Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Janji Pilpres AS 2016 Apa Saja yang Sudah Ditepati Trump?

Terlepas dari penanganan pandemi virus corona yang dicap gagal dan banjir kritik, sebenarnya seberapa baik pencapaian Trump di periode pertama setelah menang pilpres AS 2016?

Berikut adalah rangkumannya yang dilansir dari pemberitaan AFP, Kamis (29/10/2020).

1. Tembok

Tembok sepanjang 595 kilometer dibangun di sepanjang perbatasan AS-Meksiko untuk mencegah masuknya imigran ilegal.

Badan Bea Cukai dan Perbatasan AS mengatakan, tembok itu adalah perbaikan dan penambahan dari struktur yang sudah ada sebelumnya, tidak benar-benar baru.

Trump berjanji mendeportasi 3 juta imigran tak berdokumen, tapi belum sampai setengahnya yang didepak dari "Negeri Paman Sam".

Meksiko juga tidak ikut patungan untuk membangun tembok itu, berbeda dengan yang diklaim Trump.

2. Kebijakan 'America First'

'America First' adalah slogan nasionalis Trump yang menggambarkan kebijakan diplomasi unilateral, proteksionisme, perang dagang, dan memaksa dunia untuk menghormati AS.

Salah satu efek dari kebijakan ini adalah perang dagang dengan China.

Di saat China berpegang pada perjanjian untuk membeli lebih banyak produk pertanian AS, tarif impor yang dibebankan ke China enam kali lebih tinggi daripada sebelum perang dagang dimulai pada 2018, ujar Peterson Institute for International Economics, dikutip dari AFP.

Defisit perdagangan AS hampir mencapai 577 miliar dollar tahun lalu, meningkat lebih dari 100 miliar dollar dari pemerintahan Barack Obama.

3. Mengakhiri "perang bodoh"

Saat berkampanye di pemilu Amerika 2016, Trump berjanji akan mengakhiri petualangan militer AS atau yang disebutnya "perang bodoh" (stupid wars).

Kebijakan ini bisa dibilang berhasil tapi juga tidak. Kritikus mengkhawatirkan Trump yang minim pengalaman dan temperamental akan melakukan kesalahan dalam konflik, tapi akhirnya tidak.

Meski awalnya saling menghina dengan Kim Jong Un, Trump berhasil melakukan langkah rekonsiliasi yang belum pernah terjadi sebelumnya, yaitu masuk Korea Utara untuk bertemu Kim.

Pembicaraan damai antara Taliban dengan pemerintah Afghanistan yang didukung AS juga sedang berlangsung, memperlebar peluang untuk penarikan semua pasukan AS setelah invasi hampir 20 tahun.

Ada juga serentetan perjanjian oleh negara-negara mayoritas Muslim seperti Uni Emirat Arab (UEA) dan Sudan yang menormalisasi hubungan dengan Israel, yang semakin mengisolasi Iran serta Palestina.

Sisi negatifnya, Korea Utara belum mundur dari program nuklirnya. Kekerasan masih terjadi di Afghanistan dan penarikan pasukan dari Irak belum akan terjadi dalam waktu dekat.

Sementara itu penarikan sebagian kecil pasukan AS di lokasi strategis Suriah justru bisa membuat Rusia semakin memperkuat pengaruhnya di sana.

4. Perekonomian terbesar dalam sejarah

Trump berjanji memakai insting bisnisnya di Gedung Putih dan berulang kali mengklaim bahwa dia telah membangun perekonomian terbesar sepanjang sejarah.

Pasar saham berkali-kali mengalami kenaikan, bahkan sebagian besar bangkit dari penurunan tajam setelah merebaknya pandemi virus corona.

Namun pertumbuhan tertinggi yang diukur dengan Produk Domestik Bruto (PDB) adalah 3 persen, setara dengan kinerja Obama dan tidak mendekati pemecahan rekor AS.

Di bawah pimpinan Trump, angka pengangguran mencapai level terendah dalam 50 tahun yakni 3,5 persen pada Desember 2019.

Akan tetapi sebulan kemudian muncul data bahwa pertumbuhan pekerjaan sebenarnya melambat dalam 3 tahun pertama Trump, kemudian lockdown virus corona menciptakan jutaan pengangguran.

Adapun janji Trump untuk membangkitkan sektor manufaktur, kemajuannya sama dengan yang dicapai Obama, setidaknya sampai pandemi melanda.

5. Hakim

Trump kerap berujar bahwa fungsi terpenting seorang presiden mungkin untuk menunjuk hakim federal. Posisi yang diemban seumur hidup itu akan membentuk politik dan masyarakat di setiap aspek.

Setiap presiden punya kesempatan untuk mengisi posisi hakim yang lowong, dan Partai Republik-nya Trump bekerja cepat. Menurut Pew Research, Trump telah menunjuk 24 persen dari semua hakim AS yang aktif saat ini.

Lebih rincinya, presiden ke-45 AS itu menunjuk 53 hakim di pengadilan banding (satu level di bawah Mahkamah Agung), dibandingkan 30 hakim yang ditunjuk Obama dalam periode sama.

Lalu yang terbaru adalah penunjukan Amy Coney Barret sebagai Hakim Agung AS, menggantikan Ruth Bader yang meninggal dunia.

https://www.kompas.com/global/read/2020/11/05/191034270/janji-pilpres-as-2016-apa-saja-yang-sudah-ditepati-trump

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke