Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pensiunan Jenderal Perancis Peringatkan "Perang Saudara", Para Menteri Muak

PARIS, KOMPAS.com – Pemerintah Prancis mengutuk surat terbuka yang ditandatangani oleh sejumlah tentara aktif dan pensiunan jenderal yang menyatakan bahwa negara itu menuju "perang saudara" karena ekstremisme agama.

Sekitar 1.000 prajurit pria dan wanita, termasuk sekitar 20 pensiunan jenderal, mencantumkan nama mereka di surat itu.

Mereka menyalahkan "kelompok fanatik" karena menciptakan perpecahan. Mereka juga menuding bahwa Islamisme telah mengambil alih seluruh wilayah negara.

Surat itu pertama kali diterbitkan pada 21 April, bertepatan dengan peringatan 60 tahun percobaan kudeta militer di Aljir, Aljazair, yang gagal.

Melansir BBC, Rabu (28/4/2021), para menteri muak dan mengutuk surat yang diterbitkan di majalah sayap kanan tersebut.

Di sisi lain, pemimpin kelompok sayap kanan Marine Le Pen, bakal calon presiden tahun depan, telah berbicara untuk mendukung para pensiunan jenderal yang menandatangani surat tersebut.

Namun, Menteri Angkatan Bersenjata Perancis Florence Parly mengecam keras surat tersebut melalu Twitter.

"Dua prinsip yang tidak dapat diubah dalam memandu tindakan anggota militer sehubungan dengan politik: netralitas dan kesetiaan,” tulis Parly.

Dia sebelumnya memperingatkan bahwa para tentara yang menandatangi surat itu akan dihukum karena melanggar undang-undang yang mengharuskan mereka netral secara politik.

Apa isi surat itu?

Surat tersebut memperingatkan Presiden Perancis Emmanuel Macron, kabinetnya, dan anggota parlemen atas sejumlah "bahaya mematikan" yang mengancam Perancis.

Menurut surat tersebut, bahaya yang dimaksud adalah Islamisme dan kelompok banlieue, sebutan bagi orang-orang migran yang tinggal di pinggiran kota-kota Perancis.

Surat itu juga menyalahkan "anti-rasialisme tertentu" karena memecah belah komunitas, dan berusaha menciptakan "perang rasial" dengan menyerang patung dan aspek lain dari sejarah Perancis.

Orang-orang yang menandatangi surat itu juga menuduh pemerintah berusaha menggunakan polisi sebagai agen proksi dan kambing hitam.

"Tak ada waktu untuk menunda, besok perang saudara akan mengakhiri kekacauan dan kematian yang semakin meningkat ini - yang akan menjadi tanggung jawab Anda - dengan jumlah ribuan," bunyi surat itu.

BBC melaporkan, dirilisnya surat tersebut bisa saja menandakan masa-masa berbahaya.

Bahkan, dukungan yang digelorakan Marine Le Pen menandakan tema-tema itu akan terus bergema di tahun kampanye mendatang.

Tentara Perancis, baik personel aktif atau cadangan, sebenarnya dilarang mengungkapkan pendapat publik tentang agama dan politik.

Parly meminta mereka yang menandatangani surat itu supaya dihukum.

Dia mencontohkan kasus mantan jenderal Legiun Asing yang dipecat dari militer karena ikut serta dalam protes terhadap para migran di Calais.

Menteri Perindustrian Perancis Agnes Pannier-Runacher mengatakan kepada France Info bahwa dengan keras mengutuk para mantan jenderal yang menandatangani surat tersebut.

Dia menuding surat itu menghasut pemberontakan dan sengaja dirilis bertepatan 60 tahun percobaan kudeta militer di Aljir yang gagal.

https://www.kompas.com/global/read/2021/04/29/132326970/pensiunan-jenderal-perancis-peringatkan-perang-saudara-para-menteri-muak

Terkini Lainnya

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Global
[POPULER GLOBAL] Ratusan Ribu Ikan di Vietnam Mati Kekurangan Air | Hamas Minta Gencatan Senjata Permanen

[POPULER GLOBAL] Ratusan Ribu Ikan di Vietnam Mati Kekurangan Air | Hamas Minta Gencatan Senjata Permanen

Global
Polisi Tangkapi Para Demonstran Pro-Palestina di UCLA

Polisi Tangkapi Para Demonstran Pro-Palestina di UCLA

Global
Gelombang Panas Akibatkan Kematian Massal Ikan di Vietnam

Gelombang Panas Akibatkan Kematian Massal Ikan di Vietnam

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke