Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Taliban Perburuk Krisis, Afghanistan Desak Eropa Berhenti Deportasi Paksa Warganya

Permintaan itu disampaikan ketika pasukan keamanan Afghanistan memerangi gelombang kekerasan yang dipicu oleh serangan Taliban yang memusingkan pemerintah.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan pada Minggu (11/7/2021) bahwa meningkatnya konflik juga menyebabkan "lebih banyak penderitaan" di seluruh negara yang dilanda kekerasan itu.

Oleh karena itu juga PBB mendesak bantuan keuangan yang berkelanjutan untuk pemerintah Kabul.

Afghanistan menghadapi krisis ketika gerilyawan merebut wilayah di pedesaan, meregangkan pasukan pemerintah, dan berdampak pada munculnya gelombang baru keluarga yang terlantar.

Kondisi tersebut juga diperumit oleh wabah baru Covid-19.

"Meningkatnya kekerasan oleh kelompok teroris Taliban di negara itu dan penyebaran gelombang ketiga (Covid-19) telah menyebabkan banyak kerusuhan ekonomi dan sosial, menciptakan kekhawatiran dan tantangan bagi rakyat," kata Kementerian Pengungsi dan Repatriasi Afghanistan dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (10/7/2021) melansir AFP.

"Keputusan pemerintah menekankan bahwa negara tuan rumah harus menahan diri dari mendeportasi paksa pengungsi Afghanistan ... selama tiga bulan ke depan," kata kementerian itu.

Pemerintah Kabul menambahkan bahwa kembalinya warga Afghanistan dari Eropa mengkhawatirkan.

Ada hampir 2,5 juta pengungsi terdaftar dari Afghanistan pada 2018, populasi pengungsi terbesar kedua di dunia, menurut badan pengungsi PBB.

Sebagian besar berada di negara tetangga Pakistan, diikuti oleh Iran, dan Eropa.

Lebih dari 570 pengungsi Afghanistan secara sukarela kembali ke negara itu antara Januari dan Maret tahun ini, dengan bantuan PBB. Tapi, hanya enam yang datang dari luar Pakistan dan Iran, menurut data dari badan pengungsi PBB.

Menderita karena perang

Warga Afghanistan merupakan bagian yang cukup besar dari pencari suaka Uni Eropa (UE), dengan 44.190 aplikasi pertama kali tahun lalu, dari total 416.600, menurut Eurostat, badan statistik UE.

Perdana Menteri Italia Mario Draghi bulan lalu mengatakan Eropa harus bersiap, untuk arus masuk baru migran dari Afghanistan setelah pasukan asing meninggalkan negara itu.

Tahun ini, beberapa negara UE setuju menawarkan suaka kepada warga Afghanistan, yang bekerja dengan pasukan asing dan menghadapi risiko serangan balasan dari Taliban.

Afghanistan mencatat lebih dari 1.000 kasus Covid-19 pada Minggu (11/7/202), kata kementerian kesehatan setempat.

Hampir 135.000 kasus dan lebih dari 5.700 kematian telah dilaporkan sejak pandemi dimulai. Negara ini bergantung pada sumbangan dari komunitas internasional untuk program vaksinasi penduduknya.

Ramiz Alakbarov, Deputi Perwakilan Khusus PBB untuk Afghanistan, mengatakan negara itu juga menghadapi peningkatan kesulitan dengan konflik yang berkembang sejak Taliban melancarkan serangan yang memusingkan.

"Kebutuhan kemanusiaan yang sudah ada sebelumnya semakin diperburuk," katanya kepada wartawan, seraya menambahkan bahwa setidaknya setengah dari 33,5 juta orang di negara itu membutuhkan bantuan kemanusiaan.

"Eskalasi kegiatan militer dan eskalasi konflik dan perang menyebabkan lebih banyak penderitaan" selain dari kekeringan dan kekhawatiran Covid-19, kata Alakbarov.

Dia mengatakan bahwa sepanjang tahun ini 25 pekerja bantuan kemanusiaan tewas saat mengirimkan barang-barang bantuan kepada yang membutuhkan.

Dia menyerukan dukungan keuangan berkelanjutan untuk memenuhi bantuan kemanusiaan Afghanistan.

Menurutnya, 450 juta dollar AS (Rp 6,5 triliun) telah datang sejauh ini sebagai sumbangan global menyusul seruan 1,3 miliar dollar (Rp 18,8 triliun) yang ingin dialokasikan untuk 2021.

"Kebutuhannya jauh lebih besar, dan bantuan berkelanjutan diperlukan," kata Alakbarov.

https://www.kompas.com/global/read/2021/07/12/111226770/taliban-perburuk-krisis-afghanistan-desak-eropa-berhenti-deportasi-paksa

Terkini Lainnya

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Global
Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Global
Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Global
Gara-gara Masuk Kardus Paket, Kucing Ini Terjebak sampai Luar Kota

Gara-gara Masuk Kardus Paket, Kucing Ini Terjebak sampai Luar Kota

Global
Cara Perempuan China Berhemat: Bermitra dengan Orang Asing di Dunia Maya

Cara Perempuan China Berhemat: Bermitra dengan Orang Asing di Dunia Maya

Internasional
OKI Kecam Genosida di Gaza, Desak Israel Diberi Sanksi

OKI Kecam Genosida di Gaza, Desak Israel Diberi Sanksi

Global
Demo Perang Gaza di Kampus AS, 'Deja Vu' Protes Mahasiswa Saat Perang Vietnam

Demo Perang Gaza di Kampus AS, "Deja Vu" Protes Mahasiswa Saat Perang Vietnam

Global
Perundingan Gencatan Senjata Hamas-Israel Dilanjutkan Senin Ini

Perundingan Gencatan Senjata Hamas-Israel Dilanjutkan Senin Ini

Global
Sejarah dan Pentingnya Hari Kebebasan Pers Sedunia

Sejarah dan Pentingnya Hari Kebebasan Pers Sedunia

Internasional
Rangkuman Hari Ke-802 Serangan Rusia ke Ukraina: Roket dan Drone Tewaskan 2 Orang | Desa Ocheretyne Lepas

Rangkuman Hari Ke-802 Serangan Rusia ke Ukraina: Roket dan Drone Tewaskan 2 Orang | Desa Ocheretyne Lepas

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke