Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kesaksian Pilot Japan Airlines Sebelum Tabrakan di Bandara Haneda Tokyo

Pesawat Japan Airlines terbakar tetapi semua 379 penumpang dan awaknya selamat, sedangkan lima dari enam kru Penjaga Pantai tewas.

Juru bicara JAL pada Kamis (4/1/2024) menyampaikan kepada kantor berita AFP, ketiga pilot yang bertugas juga tidak dapat melihat api dari kokpit ketika kebakaran terjadi. Mereka baru tahu dari awak kabin.

Disebutkan bahwa tidak ada kontak visual oleh para pilot dengan pesawat lain. Hanya salah satu dari mereka yang melihat sebuah obyek tepat sebelum tabrakan.

"Setelah pesawat mendarat dan kira-kira saat roda depan menyentuh atau hendak menyentuh darat--selama beberapa detik itu mereka bilang merasakan tabrakan," lanjut juru bicara JAL.

Ketua pramugari yang merupakan salah satu dari sembilan awak kemudian melapor ke kokpit bahwa pesawat terbakar, sehingga awak kabin perlu izin membuka pintu darurat, menurut laporan stasiun tv NHK.

Saat itu kabin dipenuhi asap dan semakin panas. Bayi-bayi menangis dan orang-orang memohon pintu dibuka.

Di salah satu video yang beredar terdengar anak muda berteriak, "Tolong biarkan kami keluar. Tolong. Tolong buka. Buka saja. Ya Tuhan."

Ada delapan pintu darurat di Japan Airlines JAL516, tetapi evakuasi dimulai dari dua perosotan di depan pesawat akibat kebakaran.

Kemudian di belakang, anggota kru membuka pintu keluar sendiri karena interkom rusak sehingga tidak bisa meminta bantuan kokpit.

Tak lama setelahnya pesawat Japan Airlines dilalap si jago merah dan puluhan mobil pemadam kebakaran berusaha memadamkannya. Proses pemadaman memakan waktu delapan jam.

“Sejujurnya, saya pikir kami tidak akan selamat,” kata seorang perempuan kepada NHK.

JAL mengungkapkan, hanya dua penumpang yang mengalami luka fisik seperti memar atau anggota tubuh terkilir.

“Para penumpang sepertinya mengikuti instruksi sesuai prosedur,” ujar Terence Fan, pakar industri penerbangan dari Singapore Management University, kepada AFP.

Perekam penerbangan dan suara dari pesawat penjaga pantai ditemukan, tetapi dari JAL tidak ditemukan perekam suaranya.

Kementerian Perhubungan Jepang merilis transkrip komunikasi pengendali penerbangan, yang menunjukkan mereka menyetujui pendaratan penerbangan JAL.

Namun, transkrip menunjukkan bahwa pesawat penjaga pantai diperintahkan pergi ke suatu tempat di dekat landasan pacu.

Sebelumnya, NHK melaporkan bahwa pilotnya, Genki Miyamoto (39) tak lama setelah kecelakaan itu bilang dia mendapat izin untuk lepas landas.

JAL memperkirakan kerugian 15 miliar yen (Rp 1,6 triliun) untuk pesawat yang terbakat itu dan harus ditanggung asuransi, lalu kini sedang menghitung kerugian terhadap pendapatan perusahaan.

Jepang belum pernah mengalami kecelakaan pesawat komersial yang parah selama puluhan tahun.

Pada 1985, pesawat jet jumbo JAL yang terbang dari Tokyo ke Osaka jatuh, menewaskan 520 penumpang dan awak. Salah satu kecelakaan paling mematikan di dunia yang melibatkan satu penerbangan.

Adapun kecelakaan penerbangan sipil terburuk di dunia juga terjadi di darat ketika dua Boeing 747 bertabrakan di Bandara Los Rodeos di pulau Tenerife, Spanyol, pada 1977, menewaskan 583 orang.

https://www.kompas.com/global/read/2024/01/04/154608570/kesaksian-pilot-japan-airlines-sebelum-tabrakan-di-bandara-haneda-tokyo

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke