Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Seberapa Aman Olimpiade Tokyo dari Covid-19?

TOKYO, KOMPAS.com - Setelah penundaan selama setahun, Olimpiade Tokyo akhirnya berlangsung.

Dilansir Al Jazeera, ada sekitar 85.000 delegasi dari seluruh dunia, termasuk atlet, ofisial, dan reporter, yang berkumpul di sana.

Sampai saat ini, dunia masih dalam cengkraman pandemi coronavirus, dan kota tuan rumah Olimpiade dalam keadaan darurat keempat terkait virus.

Sebagian besar publik Jepang yang tidak divaksinasi, khawatir Olimpiade Musim Panas dapat berubah menjadi acara penyebar super dan membanjiri negara yang sudah tegang.

Menambah kekhawatiran itu, kasus harian di Tokyo saat ini berada pada level tertinggi dalam enam bulan terakhir.

Setidaknya, 91 orang yang terakreditasi untuk Olimpiade kini dinyatakan positif Covid-19.

Penentangan publik terhadap Olimpiade begitu sengit, sehingga sponsor utama perusahaan yakni Toyota, telah menarik iklan bertema Olimpiade dari televisi Jepang.

Sementara semakin banyak politisi dan pemimpin bisnis yang menghindari upacara pembukaan Olimpiade Musim Panas.

Bahkan Kaisar Naruhito dikatakan mempertimbangkan untuk menghilangkan kata "merayakan", ketika dia secara resmi menyatakan turnamen olahraga dibuka pada Jumat (23/7/2021).

Sementara itu, Komite Olimpiade Internasional (IOC) menegaskan bahwa Olimpiade, di mana hampir semua penonton, lokal dan asing, akan "aman dan terjamin".

Badan olahraga nirlaba itu, yang akan kehilangan 3 miliar dollar AS, dalam hak siar jika Olimpiade dibatalkan sepenuhnya, mengatakan bahwa 85 persen dari semua atlet yang tiba di Jepang telah divaksinasi atau kebal.

Mereka juga menegaskan bahwa langkah-langkah keamanan ini membuat para atlet “mungkin adalah populasi yang paling terkontrol pada saat ini di dunia”.

Dalam buku pedoman Covid-19, IOC menyatakan bahwa pengunjung Olimpiade harus memiliki dua hasil tes negatif dalam 96 jam sebelum kedatangan mereka di Jepang dan memiliki hasil negatif lainnya saat mendarat.

Mereka juga harus mengunduh aplikasi pelacak kontak yang mendukung lokasi di ponsel mereka, serta membatasi pergerakan.

Di Desa Olimpiade Tokyo, yang menampung sekitar 11.000 orang, para atlet berbagi kamar, tetapi menjalani tes virus corona setiap hari dan diminta untuk memakai masker wajah setiap saat, kecuali saat mereka tidur, makan, atau bertanding.

Atlet yang memenangkan emas, perak atau perunggu, juga akan diminta mengalungkan medali mereka di leher mereka sendiri, dan mereka yang sudah menyelesaikan acara, diminta meninggalkan negara itu dalam waktu dua hari.

Christophe Dubi, direktur eksekutif di IOC, menggambarkan aturan badan olahraga ini "menyeluruh dan sangat ketat".

“Tidak ada yang namanya risiko nol,” katanya kepada wartawan di Tokyo.

“Pada saat yang sama,” tambahnya, “percampuran dan persilangan populasi sangat terbatas, dan kami dapat memastikan bahwa penularan antar kelompok hampir tidak mungkin.”

Kekhawatiran, bagaimanapun, sudah tumbuh di Jepang bahwa tindakan IOC tidak ditegakkan dengan benar atau memadai.

https://www.kompas.com/global/read/2021/07/23/155124170/seberapa-aman-olimpiade-tokyo-dari-covid-19

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke