WASHINGTON, KOMPAS.com - Presiden Trump telah berjanji bahwa vaksin akan siap pada waktu pemilihan, November 2020. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan vaksin akan siap dalam 18 bulan.
Bahkan, menurut Dr Anthony Fauci, Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIH), jika tes keamanan vaksin saat ini berjalan dengan baik, kehadirannya bisa maju setengah tahun lebih awal.
Namun, produsen mengetahui bahwa penantian diperlukan karena dibutuhkan studi tambahan dari ribuan orang untuk mengetahui apakah vaksin benar-benar melindungi dan tidak membahayakan.
Sejauh ini tindakan karantina telah dilakukan oleh Pemerintah AS di seluruh wilayah negeri Paman Sam itu. Namun, hanya vaksin yang mampu mencegah seseorang dari sakit karena virus.
Lebih kurang 35 perusahaan dan lembaga akademik berusaha membuat vaksin. Empat di antaranya telah dicoba kepada hewan.
Moderna, sebuah perusahaan bioteknologi di Massachussets, telah mengirimkan vaksin gelombang pertama untuk Covid-19.
Nama vaksin itu (mRNA-1237) yang dikirim kepada Lembaga Nasional AS untuk alergi dan penyakit infeksi.
Vaksin mRNA-1237 itu dikatakan siap untuk dicoba kepada manusia pada April mendatang. Pasien pertamanya nanti akan menerima dosis percobaan pada Senin (16/3/2020).
Percobaan ini akan dilakukan di Kaiser Permanente Washington, Lembaga Penelitian Kesehatan, di Seattle.
Uji coba ini akan melibatkan 45 pemuda, relawan kesehatan dengan perbedaan dosis vaksin, yang menggunakan mRNA dan tidak membutuhkan pertumbuhan virus dalam jumlah besar, yang bisa memakan waktu.
Pihak Universitas Cambridge memberikan keterangan bahwa RNA vaksin tidak seperti vaksin lainnya.
Cara kerja vaksin RNA bermula pada urutan mRNA (molekul yang memberi tahu sel untuk membangun) yang dikodekan untuk antigen penyakit spesifik.
Sekalinya diproduksi dalam tubuh, antigen tersebut mampu dikenali oleh sistem imun dan mempersiapkannya untuk melawan hal yang nyata (virus).
Tujuan dari uji coba ini untuk memastikan bahwa vaksin tidak menunjukkan kekhawatiran efek samping sebelum para peneliti mulai melakukan uji vaksin yang lebih besar.
Selain itu, partisipan yang hadir sebagai relawan tidak akan terinfeksi virus corona.
Kecepatan AS untuk bisa sampai ke bagian proses ini dibantu para ilmuwan di China yang mampu mengungkap urutan genom virus yang disebut SARS-CoV-2 yang mereka bagikan pada awal Januari lalu.
Langkah itu kemudian membuat peneliti AS menumbuhkan virus dan mempelajari bagaimana virus itu mampu berdampak pada tubuh.
Menurut Guardian, kajian tentang virus itu dibantu oleh pengetahuan tentang flu yang umumnya dianggap sebagai risiko pandemi terbesar.
Para ilmuwan telah bekerja pada prototipe patogen mengikuti epidemi SARS dan MERS pada tahun-tahun sebelumnya.
Richard Hatchett, CEO sebuah perusahaan Norwegia yang memimpin upaya untuk membiayai dan mengoordinasikan pengembangan vaksin Covid-19, menjelaskan bahwa kecepatannya dalam memproduksi kandidat prototipe patogen masa depan bergantung pada investasi dalam memahami bagaimana mengembangkan vaksin untuk virus corona lain.
Moderna vaksin misalnya, juga dibuat berdasarkan penelitian sebelumnya tentang virus MERS. Selain itu, uji coba klinis memang membutuhkan waktu lebih sampai setahun untuk memastikan aman dan bekerja.
Pasien yang telah diuji coba dengan vaksin Moderna selama percobaan akan terus dipantau selama setahun.
Dilansir dari Guardian, pakar kesehatan global, Jonathan Quick mengatakan, "Mendapatkan vaksin yang terbukti aman dan efektif pada manusia membutuhkan satu per tiga cara terbaik untuk apa yang dibutuhkan pada program imunisasi global."
"Biologi virus dan teknologi vaksin bisa menjadi faktor pembatas, tetapi politik dan ekonomi jauh lebih mungkin menjadi penghambat imunisasi,” tambah Quick.
https://www.kompas.com/global/read/2020/03/16/152603770/trump-sebut-vaksin-virus-corona-bakal-siap-saat-pilpres-as