Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kebun Binatang Basel Kekeh Akan Tetap Bunuh Bayi Orang Utan jika Induknya Mati

BASEL, KOMPAS.com - Pengelola kebun binatang Basel bersikukuh akan tetap membunuh atau mematikan bayi orang utan jika induknya mati.

Sebelumnya, kebun binatang Basel atau akrab disebut Zolli Basel diberitakan belum lama ini telah membunuh bayi orang utan setelah induknya bernama Revital mati.

Keputusan Zolli itu pun mendapat kecaman luas dari publik.

Meski demikian, jika mendapati kasus serupa, Zolli menyatakan akan tetap mematikan bayi orang utan saat induknya mati.

"Ya, kami akan tetap melaksanakan keputusan serupa. Tentu saja juga kordinasi dengan ahli orang utan terkait," tulis Fabienne Lauber, Humas Zolli Basel ketika ditanya Kompas.com terkait kebijakan mematikan bayi orang utan pada Rabu (8/2/2022).

Dia mengaku paham betul Zolli Basel telah mendapat banyak kritikan dari publik setelah mematikan bayi dari Revital.

"Pengritik itu datang dari mereka yang tidak mengerti orang utan, dan itu kami pahami betul,“ kata Fabienne.

Dia menjelaskan, memang benar bahwa bayi orang utan yang ditinggal mati induknya masih mungkin bisa hidup jika diasuh manusia. Tapi, itu hanya bisa bertahan sebentar atau dalam jangka pendek.

"Untuk jangka pendek bisa disebut sukses, bayi bisa diselamatkan. Namun nanti jika (bayi orang utan) sudah besar, akan kesulitan untuk adaptasi dengan lingkungan barunya," terang dia.

Fabienne menuturkan, Zoolli Basel memilih melakukan anastasia ketimbang bayi orang utan hidup besar karena hewan tersebut justru akan mendapati kesulitan adaptasi dengan lingkungannya kelak.

"Itulah sebabnya, kami bersama EEP (lembaga ahli orang utan) memilih 'menidurkannya'," katanya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Revital induk orang utan asal Sumatera, meninggal dunia setelah melahirkan anaknya yang baru berusia 4 hari.

Ketimbang memilih menyusuinya dengan botol dari tangan manusia, Zoolli Basel menyuntik mati bayi dari Revital.

Publik Swiss, khususnya Basel, memprotes keras terhadap penyuntikan kepada bayi orang utan tersebut.

Komunitas diaspora Indonesia di Swiss juga tidak ketinggalan mempersoalkan kebijakan itu.

"Memelihara orang utan itu memerlukan keahlian khusus, sangat kompleks," kata Fabienne.

Zooli Basel tercatat terakhir kali melakukan penyusuan botol ke bayi orang utan pada tahun 2003.

"Setelah meneliti dan mengumpulkan banyak pengalaman, sekarang ini hampir tidak ada kebun binatang di Eropa yang menyusui orang utan dengan botol," jelas dia.

Zolli Basel sebenarnya tercatat sukses menangkarkan orang utan.

Beberapa orang utan hasil penangkaran Zolli Basel kini berada di kebun binatang Eropa lainnya.

Misalnya, Ketawa, anak Revital yang lahir di tahun 2013, kini berada di Lodz, Polandia, bersama Budi.

Sementara Bagus, anak Revital yang lain, berada sejak tahun 2022 berada di Planckendael, Belgia.

Zolli Basel sejak tahun 1900 sudah memiliki Orang Utan.

"Yang pertama itu Miss Kitty namanya," kata Fabienne.

Selain orang utan, Zoolli Basel memiliki beberapa jenis burung dan reptil dari Indonesia. Namun hewan-hewan itu bukan impor langsung dari Indonesia.

Zolli Basel berdiri sejak tahun 1874.

Saat itu koleksinya hanyalah binatang setempat, dari babi hutan, kambing gunung, hingga srigala.

Binatang eksotis disumbangkan oleh Paul dan Fritz Sarasin, yakni seekor gajah dari Srilanka.

Fritz dan Paul adalah dua sepupu yang setelah dari Srilanka melanjuitkan penelitian ke Sulawesi selama empat tahun ditahun 1893.

https://www.kompas.com/global/read/2023/02/13/211400470/kebun-binatang-basel-kekeh-akan-tetap-bunuh-bayi-orang-utan-jika-induknya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke