Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Saat Tikus Ditemukan di Pesawat SriLankan Airlines...

COLOMBO, KOMPAS.com - Maskapai penerbangan nasional Sri Lanka, SriLankan Airlines, kelabakan setelah seekor tikus ditemukan di salah satu pesawat milik mereka.

SriLankan Airlines pada Selasa (27/2/2024) menyalahkan seekor tikus yang membuat pesawatnya tidak bisa terbang selama tiga hari, memicu penundaan layanan, dan dikhawatirkan akan membuat para investor takut untuk berinvestasi pada maskapai yang kekurangan dana tersebut.

Hewan pengerat penumpang gelap ini terlihat menikmati penerbangan SriLankan Airlines Airbus A330 dari kota Lahore di Pakistan pada Kamis (24/2/2024)

Hal itu mendorong pencarian secara serius untuk memastikan  hewan ini tidak menggerogoti komponen-komponen penting di dalam pesawat.

Seorang pejabat maskapai mengatakan bahwa pesawat SriLankan Airline itu kini telah melanjutkan penerbangan, tetapi grounded tersebut berdampak pada seluruh jadwal penerbangan.

"Pesawat itu dikandangkan selama tiga hari di Ibu Kota Colombo," kata seorang pejabat maskapai, yang menolak disebutkan namanya, sebagaimana diberitakan AFP.

Menurut pejabat itu, pesawat tidak dapat diterbangkan sebelum tikus benar-benar telah ditemukan.

"Tikus itu ditemukan dalam keadaan mati," jelasnya.

SriLankan Airline, yang telah mengakumulasi kerugian lebih dari 1,8 miliar dollar AS pada akhir Maret 2023, nyatanya memiliki tiga pesawat lain yang dikandangkan selama lebih dari satu tahun dari total 23 armada.

Maskapai ini tidak memiliki valuta asing untuk membayar biaya perbaikan mesin.

Menteri Penerbangan Sri Lanka, Nimal Siripala de Silva, mengatakan kepada wartawan, bahwa tikus itu mungkin akan membuat "takut" beberapa investor yang sempat tertarik untuk mengambil alih maskapai penerbangan yang terlilit utang tersebut.

Pemerintah-pemerintah sebelumnya telah mencoba untuk menjualnya namun tidak berhasil. Pemerintah sebelumnya menawarkan maskapai ini dengan harga satu dolar, namun tidak ada yang berminat.

Dana Moneter Internasional (IMF), yang memberikan dana talangan kepada Sri Lanka tahun lalu dengan pinjaman sebesar 2,9 miliar do;lar AS yang tersebar selama empat tahun, telah menekankan bahwa perusahaan-perusahaan milik negara seperti itu merupakan beban berat bagi anggaran nasional.

Maskapai ini menguntungkan hingga perjanjian manajemen dengan Emirates dibatalkan pada tahun 2008, menyusul perselisihan dengan presiden saat itu, Mahinda Rajapaksa.

Maskapai ini menolak untuk menaikkan penumpang yang membayar tiket dan memberikan kursi mereka kepada 35 anggota keluarga Rajapaksa, yang baru saja kembali dari liburan di London.

Ironisnya, salah satu tahun yang paling menguntungkan bagi maskapai ini adalah pada 2001, ketika gerakan separatis Macan Tamil menghancurkan beberapa pesawat dalam sebuah serangan.

Sebab, pembayaran asuransi dan penghapusan kelebihan kapasitas akibat insiden itu meningkatkan pendapatan SriLankan Airlines.

https://www.kompas.com/global/read/2024/02/27/160000870/saat-tikus-ditemukan-di-pesawat-srilankan-airlines-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke