim Jong Un Tak Pakai Masker di Tengah Wabah Virus Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Sumber BBC,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Rencana Taliban Pasang Kamera Pengawas Massal di Kota Besar Afghanistan

Rencana Taliban Pasang Kamera Pengawas Massal di Kota Besar Afghanistan

Global
Rangkuman Hari ke-579 Serangan Rusia ke Ukraina: Gudang Biji-bijian Odessa Diporak-porandakan Rusia | Pesta Kembang Api Kota Kursk Batal

Rangkuman Hari ke-579 Serangan Rusia ke Ukraina: Gudang Biji-bijian Odessa Diporak-porandakan Rusia | Pesta Kembang Api Kota Kursk Batal

Global
[POPULER GLOBAL] Ukraina Serang Kota Kursk | Krisis Properti China

[POPULER GLOBAL] Ukraina Serang Kota Kursk | Krisis Properti China

Global
Paduan Suara Shantell Vocal Ensemble Raih Juara di Spanyol

Paduan Suara Shantell Vocal Ensemble Raih Juara di Spanyol

Global
Filipina Singkirkan Penghalang Terapung yang Dipasang China di Laut China Selatan

Filipina Singkirkan Penghalang Terapung yang Dipasang China di Laut China Selatan

Global
8 Pejabat Diperintahkan Ditangkap Buntut Banjir Libya yang Tewaskan 3.800 Orang

8 Pejabat Diperintahkan Ditangkap Buntut Banjir Libya yang Tewaskan 3.800 Orang

Global
Malaysia Tingkatkan Ekspor Minyak Sawit ke China 500.000 Ton Per Tahun

Malaysia Tingkatkan Ekspor Minyak Sawit ke China 500.000 Ton Per Tahun

Global
Rusia Sebut Ketegangan di Kosovo Berpotensi Berbahaya

Rusia Sebut Ketegangan di Kosovo Berpotensi Berbahaya

Global
Thailand Selidiki Jaringan Judi Online Ilegal 'Betflix' dengan Keterlibatan Polisi

Thailand Selidiki Jaringan Judi Online Ilegal "Betflix" dengan Keterlibatan Polisi

Global
Kali Pertama, Australia Kerahkan 6 Jet Tempur F-35 ke Indonesia

Kali Pertama, Australia Kerahkan 6 Jet Tempur F-35 ke Indonesia

Global
Tabrakan 'Adu Banteng', Pikap Lindas Mobil Sport Corvette

Tabrakan "Adu Banteng", Pikap Lindas Mobil Sport Corvette

Global
Krisis Properti China, Jumlah Rumah Kosong Bisa untuk 3 Miliar Orang

Krisis Properti China, Jumlah Rumah Kosong Bisa untuk 3 Miliar Orang

Global
Kapsul NASA Bawa Sampel Asteroid Terbesar ke Bumi

Kapsul NASA Bawa Sampel Asteroid Terbesar ke Bumi

Global
Rangkuman Hari Ke-578 Serangan Rusia ke Ukraina: Kursk Diserang | Rute Baru Ekspor Biji-bijian

Rangkuman Hari Ke-578 Serangan Rusia ke Ukraina: Kursk Diserang | Rute Baru Ekspor Biji-bijian

Global
Messina Denaro, Salah Satu Bos Mafia Italia Terkejam, Meninggal karena Kanker

Messina Denaro, Salah Satu Bos Mafia Italia Terkejam, Meninggal karena Kanker

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com