Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Satu Bulan Undur Pemilu, Krisis dan Perubahan Iklim Jadi Isu Utama Kampanye di Selandia Baru

WELLINGTON, KOMPAS.com - Satu bulan sejak pemilihan umum Selandia Baru diundur dan partai-partai besar negara itu menyelenggarakan kampanye, politisi tampak mengenakan jaket dan masker untuk mengunjungi pabrik-pabrik, tempat bisnis kecil dan sekolah-sekolah di penjuru negeri.

Ada hal yang menarik dari kampanye jelang pemilihan umum Selandia Baru. Menurut jajak pendapat yang dikeluarkan oleh The Guardian, isu yang paling besar digaungkan adalah perubahan dan krisis iklim. 

Beberapa suara juga menyebutkan isu ketidaksetaraan perekonomian, kemiskinan, lingkungan dan kurangnya keterjangkauan mendapatkan rumah sebagai isu-isu yang dianggap lebih mereka pedulikan dibanding Covid-19.

Dengan Selandia Baru secara resmi memasuki resesi minggu ini, hanya sedikit yang mengatakan mereka akan memberikan suara pada kebijakan ekonomi atau pekerjaan.

Bagi banyak orang, tahun 2020 tampaknya telah mengkristalisasi prioritas utama mereka.

Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern sebelumnya pada bulan lalu telah menunda pemilihan umum negara itu selama 1 bulan di tengah lonjakan kasus infeksi virus corona.

Pemungutan suara semula akan berlangsung pada 19 September, tetapi diubah menjadi 17 Oktober mendatang.

Melansir BBC, Ardern mengatakan bahwa pengubahan tanggal itu akan memungkinkan para partai "untuk mengondisikan kampanye turba yang akan dilakukan."

Pada awal pekan kedua bulan Agustus lalu, kota terbesar di negara itu kembali dikunci.

"Keputusan ini memberi semua partai waktu selama sembilan minggu ke depan untuk berkampanye dan Komisi Pemilihan punya cukup waktu untuk memastikan pemilu bisa berjalan," kata Ardern, seraya menambahkan bahwa dia "sama sekali tidak berniat" untuk membiarkan penundaan pemungutan suara lebih lanjut. 

https://www.kompas.com/global/read/2020/09/21/082428770/satu-bulan-undur-pemilu-krisis-dan-perubahan-iklim-jadi-isu-utama

Terkini Lainnya

Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Global
88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

Global
Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Global
Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Global
Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Global
Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Global
Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Global
Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke