Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kepemimpinan Trump Mengubah Gaya Kebijakan Luar Negeri Global

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Gaya Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menangani kebijakan luar negeri selama masa jabatan pertamanya telah menimbulkan dampak di seluruh dunia. Trump telah mengubah cara komunikasi diplomatik.

Sejak hari-hari awal pada kampanye 2016, Trump dengan tegas menggambarkan kebijakan luar negerinya yang akan lebih mengutamakan negaranya dengan slogan America First.

Kini, setelah hampir empat tahun menjadi presiden, slogan tersebut telah mewujud di berbagai peristiwa. Unilateralisme dan konfrontasi menandai kebijakan luar negeri Trump, ada banyak pula pergantian personel, kejutan-kejutan, dan sejumlah kebingungan lainnya.

Terlepas dari hasil pemilu AS pada 3 November mendatang, perubahan yang dibawa oleh Trump baik dalam substansi maupun penyampaian kebijakan, mendorong para politisi global lainnya untuk tidak ragu-ragu melakukan diplomasi sesuai gaya mereka sendiri.

Berikut beberapa perubahan besar di bawah pemerintahan Trump:

Hindari kerja sama multilateral

Sejak menjabat sebagai presiden, Trump telah merusak kerja sama internasional. Hanya tiga hari setelah menjabat, AS menyatakan diri keluar dari dari Trans-Pacific Partnership, yakni sebuah perjanjian perdagangan dengan negara-negara Asia.

Di bawah kepemimpinannya juga, AS banyak menarik diri dari kesepakatan dan badan kerja sama internasional, seperti Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan kesepakatan iklim Paris 2015.

Selain itu, tindakan formatif AS seringkali bersifat sepihak dan mengabaikan konsensus internasional, seperti keputusan yang secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan merelokasi Kedutaan Besar AS di sana.

Margaret MacMillan, profesor sejarah dari universitas Toronto dan Oxford yang juga merupakan sejarawan tamu di Council on Foreign Relations, mengatakan bahwa AS telah benar-benar merusak jaringan aliansi dan lembaga internasional yang berguna untuknya.

"Saya pikir hal itu telah membuat posisi Amerika Serikat di dunia menjadi jauh lebih lemah," kata MacMillan.

Survei dari lembaga riset nonpartisan yang berbasis di Washington DC, Pew Research Center, pada September 2020 juga menunjukkan bahwa tingkat persetujuan AS di antara banyak negara telah turun ke level paling rendah dalam beberapa dekade.

Putar balik kerja sama Trans-atlantik

“Sikap antagonisme Trump terhadap multilateralisme mewakili perbedaan filosofis antara Washington dan ibu kota negara-negara Eropa,” tulis lembaga riset asal AS, Carnegie Endowment for International Peace.

Lembaga tersebut merilis laporan penilaian yang dipublikasikan pada Februari 2020 tentang kerja sama Trans-atlantik, kemitraan Eropa-Amerika yang muncul sejak Perang Dunia II dan diwakili oleh nilai-nilai, tujuan, dan pendekatan global yang sama.

Namun keretakan Uni Eropa dan AS di bawah Trump lebih dari sekadar perpecahan ideologis. Ia secara aktif telah membongkar dan menjungkirbalikkan hubungan Trans-atlantik.

Trump juga berulang kali mempertanyakan kegunaan aliansi seperti NATO, mengumumkan penarikan pasukan AS dari Jerman, memberlakukan tarif perdagangan terhadap Uni Eropa dan mengancam pemberian sanksi atas pipa gas milik Rusia, Nord Stream 2.

Gaya diplomasi lewat Twitter

Mengenai cara komunikasi kebijakan luar negeri, Trump dan pemerintahannya juga kerap menyampaikan pesan yang beragam pada waktu yang berbeda dan melalui saluran komunikasi yang berbeda, termasuk melalui akun Twitter pribadi Trump, yang sering menampilkan retorika permusuhan.

Alexi Drew, peneliti media sosial dan eskalasi konflik di Pusat Studi Sains dan Keamanan King's College London, menunjuk pada hubungan AS-Iran sebagai contoh utama betapa gaya diplomasi Trump lewat Twitter telah membuat sulit, menimbulkan potensi bahaya, serta menimbulkan konfrontasi internasional.

“Sangat sulit, jika Anda menempatkan diri pada posisi (Menteri Luar Negeri Iran Javad Mohammed) Zarif dan rakyat Iran, untuk memastikan seeprti apa sebenarnya posisi AS saat Anda mengalami sejumlah kontradiksi dari Kementerian Luar Negeri dan berbagai akun Donald Trump,” ujara Drew menggarisbawahi akun-akun yang seringnya menyampaikan pesan yang tidak selaras.

Ditiru pemimpin otoriter negara lain

Konsekuensi lebih lanjut dari empat tahun masa kepresidenan Trump adalah bahwa para penguasa otokratis lainnya semakin berani di panggung global.

Salah satu contohnya adalah sikap Trump terhadap Arab Saudi setelah pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.

Di tengah semakin banyaknya bukti bahwa anggota tertinggi keluarga kerajaan Arab Saudi diduga terlibat dalam kematian jurnalis tersebut, Trump menyatakan dukungannya kepada pemerintah Arab Saudi.

"Di bawah Trump, mereka (para pemimpin otoriter) tidak akan mendapat tekanan balik dari Amerika Serikat saat ini,” kata MacMillan.

https://www.kompas.com/global/read/2020/10/31/214133670/kepemimpinan-trump-mengubah-gaya-kebijakan-luar-negeri-global

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Internasional
Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Global
Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Global
Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Internasional
Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Presiden Ukraina Pecat Kepala Pengawalnya atas Rencana Pembunuhan

Presiden Ukraina Pecat Kepala Pengawalnya atas Rencana Pembunuhan

Global
Blinken: AS Menentang Pengusiran Warga Palestina dari Rafah

Blinken: AS Menentang Pengusiran Warga Palestina dari Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] Biden Menyesal Kirim Senjata ke Israel | Rangkuman Perang Rusia-Ukraina

[POPULER GLOBAL] Biden Menyesal Kirim Senjata ke Israel | Rangkuman Perang Rusia-Ukraina

Global
Perang di Gaza, Hambat Pembangunan Manusia hingga 20 Tahun

Perang di Gaza, Hambat Pembangunan Manusia hingga 20 Tahun

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke