Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

KTT G20 Dikhawatirkan Tak Akan Hasilkan Komunike Bersama

Penulis: Fathiyah Wardah/VOA Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com - Perang Rusia di Ukraina berdampak besar terhadap kondisi ekonomi dan politik dunia, termasuk hubungan di antara negara-negara anggota G20, kelompok negara dengan tingkat perekonomian terbesar di dunia. Hal ini memicu kekhawatiran tidak tercapainya komunike bersama dalam forum bergengsi di Bali pada 15-16 November nanti.

Hal ini disampaikan Ketua Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal, Selasa (1/11/2022). Menurutnya yang menjadi risiko terbesar KTT G20 bukan soal siapa pemimpin dunia yang hadir atau tidak hadir, tetapi justru potensi gagalnya menghasilkan komunike bersama.

"Kenyataannya, dalam berbagai pertemuan kelompok kerja G20, tidak ada satu pun yang berhasil menelurkan suatu komunike. Apakah itu pertemuan kelompok kerja di bidang energi, ekonomi digital, kesehatan, perdagangan, keuangan, industri, pariwisata, dan lain sebagainya, tidak ada satu pun pertemuan di tingkat menteri tersebut yang tahun ini telah berhasil menelurkan suatu komunike bersama," kata Dino.

Menurut mantan Wakil Menteri Luar Negeri itu yang menyulitkan mencapai komunike nantinya adalah desakan dari negara-negara Barat untuk merumuskan satu kalimat mengenai invasi Rusia ke Ukraina, sementara di lain pihak, Rusia menolak adanya rujukan apapun tentang perang di Ukraina. Ini berpotensi membuat kelompok kerja G20 tidak bisa mencapai kompromi sehingga komunike pun tak disepakati.

Dino menilai suasana batin menjelang KTT G20 jauh lebih parah dari sebelumnya, dan ia memperkirakan tidak akan tampak suasana kekeluargaan dan kerja sama yang biasanya ada dalam KTT G20 sebelumnya. Dino memproyeksikan tidak akan ada pemimpin negara Barat yang bersedia bersalaman dengan Presiden Rusia Vladimir Putin atau berfoto bersama dengannya; yang menjadi tradisi pertempuan tingkat tinggi.

Apa Urgensi Komunike Bersama?

Dihubungi secara terpisah, pakar hukum internasional yang juga Rektor Universitas Achmad Yani Profesor Hikmahanto Juwana menilai komunike bersama dalam KTT G20 tidak terlalu penting.

"Karena yang penting itu adalah tiga hal. Pertama, kepala pemerintahan/kepala negara hadir. Kedua, bagaimana pemerintah bisa memfasilitasi mereka-mereka yang berkaitan dengan Ukraina langsung bisa bertemu. Ketiga, yang kita harapkan bukan koomunike bersama tapi pernyataan bersama dari para pemimpin ini bahwa mereka berkmitmen untuk menghentikan perang di Ukraina karena akan mengakibatkan ancaman kelaparan dan sebagainya," ujar Hikmahanto.

Hikmahanto menegaskan perang Ukraina sudah sampai pada titik di mana berpotensi meletusnya Perang Dunia Ketiga. Untuk itu harus ada pernyataan bersama para pemimpin G20 untuk menghentikan perang di Ukraina.

Ditambahkannya, KTT G20 di Bali sangat penting dan Pemerintah Indonesia harus mampu meyakinkan semua kepala pemerintahan atau kepala negara bahwa hasil pertemuan itu sangat penting bagi masa depan dunia. Ia mencontohkan banyaknya negara yang meminta Indonesia untuk mempertemukan pihak-pihak yang berkepentingan untuk menyelesaikan perang Rusia di Ukraina.

Hingga laporan ini disampaikan, Kementerian Luar Negeri belum merilis siapa saja pemimpin G20 yang akan hadir atau berhalangan dalam KTT di Bali nanti.

Dalam pernyataan terpisah di Istana Kepresidenan, Presiden Jokowi mengatakan tinggal tiga pemimpin yang belum konfirmasi hadir. Tetapi ia tidak merinci ketiga pemimpin negara itu.

“Recover Together, Recover Stronger,” atau “Pulih Bersama, Pulih Lebih Kuat” menjadi semangat utama Indonesia sebagai Presidensi G20. Sejak awal Indonesia sudah memusatkan perhatian pada tiga prioritas yang dinilai sebagai kunci bagi pemulihan yang kuat dan berkelanjutan, yaitu: penguatan struktur kesehatan global, transformasi digital, dan transisi energi.

Artikel ini pernah tayang di VOA Indonesia dengan judul KTT G20 Dikhawatirkan Tak Akan Hasilkan Komunike Bersama.

https://www.kompas.com/global/read/2022/11/03/230100070/ktt-g20-dikhawatirkan-tak-akan-hasilkan-komunike-bersama

Terkini Lainnya

Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Global
[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit 'Otak Cinta'

[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit "Otak Cinta"

Global
Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Global
Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Global
Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke