Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Diuji Coba ke 45 Relawan, Vaksin Virus Corona Belum Siap Selama Setahun

Kompas.com - 17/03/2020, 19:16 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

SEATTLE, KOMPAS.com - Uji coba vaksin virus corona resmi dilakukan terhadap 45 sukarelawan resmi dimulai Senin (16/3/2020), demikian keterangan otoritas kesehatan AS.

Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular Dr Anthony Fauci mengatakan, propritas mereka adalah menemukan vaksin yang efektif dan aman.

"Studi Fase 1, yang dilakukan dalam kecepatan mengagumkan, merupakan langkah pertama yang penting untuk mencapai tujuan," terang Fauci.

Baca juga: Vaksin Corona Ditemukan, Akan Diuji Coba ke 45 Orang Sukarelawan

Otoritas AS menggandeng perusahaan bioteknologi Moderna, dan mengembangkan vaksin virus corona menggunakan urutan genetik si patogen.

Institut Kesehatan Nasional (NIH) menjabarkan 45 relawan yang dipilih adalah 45 pria dan satu perempuan yang tidak sedang hamil. Berusia antara 18-55 tahun.

Uji coba tersebut dilangsungkan di Institut Penelitian Kesehatan Kaiser Permanente Washington di Seattle, di mana wabah virus corona pertama kali terjadi di AS.

Dilansir New York Times dan CNBC, meski hasil tes menunjukkan perkembangan positif, terbukti aman dan efektif, vaksin itu belum diproduksi dalam waktu setahun.

Pakar kesehatan dunia dikutip CNBC mengatakan, tim farmasi membutuhkan waktu lama untuk mengembangkan, mencoba, dan meninjau dampak yang ditimbulkan.

Para ahli itu berkaca dari wabah Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) yang teridentifikasi pada November 2002, dan membunuh hampir 800 orang di seluruh dunia.

Peter Hotez, co-director Texas Children’s Hospital Center for Vaccine Development berujar, waktu setahun itu terjadi jika skenario baik terjadi.

Antara lain peneliti menemukan senjata untuk melumpuhkan virus corona, uji coba binatang mengonfirmasi khasiatnya, serta tidak ada efek samping ketika disuntikkan ke manusia.

Baca juga: Menteri Jerman: Penelitian Vaksin Virus Corona Tidak Dijual

Pernyataan Hotez itu diperkuat keterangan Fauci, yang menjelaskan bahwa vaksin untuk Covid-19 belum siapa selama 12-18 bulan ke depan.

Moderna, perusahaan bioteknologi yang berbasis Massachusetts, mengembangkan vaksin itu menggunakan kode genetik RNA dari si virus.

Dr Barney Graham, wakil direktur Pusat Penelitian Vaksin berkata, mereka sudah bekerja sama dengan Moderna karena pendekatan RNA bisa memproduksi obat dalam waktu cepat.

Uji coba awal ini akan dipimpin oleh Dr Lisa Jackson, penyelidik senior di Kaiser. Setiap relawan bakal menerima dua dosis vaksin via injeksi intramuscular di lengan atas selama 28 hari.

Setiap peserta bakal mendapat 25 mikrogram, 100 mikrogram atau 250 mikrogram dari dua jenis vaksin, di mana satu kelompok berisi 15 orang.

"Pekerjaan ini merupakan momen kritis, dan menjadi bagian dari upaya nasional untuk merespons ancaman dari wabah yang berkembang ini," kata Jackson.

Baca juga: Trump Sebut Vaksin Virus Corona Bakal Siap Saat Pilpres AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com