Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sumbangan dan Pasokan Obat Menipis, Rumah Sakit Anak di Rusia Terancam Tutup

MOSKWA, KOMPAS.com – Rumah sakit anak-anak di Rusia mengkhawatirkan akan dampak dari sanksi barat atas aksi militer negara mereka di Ukraina.

Dengan berkurangnya sumbangan dana dan pasokan obat-obatan serta peralatan medis yang menipis karena dampak sanksi Barat, mereka mengkhawatirkan kemungkinan penutupan operasional.

Salah satu yang mengkhawatirkan hal ini, yakni rumah sakit anak The House With Lighthouse.

Rumah sakit anak itu telah merawat sekitar 1.000 anak-anak dan dewasa muda.

Sekarang karena negara-negara barat telah memberlakukan sanksi yang semakin keras selama sebulan terakhir, yayasan itu mengkhawatirkan dampak terburuknya terhadap obat-obatan dan peralatan.

“Tanpa komponen cadangan, beberapa peralatan berteknologi tinggi rumah sakit bisa berubah menjadi tumpukan besi tua," kata Direktur Eksekutif The House With Lighthouse, Yelena Prokopyeva kepada AFP.

Meskipun obat-obatan tidak secara langsung dikenai sanksi, pasokan masih dipengaruhi oleh kesulitan logistik, sistem keuangan yang terhambat, dan kenaikan harga impor.

Lebih buruk lagi, The House With Lighthouse 80 persen didanai oleh donor swasta, dan yayasan tersebut telah mengalami penurunan sumbangan yang dramatis sejak Rusia mengirim pasukan ke Ukraina.

Di mana, banyak perusahaan dan individu memangkas pengeluaran mereka karena mengantisipasi gejolak ekonomi.

"Beberapa donor menarik diri karena mereka tidak yakin dapat membayar staf sendiri," kata Prokopyeva.

Dampak Facebook dan Instagram diblokir

Prokopyeva menyampaikan, akibat platform media sosial utama termasuk Facebook dan Instagram diblokir oleh Moskwa karena diduga mendiskriminasi media Rusia, pihaknya jadi lebih kesulitan untuk bisa mengumpulkan sumbangan.

"(Akibatnya) kami akan kehilangan setengah dari dana kami pada bulan April," katanya.

Pasien rumah sakit juga mengeluhkan dampak sanksi Barat akibat militer Rusia menyerang Ukraina.

Di salah satu ruang rawat inap, Tatiana Bekker, mengatakan bahwa dirinya sama khawatirnya dengan pengelola Rumah Sakit.

Dia saat itu sedang memberikan makan sesendok bubur kepada Arseny, cucunya yang berusia 10 tahun yang menderita cerebral palsy.

"Semuanya berubah ketika pada 24 Februari, pasukan Rusia memasuki Ukraina," kata Bekker kepada AFP.

Dia sudah tahu bahwa membeli penyangga tulang belakang baru untuk Arseny tidak mungkin karena harus diimpor dan nilai rubel jatuh terhadap mata uang asing.

"Tetapi yang terburuk adalah jika ekspektoran (obat yang digunakan untuk membersihkan lendir dari saluran udara) menghilang, atau obat dari Perancis untuk jantungnya," katanya.

"Saya khawatir banyak hal akan berubah sekarang untuk kami," katanya menjadi kesal.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Rusia pada Rabu (23/3/2022), berusaha meyakinkan publik, dengan mengatakan tidak ada masalah dengan stok obat-obatan atau produksinya.

"Anda tidak perlu menimbun," kata Menteri kesehatan Mikhail Murashko.

Dana negara untuk anak-anak dengan penyakit parah dan mengancam jiwa, Circle of Kindness, juga berusaha untuk mengecilkan masalah pada konferensi pers pekan lalu.

"Tidak ada pemasok yang ditarik," ungkap mereka dan bersumpah untuk menemukan rute alternatif untuk pasokan.

https://www.kompas.com/global/read/2022/03/26/081500570/sumbangan-dan-pasokan-obat-menipis-rumah-sakit-anak-di-rusia-terancam

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke