Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Sebut Vaksin Virus Corona Bakal Siap Saat Pilpres AS

Kompas.com - 16/03/2020, 15:26 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

WASHINGTON, KOMPAS.com - Presiden Trump telah berjanji bahwa vaksin akan siap pada waktu pemilihan, November 2020. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan vaksin akan siap dalam 18 bulan.

Bahkan, menurut Dr Anthony Fauci, Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIH), jika tes keamanan vaksin saat ini berjalan dengan baik, kehadirannya bisa maju setengah tahun lebih awal.

Namun, produsen mengetahui bahwa penantian diperlukan karena dibutuhkan studi tambahan dari ribuan orang untuk mengetahui apakah vaksin benar-benar melindungi dan tidak membahayakan.

Sejauh ini tindakan karantina telah dilakukan oleh Pemerintah AS di seluruh wilayah negeri Paman Sam itu. Namun, hanya vaksin yang mampu mencegah seseorang dari sakit karena virus.

Baca juga: Menteri Jerman: Penelitian Vaksin Virus Corona Tidak Dijual

Lebih kurang 35 perusahaan dan lembaga akademik berusaha membuat vaksin. Empat di antaranya telah dicoba kepada hewan.

Moderna, sebuah perusahaan bioteknologi di Massachussets, telah mengirimkan vaksin gelombang pertama untuk Covid-19.

Nama vaksin itu (mRNA-1237) yang dikirim kepada Lembaga Nasional AS untuk alergi dan penyakit infeksi.

Vaksin mRNA-1237 itu dikatakan siap untuk dicoba kepada manusia pada April mendatang. Pasien pertamanya nanti akan menerima dosis percobaan pada Senin (16/3/2020).

Percobaan ini akan dilakukan di Kaiser Permanente Washington, Lembaga Penelitian Kesehatan, di Seattle.

Baca juga: Pakar Herbal di Tunisia Untung Sebab Virus Corona

Uji coba ini akan melibatkan 45 pemuda, relawan kesehatan dengan perbedaan dosis vaksin, yang menggunakan mRNA dan tidak membutuhkan pertumbuhan virus dalam jumlah besar, yang bisa memakan waktu.

Pihak Universitas Cambridge memberikan keterangan bahwa RNA vaksin tidak seperti vaksin lainnya.

Cara kerja vaksin RNA bermula pada urutan mRNA (molekul yang memberi tahu sel untuk membangun) yang dikodekan untuk antigen penyakit spesifik.

Sekalinya diproduksi dalam tubuh, antigen tersebut mampu dikenali oleh sistem imun dan mempersiapkannya untuk melawan hal yang nyata (virus).

Tujuan dari uji coba ini untuk memastikan bahwa vaksin tidak menunjukkan kekhawatiran efek samping sebelum para peneliti mulai melakukan uji vaksin yang lebih besar.

Baca juga: ISIS Larang Anggotanya ke Eropa untuk Hindari Virus Corona

Selain itu, partisipan yang hadir sebagai relawan tidak akan terinfeksi virus corona.

Kecepatan AS untuk bisa sampai ke bagian proses ini dibantu para ilmuwan di China yang mampu mengungkap urutan genom virus yang disebut SARS-CoV-2 yang mereka bagikan pada awal Januari lalu.

Langkah itu kemudian membuat peneliti AS menumbuhkan virus dan mempelajari bagaimana virus itu mampu berdampak pada tubuh.

Menurut Guardian, kajian tentang virus itu dibantu oleh pengetahuan tentang flu yang umumnya dianggap sebagai risiko pandemi terbesar.

Para ilmuwan telah bekerja pada prototipe patogen mengikuti epidemi SARS dan MERS pada tahun-tahun sebelumnya.

Baca juga: 3 Kunci Korea Selatan Berhasil Tangani Virus Corona Lebih Baik dari Negara Lain

Richard Hatchett, CEO sebuah perusahaan Norwegia yang memimpin upaya untuk membiayai dan mengoordinasikan pengembangan vaksin Covid-19, menjelaskan bahwa kecepatannya dalam memproduksi kandidat prototipe patogen masa depan bergantung pada investasi dalam memahami bagaimana mengembangkan vaksin untuk virus corona lain.

Moderna vaksin misalnya, juga dibuat berdasarkan penelitian sebelumnya tentang virus MERS. Selain itu, uji coba klinis memang membutuhkan waktu lebih sampai setahun untuk memastikan aman dan bekerja.

Pasien yang telah diuji coba dengan vaksin Moderna selama percobaan akan terus dipantau selama setahun.

Dilansir dari Guardian, pakar kesehatan global, Jonathan Quick mengatakan, "Mendapatkan vaksin yang terbukti aman dan efektif pada manusia membutuhkan satu per tiga cara terbaik untuk apa yang dibutuhkan pada program imunisasi global."

"Biologi virus dan teknologi vaksin bisa menjadi faktor pembatas, tetapi politik dan ekonomi jauh lebih mungkin menjadi penghambat imunisasi,” tambah Quick.

Baca juga: Sebanyak 4.590 Korban Infeksi Virus Corona di Iran Dinyatakan Sembuh

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Internasional
Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Global
Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Global
Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Global
AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com