Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Konferensi Iklim COP27 Dimulai, Ini Penjelasan Kerugian dan Kerusakan bagi Negara Berkembang

Hampir 200 negara yang menghadiri KTT COP27 akan membahas apakah negara-negara kaya harus membayar kompensasi kepada negara-negara rentan yang terkena bencana dipicu iklim.

Pembahasan konferensi COP27 mencakup bencana-bencana alam setahun terakhir, mulai dari banjir yang menewaskan lebih dari 1.700 orang di Pakistan, hingga tanaman yang mengering akibat kekeringan di China, Afrika, serta Amerika Serikat Barat.

Wacana perjanjian Loss and Damage (Kerugian dan Kerusakan) pun diapungkan kembali. Dikutip dari Reuters pada Senin (7/11/2022), berikut adalah penjelasannya.

1. Apa yang dimaksud Kerugian dan Kerusakan?

Dalam konferensi iklim PBB ini, frasa "Kerugian dan Kerusakan" mengacu pada biaya yang dikeluarkan akibat cuaca ekstrem, atau dampak yang dipicu iklim seperti naiknya permukaan laut.

Pendanaan iklim sejauh ini berfokus pada pengurangan emisi karbon dioksida dalam upaya mengekang perubahan iklim, sedangkan sekitar sepertiganya digunakan untuk proyek-proyek membantu masyarakat beradaptasi dengan dampak di masa depan.

Pendanaan Loss and Damage akan berbeda dalam hal biaya kompensasi yang tidak dapat dihindari atau diadaptasi suatu negara.

Namun, belum ada kesepakatan mengenai apa yang bisa dihitung sebagai kerugian dan kerusakan dalam bencana iklim, yang dapat mencakup infrastruktur serta properti rusak, ekosistem alam, atau aset budaya yang lebih sulit dinilai seperti pemakaman.

Laporan oleh 55 negara rentan pada Juni 2022 memperkirakan, kerugian gabungan terkait iklim selama 20 tahun terakhir berjumlah sekitar 525 miliar dollar AS (Rp 8,23 kuadriliun), atau sekitar 20 persen dari PDB kolektif mereka.

Beberapa penelitian menunjukkan, pada 2030 kerugian tersebut dapat mencapai 580 miliar (Rp 9 kuadriliun) per tahun.

Menurut negara-negara rentan dan para aktivis, negara-negara kaya yang menyebabkan sebagian besar perubahan iklim dengan emisi harus membayar.

Namun, Amerika Serikat dan Uni Eropa menolak argumen tersebut, karena khawatir akan tambahan tanggung jawab.

Jika negara-negara setuju mengucurkan dana, mereka perlu membicarakan perincian seperti dari mana uang itu berasal, berapa banyak negara kaya yang harus membayar, dan negara mana atau bencana macam apa yang bisa dikompensasi.

Uni Eropa serta AS memblokade proposal tersebut pada COP26 tahun lalu, dan sebaliknya menyetujui dialog tanpa tujuan akhir yang jelas.

Selama sebulan terakhir mereka menunjukkan lebih banyak keterbukaan untuk membahas kompensasi di COP27, tetapi masih berhati-hati dalam memutuskan kucuran dana.

Baru sedikit negara yang membuat komitmen pendanaan simbolis kecil untuk perjanjian Loss and Damage, yaitu Denmark, Skotlandia, ditambah wilayah Wallonia di Belgia.

Beberapa dana PBB dan bank pembangunan yang ada memang membantu negara-negara menghadapi kerugian dan kerusakan, tetapi tidak secara resmi dialokasikan untuk tujuan itu.

https://www.kompas.com/global/read/2022/11/07/120200070/konferensi-iklim-cop27-dimulai-ini-penjelasan-kerugian-dan-kerusakan-bagi

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-827 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Tengah Malam Kharkiv | Polemik Ratusan Warga Sri Lanka Ditipu Jadi Tentara Rusia

Rangkuman Hari Ke-827 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Tengah Malam Kharkiv | Polemik Ratusan Warga Sri Lanka Ditipu Jadi Tentara Rusia

Global
Hamas Tegaskan Tak Akan Lanjutkan Negosiasi jika Israel Terus Menyerang

Hamas Tegaskan Tak Akan Lanjutkan Negosiasi jika Israel Terus Menyerang

Global
Trump Dinyatakan Bersalah atas 34 Tuduhan Kejahatan

Trump Dinyatakan Bersalah atas 34 Tuduhan Kejahatan

Global
Pemerintah Slovenia Setujui Pengakuan Negara Palestina Merdeka

Pemerintah Slovenia Setujui Pengakuan Negara Palestina Merdeka

Global
Israel Rebut Koridor Utama Gaza-Mesir, Pertempuran Rafah Kian Sengit

Israel Rebut Koridor Utama Gaza-Mesir, Pertempuran Rafah Kian Sengit

Global
[POPULER GLOBAL] Israel Rebut Seluruh Perbatasan Gaza dengan Mesir | Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat

[POPULER GLOBAL] Israel Rebut Seluruh Perbatasan Gaza dengan Mesir | Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat

Global
Bantuan Lewat Rafah Terhambat, Israel Buka Kembali Penjualan Makanan di Gaza

Bantuan Lewat Rafah Terhambat, Israel Buka Kembali Penjualan Makanan di Gaza

Global
Diduga Jalankan Jaringan Malware Terbesar yang Pernah Ada, Pria China Ditangkap

Diduga Jalankan Jaringan Malware Terbesar yang Pernah Ada, Pria China Ditangkap

Global
Gambar AI 'All Eyes on Rafah' Dibagikan Lebih dari 40 Juta Kali di Instagram

Gambar AI "All Eyes on Rafah" Dibagikan Lebih dari 40 Juta Kali di Instagram

Global
Di India, Kotoran Sapi Bisa Diubah Menjadi Energi Alternatif

Di India, Kotoran Sapi Bisa Diubah Menjadi Energi Alternatif

Global
India Dilanda Gelombang Panas, Suhu Dekati 50 Derajat Celsius

India Dilanda Gelombang Panas, Suhu Dekati 50 Derajat Celsius

Global
Guru dan Murid Rohingya Dibunuh Orang-orang Bersenjata di Bangladesh

Guru dan Murid Rohingya Dibunuh Orang-orang Bersenjata di Bangladesh

Global
Kampanye Pemilu Meksiko 2024 Paling Berdarah Sepanjang Sejarah, Puluhan Calon Tewas Dibunuh

Kampanye Pemilu Meksiko 2024 Paling Berdarah Sepanjang Sejarah, Puluhan Calon Tewas Dibunuh

Global
Siapa Itu Hong Kong 47 dan Apa Tujuan Mereka?

Siapa Itu Hong Kong 47 dan Apa Tujuan Mereka?

Internasional
Iran Buka Pendaftaran Calon Presiden, Ini Syaratnya

Iran Buka Pendaftaran Calon Presiden, Ini Syaratnya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke