Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ribuan Orang Langgar Lockdown Nasional di Bangladesh demi Lihat Rani, Si Sapi Kerdil

NEW DELHI, KOMPAS.com - Ribuan orang melanggar lockdown nasional Covid-19 di Bangladesh demi melihat Rani, sapi setinggi 51 sentimeter yang diklaim pemiliknya sebagai yang terkecil di dunia.

Sapi kerdil yang hidup di peternakan dekat ibu kota Dhaka itu mendadak menjadi bintang di media lokal dengan sejumlah surat kabar dan stasiun televisi yang meliput.

Sapi yang berusia 23 bulan itu memiliki panjang 66 sentimeter dan berat 26 kilogram. Pemiliknya mengatakan Rani lebih pendek dari sapi terkecil yang dicatat Guinness World Records.

Rani adalah sapi Bhutti, atau Bhutan, yang dikenal karena dagingnya di Bangladesh. Bhutti lain di peternakan memiliki ukuran 2 kali lebih besar dari ukuran Rani.

Melansir Daily Mail pada Kamis (8/7/2021) gambar Rani di media sosial viral dan mengundang turis datang ke peternakan.

Hasan Howlader, manajer peternakan Shikor Agro, menggunakan pita pengukur untuk menunjukkan kepada puluhan pengunjung ukuran Rani yang lebih kecil dari Manikyam, seekor sapi terkecil di negara bagian Kerala India yang saat ini memegang rekor dunia.

Peternakan Shikar Agro dilaporkan membeli sapi itu dari sebuah peternakan di Naogaon tak lama setelah ia lahir.

"Orang-orang datang dari jarak jauh meskipun lockdown virus corona. Sebagian besar ingin berfoto selfie dengan Rani," kata Howlader kepada AFP.

"Lebih dari 15.000 orang telah datang untuk melihat Rani dalam tiga hari terakhir saja," kata Howlader.

Ia lanjut mengatakan bahwa Guinness World Records telah mempertimbangan rekor baru dalam 3 bulan.

Guinness World Records mencatat pada Juni 2014, Manikyam, dari jenis Vechur, tingginya 61 sentimeter.

Meskipun transportasi nasional ditutup karena lonjakan infeksi dan kematian Covid-19, banyak orang berbondong-bondong naik becak ke peternakan di Charigram, 30 km barat daya Dhaka.

Pihak berwenang Bangladesh telah melaporkan pada Rabu (7/7/2021), 11.525 kasus baru Covid-19, tertinggi dalam sehari sejak pandemi dimulai.

Sehingga, memicu kekhawatiran bahwa Bangladesh akan segera mengalami kekurangan oksigen medis yang digunakan untuk merawat pasien Covid-19 dengan kasus parah.

Negara tetangga India terlebih dahulu telah dalam gelombang kedua Covid-19, yang telah menewaskan lebih dari ratusan ribu dan menginfeksi lebih dari 30 juta orang.

"Kami tidak berpikir orang akan meninggalkan rumah mereka karena situasi virus yang memburuk. Tapi, mereka datang ke sini berbondong-bondong," ungkap Howlader tentang antusiasme orang melihat sapi kerdil Rani.

https://www.kompas.com/global/read/2021/07/09/163943470/ribuan-orang-langgar-lockdown-nasional-di-bangladesh-demi-lihat-rani-si

Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke