KYIV, KOMPAS.com - Harapan gencatan senjata akhir pekan untuk merayakan Paskah Ortodoks memudar setelah pembicaraan antara Rusia dan Ukraina terhenti.
Moskwa sementara itu telah mengatakan pihaknya bermaksud untuk mengambil kendali penuh atas timur dan selatan tetangganya itu.
Perang akan memasuki bulan ketiga pada Minggu (24/4/2022), tetapi seorang perwira senior militer Rusia mengatakan "tahap kedua dari operasi khusus" - sebagaimana istilah Moskwa invasi ke Ukraina - baru saja dimulai.
"Salah satu tugas tentara Rusia adalah membangun kendali penuh atas Donbas dan Ukraina selatan," kata Mayor Jenderal Rustam Minnekaev, Jumat (22/4/2022).
Pasukan Rusia, yang mundur dari sekitar Kyiv dan utara Ukraina setelah frustrasi dalam upaya mereka untuk mengambil alih ibukota, telah menduduki sebagian besar wilayah Donbas timur dan selatan.
Minnekaev secara terang-terangan mengatakan bahwa fokus mereka sekarang adalah untuk "menyediakan koridor darat ke Krimea," yang dicaplok Rusia pada 2014, dan menuju wilayah Moldova, Transnistria yang pro-Rusia.
Sang jenderal mengklaim orang-orang berbahasa Rusia "ditindas" di wilayah itu.
Pihak berwenang Ukraina bersumpah untuk terus berjuang dan mengusir pasukan Rusia dari tanah mereka, tetapi mereka juga mencari jeda Paskah.
"Sayangnya, Rusia menolak proposal untuk membuat gencatan senjata Paskah," kata Presiden Volodymyr Zelensky, pada Kamis (21/4/2022).
Dalam pidato regulernya Jumat (22/4/2022) malam, Zelensky mengatakan komentar jenderal Rusia itu merupakan artikulasi yang jelas dari tujuan Moskwa.
"Ini hanya menegaskan apa yang telah saya katakan beberapa kali: invasi Rusia ke Ukraina dimaksudkan hanya sebagai permulaan," katanya.
"Kami akan membela diri selama mungkin... tapi semua bangsa yang, seperti kami, percaya akan kemenangan hidup atas kematian harus berjuang bersama kami."
Pemerintah Ukraina, yang didorong oleh masuknya persenjataan Barat, mengatakan pasukannya yang terkepung masih bertahan di dalam pabrik baja yang luas di kota pelabuhan Mariupol yang dihancurkan.
Kremlin mengklaim "pembebasan" Mariupol sangat penting bagi rencana perangnya, yang berlangsung hampir dua bulan setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan invasi mengejutkan ke tetangga Rusia yang condong ke Barat.
Seruan kemanusiaan
Dalam panggilan telepon ke Putin, kepala Uni Eropa Charles Michel meminta akses kemanusiaan ke Mariupol, yang sebagian besar telah hancur oleh pengeboman Rusia yang intens selama berminggu-minggu.
"Sangat didesak untuk akses kemanusiaan segera dan perjalanan yang aman dari Mariupol dan kota-kota terkepung lainnya pada kesempatan Paskah Ortodoks," cuit Michel.
Namun Putin menuduh Kyiv menolak membiarkan pasukannya menyerah di Mariupol.
"Semua prajurit angkatan bersenjata Ukraina, militan dari batalyon nasional dan tentara bayaran asing yang meletakkan senjata mereka dijamin hidup," kata Putin kepada Michel, kata Kremlin.
"Tetapi rezim Kyiv tidak mengizinkan kesempatan ini digunakan."
Ukraina mengatakan ratusan pasukannya dan warga sipil bersembunyi di dalam pabrik baja Azovstal yang luas di Mariupol.
Kyiv telah berulang kali menyerukan gencatan senjata untuk memungkinkan wanita, anak-anak, dan orang tua keluar dari kota yang hancur dengan aman.
Kementerian pertahanan Rusia sebelumnya mengatakan siap untuk mengamati jeda kemanusiaan jika pasukan Kyiv menyerah.
"Operasi ofensif musuh di selatan bergantung pada Mariupol. Musuh berusaha memfokuskan semua upayanya padanya," Pavlo Kyrylenko, gubernur wilayah timur Donetsk, mengatakan kepada AFP.
Seorang pembantu Zelensky, Oleksiy Arestovych, bersumpah Jumat (22/4/2022) malam bahwa "serangan balik Ukraina terhadap Mariupol akan menjadi 101 persen" segera setelah staf umum memutuskan, menurut media Ukraina.
https://www.kompas.com/global/read/2022/04/23/182800770/harapan-gencatan-senjata-paskah-pupus-rusia-umumkan-rencana-baru-serangan