Ukraina tengah mempersiaplan diri merayakan kemerdekaan menyusul lepas dari Uni Soviet pada Agustus mendatang.
Pada Jumat (2/7/2021), kementerian pertahanan mengunggah momen personel militer perempuan berlatih baris berbaris.
"Hari ini (Jumat), untuk pertama kalinya, latihan digelar dengan memakai hak," kata Kadet Ivana Medvid dikutip ArmiaInform.
Medvid menuturkan, latihan menggunakan sepatu hak tinggi lebih susah dibandingkan saat memakai sepatu bot.
Unggahan itu tak pelak direspons sejumlah politisi yang dekat dengan mantan presiden Petro Poroshenko.
Para politisi perempuan itu datang ke parlemen dan memakai hak, menyerukan para pejabat pertahanan melakukan hal sama.
""Sulit dibayangkan ada ide bodoh dan menyakitkan seperti ini," kecam Inna Sovsun, anggota dari Partai Golos.
Selain risiko kesehatan, Soviet mengatakan tentara wanita juga berkorban untuk Ukraina sehingga tak seharusnya dipermalukan.
Olena Kondratyuk, wakil ketua parlemen menyerukan agar pemerintah meminta maaf karena sudah "mempermalukan" wanita dan menggelar penyelidikan.
Kondratyuk mengungkapkan, saat ini terdapat 13.500 personel militer perempuan yang ikut serta dalam konflik.
Dilansir AFP via The Guardian Sabtu (3/7/2021), Kiev tengah memerangi pemberontak pro-Rusia sejak 2014, dalam konflik yang menewaskan 13.000 orang.
Saat ini, terdapat 31.000 perempuan yang mengabdi di angkatan bersenjata, dengan 4.000 di antaranya berstatus perwira.
Keputusan mengunggah momen latihan tersebut menuai kritik di media sosial, dengan netizen menuding prajurit wanita dipersekusi secara seksual.
Komentator Vitaly Portnikov menuding para pejabat Ukraina bermental "Abad Pertengahan". "Parade seperti ini memalukan," keluhnya.
Maria Shapranova menuding otoritas di kementerian pertahanan sudah bertindak seksisme dan misogini.
"Sepatu hak tinggi merupakan bentuk penghinaan bagi perempuan yang diberlakukan oleh industri kecantikan," kata dia.
https://www.kompas.com/global/read/2021/07/03/172739670/foto-tentara-wanita-ukraina-berbaris-pakai-sepatu-hak-tinggi-picu