Kematian Janae Hairston, nama anak perempuan tersebut, menambah daftar panjang korban kekerasan senjata di Amerika Serikat tahun ini.
Ibunya menelepon layanan darurat pukul 4.30 Rabu pagi (29/12/2021) untuk melaporkan putrinya tergeletak di lantai garasi, setelah ditembak oleh ayahnya yang mengira dia penyusup, kata polisi.
Kedua orangtua tersebut terdengar panik memohon putri mereka untuk bangun, menurut surat kabar lokal The Columbus Dispatch, yang memperoleh rekaman panggilan tersebut.
Responden darurat tiba beberapa menit kemudian dan membawa Hairston ke rumah sakit setempat, di mana dia dinyatakan meninggal pukul 5.42 pagi.
"Kami sedih dengan kehilangan tragis ini dan akan melakukan segala upaya untuk membantu siswa dan keluarga mengatasinya," kata distrik sekolah Hairston, dalam sebuah catatan kepada para orangtua yang diterbitkan oleh pers lokal.
Sementara itu kantor berita AFP melaporkan, sekitar satu mil (kilometer) jauhnya, tiga orang lainnya berusia enam, sembilan, dan 22 tahun tewas pada 7 Desember.
Dua korban termuda adalah siswa di distrik sekolah yang sama dengan Hairston di pinggiran kota Columbus, ibu kota Ohio.
The Columbus Dispatch mengatakan, 2021 adalah salah satu tahun paling mematikan dalam sejarah kota dalam penembakan dan pembunuhan.
Sejak awal pandemi Covid-19, kekerasan senjata meningkat tajam di Amerika Serikat, di mana hak-hak senjata kerap diperdebatkan, tetapi sebagian besar dilindungi oleh konstitusi.
Menurut situs Arsip Kekerasan Senjata, lebih dari 44.000 orang tewas oleh senjata di Amerika Serikat tahun ini, termasuk bunuh diri, di mana 1.517 di antaranya adalah anak di bawah umur.
https://www.kompas.com/global/read/2021/12/31/180200970/ayah-tembak-mati-anak-perempuannya-karena-salah-mengira-dia-maling-di