JOHANNESBURG, KOMPAS.com – Lebih dari 800 pasangan mengikuti nikah massal di seluruh Afrika Selatan dalam Hari Raya Paskah, Minggu (9/4/2023).
Beberapa di antara pasangan tersebut menikah secara poligami, sebuah praktik yang biasa terjadi di beberapa komunitas Afrika.
Nikah massal tersebut diberkati oleh gereja International Pentecost Holiness Church, sebagaimana dilansir Reuters.
Di Afrika Selatan, pernikahan massal biasanya berlangsung tiga kali dalam setahun, yaitu saat perayaan Paskah, Desember, dan September sebagai peringatan pendirian gereja International Pentecost Holiness Church pada 1962 di negara itu.
Salah satu wanita yang mengikuti nikah massal bernama Lebogile Mamatela (38). Dia menjadi istri kedua dari pria bernama Roto Mahluku (40).
Kepada Reuters, Mamatela mengaku sangat berbahagia di hari istimewanya itu.
“Saya sangat, sangat menghargai momen menjadi bagian dari keluarga Mahluku. Perasaan yang luar biasa,” kata Mamatela.
Pasangan itu memiliki tiga anak. Ditopa mengatakan, pernikahan kedua suaminya tersebut sah.
“Memenuhi apa yang telah Tuhan ciptakan untuk kita, memenuhi kitab suci yang mengatakan wanita akan condong ke satu pria,” ucap Ditopa.
Nikah massal 800 pasangan di Afrika Selatan tersebut juga digelar bertepatan dengan jeda pertikaian tentang kepemimpinan gereja.
International Pentecost Holiness Church memiliki anggota sekitar tiga juta, menjadikannya salah satu gereja dengan jemaat terbesar di Afrika Selatan.
Keamanan diperketat pada nikah massal hari Minggu, yang diawasi oleh aparat bersenjata. Detektor logam juga digunakan untuk skrining.
https://www.kompas.com/global/read/2023/04/10/080100770/hari-raya-paskah-800-pasangan-nikah-massal-di-afrika-selatan-ada-yang