Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Puluhan Ribu Warga Georgia Unjuk Rasa Tuntut Mantan Presiden Dibebaskan

TBILISI, KOMPAS.com - Puluhan ribu warga Georgia unjuk rasa di ibu kota Tbilisi menuntut pembebasan mantan presiden dan pemimpin oposisi Mikheil Saakashvili.

Para pengunjuk rasa meneriakkan "Misha!" nama panggilan mantan presiden Georgia tersebut, sambil mengibarkan bendera nasional di Freedom Square dan jalan utama Rustaveli Avenue pada Kamis (14/10/2021).

Menurut koresponden AFP jumlah massa yang berunjuk rasa di ibu kota Georgia bisa mencapai 50.000 orang.

Melansir Al Jazeera pada Kamis (14/10/2021), Mikheil Saakashvili menjabat sebagai Presiden Georgia dari 2004 hingga 2013. Lalu, ia ditangkap dan dipenjarakan pada awal Oktober 2021 setelah kembali dari pengasingan di Ukraina.

Pendiri kekuatan oposisi utama Georgia, Gerakan Nasional Bersatu, yang saat ini berusia 53 tahun mogok makan dan dokter telah menyatakan kesehatannya semakin memburuk.

"Dia memiliki masalah dengan gerakan, dia bergerak sedikit lebih lambat dan situasinya memburuk setiap hari," kata Dito Sadzaglishvili, pengacara Saakashvili kepada Al Jazeera.

Reformis pro-Barat yang flamboyan itu dihukum in absentia atas tuduhan penyalahgunaan jabatan dan dijatuhi hukuman 6 tahun penjara pada 2018. Saakashvili telah membantah melakukan kesalahan.

Pengacara Saakashvili lainnya, Nika Gvaramia, membacakan pesan orasi kepada orang banyak, menyerukan pemerintah berkuasa yang terkait dengan taipan Bidzina Ivanishvili, harus "dihancurkan".

“Georgia harus kembali ke jalurnya yang pro-Barat dan menjadi mercusuar demokrasi, reformasi, dan pembangunan,” kata pesan Saakashvili itu.

“Sudah waktunya untuk menyelamatkan Georgia melalui persatuan dan rekonsiliasi nasional kita,” terang pernyataan itu.

Pada Kamis pagi waktu setempat (14/10/2021), stasiun TV independen Pirveli melaporkan terdapat iring-iringan mobil sepanjang beberapa kilometer yang membawa pendukung Saakashvili menuju ke Tbilisi dari seluruh negeri.

Bus polisi anti-huru-hara dikerahkan di luar gedung parlemen sebelum aksi unjuk rasa dimulai.

Saakashvili telah meminta para pendukungnya untuk memobilisasi gerakan melawan Ivanishvili, yang mendirikan partai Georgian Dream yang memerintah, dan secara luas diyakini sebagai pembuat keputusan utama di Gerogia saat ini.

Mantan presiden itu dicabut paspor Georgia-nya setelah ia memperoleh kewarganegaraan Ukraina pada 2016.

Namun sejak 7 Mei 2020, ia mengepalai sebuah badan pemerintah Ukraina, Komite Eksekutif Dewan Reformasi Nasional Ukraina, yang mengarahkan reformasi di sana.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan dia akan mendesak pembebasan Saakashvili, tetapi Perdana Menteri Georgia Irakli Garibashvili mengabaikannya.

Dalam pidato yang disiarkan televisi Garibashvili mengatakan mantan presiden Georgia itu "harus meninggalkan politik atau kami harus menahannya". Pernyataan itu memicu kemarahan di antara para pendukung Saakashvili.

Pemerintah yang berkuasa mengatakan mogok makan Saakashvili adalah teater politik sebelum putaran kedua pemilihan wali kota pada akhir Oktober.

“Sirkus dan pertunjukan yang telah kita lihat berlangsung beberapa hari terakhir ini tentu saja hanya memiliki satu tujuan,” kata Garibashvili kepada Al Jazeera.

“Adalah tugas Presiden Saakashvili untuk menaikkan suhu dengan cara tertentu. Partainya tahu bahwa di putaran kedua pemilihan mereka akan kalah di mana-mana sehingga mereka mencoba menunjukkan kepada publik bahwa Presiden Saakashvili sakit parah,” ungkapnya.

Beberapa analis percaya bahwa kembalinya Saakashvili tidak tepat waktu.

“Semua orang tahu dia haus kekuasaan dan saya pikir itu juga membuat beberapa pemilih takut untuk mendukungnya,” kata Kornely Kakachia, dari Institut Politik Georgia, kepada Al Jazeera.

https://www.kompas.com/global/read/2021/10/15/133004870/puluhan-ribu-warga-georgia-unjuk-rasa-tuntut-mantan-presiden-dibebaskan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke