KOMPAS.com - Pada awal tahun 1990, terjadi konflik antara Irak dan Kuwait.
Dilansir History, saat itu Irak menuduh Kuwait mencuri minyak di wilayahnya melalui pengeboran miring lintas batas.
Namun, beberapa sumber menyatakan bahwa Presiden Irak Saddam Hussein sebenarnya telah berniat menyerang Kuwait sejak awal, sebelum tuduhan dilancarkan.
Maksud sebenarnya dari tuduhan Irak pun dipermasalahkan. Salah satunya mengenai ketidakmampuan Irak membayar hutang lebih dari 14 miliar dollar yang dipinjamnya dari Kuwait untuk membiayai Perang Iran-Irak.
Ditambah lagi, lonjakan tingkat produksi minyak Kuwait yang membuat pendapatan Irak menurun.
Gejolak inilah yang membuat Irak menginvasi Kuwait pada 2 Agustus 1990.
Dalam dua hari, sebagian besar militer Kuwait telah dikuasai Garda Republik Irak. Beberapa di antaranya mundur ke negara tetangga, yakni Arab Saudi dan Bahrain.
Pasca-invasi, Irak lantad membentuk pemerintahan boneka yang dikenal sebagai "Republik Kuwait".
Pada 28 Agustus 1990, Saddam mendeklarasikan Kuwait sebagai provinsi ke-19 Irak.
Serangan sebelumnya jelas membuat pasukan pertahanan Kuwait kelabakan. Beberapa di antaranya segera mundur ke Arab Saudi.
Emir Kuwait, keluarganya, dan para pemimpin pemerintah lainnya, melarikan diri ke Arab Saudi, dan dalam beberapa jam pasca-Kuwait direbut.
Pada tanggal 28 Agustus 1990, Irak mendeklarasikan telah mendirikan pemerintahan provinsi di wilayah Kuwait.
Dengan mencaplok Kuwait, Irak menguasai 20 persen cadangan minyak dunia dan, untuk pertama kalinya, juga menguasai garis pantai substansial di Teluk Persia.
Pada hari yang sama, Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat mengecam invasi tersebut dan menuntut penarikan segera Irak dari Kuwait.
Pada tanggal 6 Agustus, Dewan Keamanan memberlakukan larangan perdagangan di seluruh dunia dengan Irak.
Pada tanggal 9 Agustus, Operasi Desert Shield, pertahanan Amerika atas Arab Saudi, dimulai ketika pasukan AS berlomba ke Teluk Persia.
Di sisi lain, diktator Irak Saddam Hussein, membangun pasukan pendudukannya di Kuwait menjadi sekitar 300.000 tentara.
Pada tanggal 29 November, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang mengizinkan penggunaan kekuatan terhadap Irak jika tak menarik diri pada tanggal 15 Januari 1991.
Hussein menolak untuk menarik pasukannya dari Kuwait.
Lalu pada 16 Januari 1991, Operasi Badai Gurun, serangan besar-besaran pimpinan AS terhadap Irak, dilancarkan.
Sepanjang malam, pesawat dari koalisi militer pimpinan AS menggempur sasaran di sekitar Baghdad.
Pada 25 Februari, Kuwait secara resmi dibebaskan dari Irak. Pada 15 Maret 1991, Emir Kuwait kembali ke negara itu setelah menghabiskan lebih dari 8 bulan di pengasingan.
Selama pendudukan Irak, sekitar 1.000 warga sipil Kuwait tewas dan lebih dari 300.000 penduduk meninggalkan negara.
https://www.kompas.com/global/read/2021/08/28/142951070/28-agustus-dalam-sejarah-irak-resmi-caplok-kuwait-pada-1990